Haechan perhatikan wajah datar Seungmin yang duduk terdiam di kursi ujung kelas. Dia letakkan tasnya di kursi sebelah pemuda itu, lalu duduk sambil menghadap ke yang tengah melamun.
"Ngapain?"
Seungmin menoleh ke sumber suara. Wajahnya melengos sambil mendengus. Respon itu buat Haechan mengernyit tidak senang.
"Kenapa sih?" Tanyanya lagi. Mereka masih punya banyak waktu untuk ribut kalau Seungmin mau. Dia sudah tanya baik-baik, tapi responnya malah tidak bagus.
"Kayaknya aku kena karma," gumam Seungmin sambil keluarkan ipad dari tasnya. Dia buka catatan-catatannya, lalu ditutup lagi sambil buang napas berat.
"Karma apa?"
Pemuda berambut hitam kelam memajukan tubuhnya agar tidak bersandar ke kursi, lalu jawab pertanyaan temannya itu. "Dulu kalau pacaran aku suka manfaatin pacarku buat enaknya saja, sekarang gantian aku yang dibegitukan."
Haechan nampak terkejut. Dia tidak percaya. "Masa iya Minho begitu?"
"Nggak dimanfaatin sih, istilahnya agak beda. Pokoknya begitulah."
Mungkin ini yang dirasakan mantan-mantannya saat Seungmin ingin main dengan mereka. Tanpa pikir waktu pasti ada modus yang dia lakukan untuk dapatkan hal itu. Padahal kalau diajak ngobrol atau jalan saja dia susah, tapi maunya dituruti apapun yang dia inginkan. Dan lihat Minho sekarang, hampir semua dia yang pegang kendali, seakan-akan Seungmin budaknya.
"Bucin," cibir Haechan sambil keluarkan bukunya.
Budak cinta.
Benar, Seungmin memang budak yang sesungguhnya. Matanya dipejam erat, lalu dia sembunyikan wajahnya dilipatan tangan.
"Prof Jinyoung datang."
Seungmin langsung bangkit lagi dari posisinya dan ikuti Haechan buka bukunya. Padahal dia masih mau galau, tapi ada saja halangannya.
***
"Programku nggak jalan," Minho majukan sedikit bibirnya sambil otak-atik laptopnya.
Hyunjin mendekat dan lihat layar laptop Minho. Ikut memerhatikan apa yang salah
"Kodenya ada yang salah mungkin," beritahu Hyunjin.Jisung di sebelah keduanya ikut bergabung, memerhatikan hal yang sama seperti Hyunjin dengan mata yang awas. "Itu tuh, yang itu kurang titik dua."
"Oh iya!" Minho tertawa dan langsung memperbaiki yang Jisung tunjuk. Sahabatnya memutar mata malas, lalu lanjut ngobrol dengan Felix.
"Kalau nggak teliti satu tanda pun bisa buat gagal," gerutu Minho. Dia sandarkan punggungnya ke sandaran sofa, merasa kram karena terlalu fokus mengerjakan tugas.
Keempatnya duduk melingkar di ruang tunggu jurusan. Kelas mereka sudah selesai sejak setengah jam yang lalu. Niatnya mau makan, tapi masih terlalu awal, jadilah mereka duduk di sini sekalian mengerjakan tugas.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUBBLE GUM | 2MIN
FanfictionBanyak yang iri pada Minho. Iri karena seorang Minho yang biasa-biasa saja bisa pacaran dengan Seungmin, yang kata orang mirip pangeran negeri dongeng. Ganteng, baik hati, pintar, kaya, dan ganteng lagi, pokoknya ganteng terus. Dalam hati Minho men...