07. Rintangan

1.2K 77 10
                                    

Happy reading 💟

(⁠✿⁠^⁠‿⁠^⁠)◉⁠‿⁠◉(⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠)(⁠ ⁠˘⁠ ⁠³⁠˘⁠)⁠♥(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠❤♡⁠(⁠>⁠ ⁠ਊ⁠ ⁠<⁠)⁠♡♡⁠˖⁠꒰⁠ᵕ⁠༚⁠ᵕ⁠⑅⁠꒱

"Jian kamu yang akan mewakili sekolah kita untuk lomba matematika tingkat Kabupaten". Kata pak Doni.

"Ouhh iya pak". Jian setuju untuk mengikuti lomba matematika.

"Informasi selebihnya nanti lewat WhatsApp saja".

"Baik pak".

"Kalo gitu jangan lupa belajar ya Jian".

"Siap pak".

"Ya sudah Jian, kamu bisa melanjutkan istirahat kamu".

"Kalo gitu saya pamit pergi dulu ya pak". Ucap Jian.

"Iya silahkan". Pak Doni mempersilahkan Juan untuk keluar dari kantor guru.

Sehabis keluar dari ruang guru Jian berjalan menuju ke kamar mandi karena di dalam tadi Jian menahan rasa sakit diperutnya dan mual yang terus bertarung di kerongkongan Jian seakan akan mereka ingin keluar.

Jian memuntahkan segala isi yang ada diperutnya, sakit rasanya sakit sekali, Jian ingin menyerah tapi dia akan tetap bertahan untuk selalu kuat.

"Tolong bertahan lebih lama". Ucap Jian untuk dirinya sendiri.

-------💟

Jian sudah sampai dipekarangan rumah tempat ia besar, Jian bersemangat karena ingin memberi tau kepada Abang abangnya tentang lomba matematika. Entah kebetulan atau apa mereka sedang berkumpul di ruang tamu kecuali Cakra dan Haidan.

"B-bang". Tidak ada yang menoleh atau menjawabnya.

"J-jian bakal l-lomba m-atematika tingkat Kabupaten". Lagi lagi tidak ada yang mengubris Jian, sakit? Tentu itu yang sedang dirasakan oleh Jian.

Jian memutuskan untuk pergi kekamar, untuk menenangkan dirinya, Jian memang sudah terbiasa tapi entah kenapa rasanya sakit.

"Rasanya sakit bang, kenapa dunia ini jahat sama Jian? Sesalah itu sampai Jian dihukum seberat ini?". Jian duduk dibelakang pintu kamarnya dan menangis.

Terdengar suara giduh dibawah, sepertinya Cakra sudah pulang bersama Haidan.

"BANG, CAKRA IKUT LOMBA BASKET UNTUK MEWAKILI SEKOLAH". Teriak Cakra kesenangan.

"ADEK ABANG HEBAT". Puji Mahesa.

"ABANG BANGGA SAMA DEK CAKRA". Puji Raden sambil memeluk Cakra.

"Kapan dek?". Tanya Naufal.

"Besok Sabtu bang". Jawab Cakra.

"Pas tuh hari libur, kita berangkat bareng bareng aja". Ucap Jovan.

"Setuju". Ucap kompak semuanya.

Jian yang mendengarnya langsung menangis sejadi jadinya. Jian iri.

✿✿✧✿✿✧✿✿

02.57 Jian yang masih belajar untuk mempersiapkan lombanya agar dia menang, Jian terus mempelajari kisi kisi yang diberikan oleh pak Doni lewat chat.

Jian sebenarnya merasa ngantuk tapi dia tahan tahankan, karena kisi² yang dia pelajari baru setengah. Jian merasa aneh kenapa di dalam hidungnya terasa seperti ada yang mengalir padahal dia tidak sedang flu, benar saja waktu Jian sedang fokus, tiba tiba dari dalam hidupnya keluar cairan berwarna merah menetes mengenai buku Jian.

Jian juga Ingin di sayang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang