5 hari kemudian
Jian memandang langit malam dengan berbagai hiasan diatas sana, mata Jian menangkap sebuah bintang jatuh, seketika Jian memejamkan matanya untuk berdoa sejenak.
"Ya Tuhan saya mohon berikan kebahagiaan untuk saya sebelum hidup saya telah selesai".
"Dek". Panggil Naufal.
Jian yang tadinya memejamkan matanya kini membuka kembali matanya, Jian menoleh ke arah Naufal.
"Ayo masuk dek, disini dingin". Menyuruh Jian untuk masuk.
"Bentar bang, disini bikin Jian tenang". Tutur Jian.
Naufal yang mendengar ucapan Jian barusan seketika langsung menghampiri Jian, dan duduk disebelahnya.
Naufal kebetulan memakai jaket cukup tebal, Naufal yang melihat Jian menggunakan baju khusus pasien yang berwarna biru muda, langsung memakaikan jaket miliknya ke Jian.
"Ga usah bang, Jian suka hawa dingin". Tolak Jian.
"Nanti kamu sakit lagi dek". Ucap Jian dan kembali memakaikan jaket miliknya.
"Jian udah sakit bang". Jian menepis tangan Naufal yang sedang memakaikan jaket milik Naufal.
"Masuk yuk dek, waktunya kamu istirahat". Ajak Naufal.
"Abang duluan aja, nanti Jian bisa sendiri ke dalamnya". Jian terus memandang ke atas melihat langit yang indah.
"Abang disini jagain adek".
Hening.
Ditengah suasana malam ini, suara dering handphone Naufal memecah keheningan.
"Halo jov?"
"Lo mending ke sini dulu fal, Cakra koma"
"J-jov, kemarin Jian sekarang Cakra?"
"Udah tenang dulu, gue kesana, Lo suruh paji buat jaga Jian dulu"
"I-iya"
Panggilan telah berakhir.
"D-dek". Ucap Naufal yang sudah menangis.
Jian yang melihat Naufal sudah banjir air mata langsung terheran.
"Kenapa bang?". Dengan nada bertanya tanya.
"C-cakra koma dek". Jawab Naufal.
Jian yang mendengar perkataan Naufal barusan langsung membulatkan matanya tidak percaya.
"Abang harus kesana dek, nanti biar bang paji Abang suruh kesini". Tutur naufal.
"G-ga usah bang, Jian bisa sendiri disini kan juga ada dokter, nanti takut nyusahin bang paji kalo disuruh kesini". Tolak Jian.
"Tapi dek-". Sebelum melanjutkan ucapannya Jian sudah memotong ucapan Naufal terlebih dahulu.
"Bang, fokus ke bang cakra dulu".
"Tapi janji sama Abang kalo ada apa apa kabarin, nanti diminum obatnya, jangan tidur terlalu larut, Abang kemungkinan beberapa hari ga kesini dek, jadi jaga diri adek baik baik". Ucap Naufal sambil mengusap pucuk rambut kepala Jian.
Jian hanya mengangguk tanpa menjawab dengan sepatah kata apa pun.
Selang beberapa menit, terlihat Jovan yang sedang berjalan menuju kearah Jian dan Naufal.
"Fal, lo udah telfon paji?". Tanya Jovan sesampainya di hadapan Jian dan Naufal.
Bukan Naufal yang menjawab melainkan Jian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jian juga Ingin di sayang
RandomSeseorang yang dibenci atas kesalahan yang bukan ia perbuat