02.Hukuman

1.2K 79 1
                                    

   Happy reading🤍🤍


Jian dan jaya sudah berada di ruang BK bersama mama jaya dan Mahesa.

"KAMU APAKAN ANAK SAYA? SAMPAI BABAK BELUR KAYA GINI?!". Ucap mama jaya dengan nada marah.

"Jaya dulu yang mulai memukul saya". Jelas Jian.

"Engga ma, Jian dulu yang mulai mukul aku". Elak jaya.

"Kalo ga percaya, tanya sama teman sekelas yang tadi ada waktu saya sama jaya bertengkar".

"Halah, alesan! Ngomong aja kalo kamu ga mau di skors, ya kan?". Lagi lagi mama jaya tidak percaya apa kata Jian.

"Udah Bu, nanti biar adil saya kasih skors keduanya". Sela ibu guru BK.

"Apaan sih Bu, dia dulu yang mulai mukul anak saya, kenapa ikut di kasih skors juga". Mama jaya yang tidak terima kalau jaya ikut diberi skors.

"Biar adil Bu". Ucap ibu guru BK yang membuat mama jaya keluar dari ruang BK.

"Mama". Jaya pun ikut keluar mengikuti mamanya.

"Jangan diulangi lagi ya Jian".

"Iya Bu".

"Jangan harap saya kasih kamu makan hari ini sampai besok". Mahesa langsung melenggang pergi.

"Bang?". Jian Ingin marah kepada dirinya, kenapa dia harus kebawa amarah tadi.

*Kring...kring
Bel pertanda kegiatan belajar mengajar telah selesai.

"Okey anak-anak materi kali ini sampai disini saja besok kita lanjutkan, Jangan lupa mengulang pelajaran kembali dirumah, kalian boleh pulang hati hati dijalan". Penutupan dari guru mata pelajaran sejarah.

"Terima kasih Bu". Ucap seluruh siswa.

"Sama sama".

Jian berjalan menuju ke gerbang sekolah, dari kejauhan ia melihat Raden yang sedang memainkan hp didekat mobil yang ia bawa.

"BANG RADEN". Suara yang Jian tau betul itu suara siapa.

"CAKRA". Raden melambaikan tangannya kearah Cakra.

Jian yang malas bertemu dengan mereka langsung pergi ke arah halte untuk menunggu angkot tujuan ke arah rumahnya.

Sesampainya di rumah, Jian berpapasan dengan Jovan yang sedang membawa secangkir kopi ditangannya.

"Lo bikin ulah lagi?". Tanya jovan ke Jian.

Jian yang sudah cape tidak menjawab pertanyaan dari jovan dan langsung pergi ke kamarnya.

"WOY! PANTES MASUK BK, KELAKUAN LO AJA KAYA GINI". Jovan pun tidak terima atas perilaku Jian terhadapnya.

"Ada apa sih?". Naufal yang habis dari kamar mandi, tidak tau apa yang terjadi kenapa Jovan teriak, ia pun bertanya kepada Jovan.

"Ga, cuma tadi habis ketemu orang gila". Jawab Jovan sambil berjalan menuju sofa ruang tamu.

"Aneh lu". Heran Naufal.

Malam hari pun tiba, terdengar suara berisik dari perut Jian Karena dari tadi pagi menahan lapar, Jian pun memutuskan untuk belajar pelajaran yang tadi dibahas di sekolah.

"Akhh sial". Umpat Jian.

Jian pun merogoh laci belajarnya, dan berhasil menemukan yang ia cari.

"Untung masih ada ni obat". Tanpa pikir panjang Jian langsung meminum 5 tablet obat tidur, pikirnya dengan dia tidur tidak akan merasakan lapar lagi.

Ditunggu punya tunggu beberapa jam kemudian Jian yang kesal, kenapa obat itu  tidak bisa berfungsi, padahal ia sudah meminum obat yang lumayan banyak. Jian mengambil 3 obat tidur lagi, dan langsung meminumnya tanpa air.

"Ayolah, tidur tidur". Ucapnya sambil memukul kepalanya.

Pukul 02.39 pagi Jian pun tidak kunjung tidur, Jian memutuskan untuk turun kebawah untuk mencari makan dengan diam diam takut ketahuan oleh sang kakak, waktu Jian sampai di ujung tangga.

"Lo ngapain?". Ucap seseorang yang membuat Jian kaget.

"B-bang Haidan, kok Abang belum tidur?".

"Gue dari dapur, tidur sana Lo kan masih dalam masa hukuman sampe besok, jangan sampai gue kasih tau ke bang Mahes, kalo lo mau ngambil makan". Ancam Haidan.


"I-iya bang". Jian takut kalau nanti ditambah lagi hukumannya, tanpa pikir panjang Jian langsung kembali ke kamarnya.

Tanpa Jian sadari dari tadi ada Naufal yang memperhatikan Jian dari dapur.

"Bocah aneh, ngomong kok sama angin, mungkin ga ada temen kali jadi ngomong sendiri". Naufal terheran heran dengan perilaku Jian.




Hayooo lohhh jadi Jian ngomong sama siapa?? masa hantu 👻👻

Jangan bosen sama cerita ini yaa

Jian juga Ingin di sayang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang