Seungmin antar Minho pulang setelah kejadian tidak terduga setengah jam lalu, kemudian dia kembali ke kamar kosnya dengan wajah datar. Kesalnya bukan main karena kebiasaan Yeji yang suka muncul tiba-tiba.
"Kayaknya mulai sekarang aku nggak boleh biarin kamu main ke sini lagi," ujarnya dengan tangan terlipat depan dada.
Yeji yang duduk di kursi belajar Seungmin mengernyit dahi tidak setuju, "perasaan dulu juga boleh-boleh saja. Kenapa sejak punya pacar nggak boleh? Putuskan saja pacarmu."
"Kamu yang harusnya aku putusin jadi sepupuku," balas Seungmin. Tangannya dikibaskan ke samping tubuhnya, lalu dengan kasar mengambil bungkusan makanan di dapur mini. Mencampakkannya asal pada Yeji.
Seungmin rebahkan tubuhnya di kasur, sementara Yeji dengan santai membuka jajanan Minho yang ditinggalkan si pemilik.
"Tapi yang kali ini kayaknya serius, ya?" Corndog yang Yeji buka sudah dingin, tapi tidak mengubah fakta kalau rasanya enak.
"Iya, makanya mulutmu jangan macam-macam," Seungmin buka ponselnya dan membalas pesan temannya dengan cepat.
Ada tawa yang menyambut geli. Yeji teringat Seungmin marah-marah menelponnya minggu lalu. "Jadi, bagaimana ceritanya kalian baikan?"
Seungmin membalik posisi tengkurapnya. "Entah, tau-tau baikan," malas dia menjelaskan. Masih malu perkara salah sangka pada kakak Minho.
Yeji mengangguk kecil, "aku lihat-lihat juga anaknya nggak mudah sakit hati."
"Kata siapa? Waktu kamu pulang itu dia langsung minta putusin."
Itu berarti Minho memasukkan hati omongan Yeji. Kalau tidak mana mungkin dia minta diputuskan.
"Tapi akhirnya baikan, kan? Dan aku lihat tadi kalian juga mulai berani pegang sana-sini," Yeji masukkan sepotong penuh corndog terakhir dalam mulut. "Dia santai aku lihat nyentuh kamu."
"Sial, kamu lihat sejauh mana?" Seungmin langsung bangkit dari tidurannya. Wajahnya nampak terkejut bukan main.
Dengan isyarat tangan Yeji mengucap, "sedikit," sejumput jarinya ditekuk sambil tersenyum penuh goda. "Aku lihat sampai dia hampir buka resleting celanamu."
Bantal di pangkuan melayang ke arah Yeji. Buat gadis itu nyaris terjengkang ke belakang.
"Bocah setan," makian itu tidak bisa ditahan oleh si gadis. Dan Seungmin harus terima saat mendapat lemparan bantal yang sama.
***
Minho menarik gas motornya pelan, lalu dilepaskan, dan dia ambil tasnya di atas meja teras. Sepertinya sudah cukup sesi memanaskan motor.
"Sudah mau pergi?"
Kakinya yang hampir naik ke motor terhenti. Dia dapati kakaknya berdiri di depan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUBBLE GUM | 2MIN
FanfictionBanyak yang iri pada Minho. Iri karena seorang Minho yang biasa-biasa saja bisa pacaran dengan Seungmin, yang kata orang mirip pangeran negeri dongeng. Ganteng, baik hati, pintar, kaya, dan ganteng lagi, pokoknya ganteng terus. Dalam hati Minho men...