Happy reading 💌-----------------------------------------------------------------
꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡♡(> ਊ <)♡(♡ω♡ ) ~♪꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡(◍•ᴗ•◍)❤•Sambil dengerin lagu resah jadi luka
☞☞☞☞☞☞☞☞
Jian yang tidak bisa tidur dari tadi malam pun cuma bisa melamun semalaman di kursi teras. Pintu tiba tiba terbuka dari dalam.
"Udara yang segar dipagi hari Selasa ini". Ucap Naufal sambil meregangkan otot tubuhnya. Dia tidak sadar bahwa ada Jian sedang duduk disana.
"B-ba-ng". Rintih Jian yang merasa tubuhnya sedang sakit hebat.
"ANJING, LO NGAPAIN DISINI?". Kaget Naufal.
"A-aku m-m-asuk d-dulu". Dengan muka yang pucat Jian berusah untuk berjalan menuju kamarnya.
Dengan tergopoh-gopoh Jian berusaha naik tangga menuju lantai 2, sesampainya di lantai 2 Jian bertemu dengan Jovan yang ingin turun kebawah.
"Wkwkwk, Lo tadi malam tidur di luar ya, kasihan". Ejek Jovan.
Jian pun tidak menjawab Jovan, dan langsung membuka kamarnya.
Jian langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur, tubuh Jian serasa seperti dihantam oleh benda yang besar berkali kali. Ketika Jian ingin memejamkan matanya, Mahesa tiba tiba masuk.
"Bangun". Perintah Mahesa.
Jian langsung berdiri walaupun tubuhnya memaksa dia tetap tidur.
PLAK!
"MAU JADI ANAK BERANDALAN KAMU JIAN ARGANTARA DAMIAN? MAU JADI NAKAL? MAU JADI ANAK YANG SUKA GODAIN CEWE? MAU JADI APA KAMU INI!?". Mahesa seperti monster ketika sudah marah.
"B-bang, k-kemarin a-a-ku ker-kom". Jian memberi alasan yang langsung membuat Mahesa semakin marah.
"KAMU MAU BOHONG?! SAYA TIDAK BODOH JIAN, SAYA SUDAH MENGHUBUNGI TEMAN SEKELAS KAMU, DAN JAWABAN MEREKA SAMA, MEREKA SEDANG TIDAK SAMA KAMU!!".
Mahesa langsung mencengkram erat tangan Jian dan langsung menarik Jian ke kamar mandi, tanpa pikir panjang Mahesa langsung menyalakan shower yang membuat tubuh Jian basah, dan kedinginan.
"B-b-ba-ng d-di-ngin". Tubuh Jian sudah bergemetar hebat, tetapi Mahesa tidak peduli.
"Itu hukuman buat kamu, jangan harap saya kasihan sama kamu!". Mahesa langsung keluar dari kamar mandi dan meninggalkan Jian.
"Sakit".
"Gue sebenernya sayang sama Lo ji, tapi ego gue menang, tetap bertahan ya dek".
{💌}
Selesai mandi Jian langsung keluar dari kamar mandi, didepan kamar mandi Jian jatuh karena kaki dia tidak sanggup lagi untuk berdiri.
"Bunda Jian ga sanggup lagi buat nahan rasa sakit ini". Sambil terduduk Jian menangis sesenggukan.
Jian berusaha untuk berdiri dan langsung bersiap siap untuk sekolah. Jian mengambil 4 butir obat Paracetamol dan langsung ditelan tanpa air.
Jian menuruni anak tangga dengan sangat hati hati, ketika melewati dapur Jian langsung melenggang pergi untuk berangkat ke sekolah.
"Ga sopan". Ucap Haidan dengan melirik tajam ke arah Jian.
Jian melewati gang untuk menuju ke jalan raya, tapi dijalan ia bertemu dengan sahabatnya dari kecil yaitu Kiki.
"Woyy! Ji". Teriak Kiki dan berlari ke arah Jian.
"Kenapa?". Balas singkat Jian, dengan nada lemas.
"Ji- eh lo sakit? Pucet banget tu muka, kalo sakit jangan dipaksa masuk". Ucap Kiki sembari menyentuh kening Jian, dan hasilnya kening Jian panas banget.
"Engga, gue cuma pusing sedikit". Elag Jian.
"Boong". Kiki sebenarnya ga percaya sama Jian.
"Bener, gue mau duluan takut telat masuk". Jian langsung melanjutkan jalannya menuju jalan raya.
"Aneh tu orang, moga baik baik aja deh Lo ji". Kiki pun juga langsung pergi menuju ke sekolahnya.
Walaupun Jian dan Kiki beda sekolah persahabatan mereka tidak pernah asing.
Jian sudah sampai di SMA Negeri 2 Adiwiyata. Dia berjalan menuju ke kelasnya, saat melewati koridor sekolah dia bertemu jaya dan teman temannya yang sedang asik ngobrol.
"Widihhh ada yang baru berangkat nih". Ucap Jaya dan langsung menghadang Jian.
"Gue mau lewat, minggir". Ucap Jian malas.
"Mama aku atutt". Ejek jaya, yang langsung membuat yang lain jaya tertawa lepas.
"Mau jadi jagoan?". Tanya jaya sambil menarik kerah baju Jian.
"Gue lagi ga mau berurusan sama Lo, lepasin gue". Pinta Jian.
"Kalo gue ga mau?". Dengan memasang muka mengejek.
Dalam hati Jian sudah pasrah dengan semuanya, jika terjadi terjadilah.
Dalam hitungan detik jaya langsung memukul perut Jian, yang membuat Jian langsung memegang perutnya.
BUKH!
BUKH!
BUKH!
"Gaiss berhenti dulu, kasih dia nafas". Perintah jaya kepada gerombolannya.
Jaya menjongkok untuk menyamakan tingginya agar setara dengan Jian.
"Makanya jangan ngelawan gue, kali ini gue kasih masih ampunin lo, jadi terimakasih sama gue". Bisik jaya ketelinga Jian.
"Yok, kita cabut". Jaya dan teman temannya langsung meninggalkan jian yang masih terduduk lemas.
Jian merasakan perutnya yang sangat sakit. Ketika Jian ingin berdiri ia merasa mual dan langsung berlari untuk bergegas ke kamar mandi, untungnya kamar mandi dekat dari koridor sekolah.
Jian memuntahkan obat yang ia minum tadi pagi, Jian pun terduduk lemas dekat wastafel.
"B-un-da". Rintih Jian.
------------------------------------------------------💌
HAI HALO semuanya, maaf malem update nya.. terlalu sibuk sekolah hehehehhh...Maaf kalo ada kata kata yang agak kurang enak, maklum saya juga manusia
Anggap aja koridor sekolahnya lagi sepi wkwkwkk
KAMU SEDANG MEMBACA
Jian juga Ingin di sayang
RandomSeseorang yang dibenci atas kesalahan yang bukan ia perbuat