14. Koma

1.5K 122 13
                                    

Naufal terbangun dari pingsan, kata yang keluar dari mulut naufal adalah Jian.

"JIAN". Teriak Naufal.

"Maafin Abang dek, abang salah, bunda maafin Abang!!". Sesal Naufal.

Suster yang mendengar teriakkan, bergegas menghampiri arah sumber suara.

"Astaga, kamu istirahat dulu aja". Sembari mencoba menidurkan tubuh Naufal.

"GA, SAYA MAU KETEMU ADEK SAYA!".

Naufal menepis tangan suster.

"Nanti aja ya, kalo kamu udah agak mendingan". Suster melihat wajah naufal yang pucat.

"Saya ga mau, saya maunya sekarang yang ketemu adek saya!!". Naufal masih bersi keras.

Disisi lain suster kasihan sama Naufal yang sudah banjir air mata dan mata bengkak.

"Ya sudah saya antar kamu". Final suster.

Suster membantu Naufal berjalan, karena Naufal berjalannya sempoyongan.

Sesampainya Naufal dan suster di depan ruang UGD.

Naufal melihat Jian yang terkulai lemas di atas ranjang dengan beberapa alat yang menancap di tubuh Jian.

Naufal hanya bisa melihat dari balik kaca, tangisan Naufal semakin menjadi. Naufal teringat perkataannya di pagi tadi.

"Gue bodoh banget, bodoh bodoh". Ucapnya sambil memeluk kepalanya.

Suster yang melihat Naufal memukul kepalanya sendiri, langsung menghentikan tangan Naufal untuk memukul kepalanya kembali lagi.

"Kita doain adek kamu aja, semua akan baik baik aja". Kalimat penenang dari suster.

"S-saya ga-gal jadi ka-kak yang baik buat adek saya sus". Sambil terus menatap lekat ke arah Jian berbaring di dalam ruangan gelap dengan pencahayaan minim.

"Udah udah kamu mending istirahat aja dulu". Dengan sedikit menarik lengan Naufal.

"Sus, saya bisa disini aja? Mau nemenin adek saya". Tolak naufal.

"Kamu harus istirahat". Suster terus mengajak Naufal untuk beristirahat.

"Saya mohon sus". Naufal memohon, agar diperbolehkan untuk menunggu Jian di depan ruang UGD.

"Tapi nanti kalo udah ga kuat atau mau istirahat ke ruangan tadi aja". Akhirnya suster mengizinkan Naufal tetap di sini.

"Makasih sus". Ucapnya.

"Iya".

Suster pergi meninggalkan Naufal. Naufal terus berdiri memandang Jian.

"Dek kalo Abang tadi ga ngomong kaya gitu ke kamu pasti abang lagi ngomongin alam semesta sama kamu".

_____

Disisi lain, Mahesa, Raden, Jovan, dan Haidan sedang menunggu Cakra yang terlelap tidur. Mahesa sedari tadi terus menghubungi nomer Naufal, tapi tidak diangkat oleh naufal.

"Jovan, tapi pas kamu ke kampus liat Naufal apa engga?". Tanyanya kepada Jovan.

"Tadi aku ketemu dia lagi sama temen temennya bang waktu di parkiran". Jawab Jovan.

"Coba telfon temen temennya". Mahesa menyuruh Jovan menelfon temen Naufal, siapa tau lagi sama mereka.

"Iya bang bentar aku cari nomernya".

Selang beberapa menit, Jovan menemukan nomer paji. Tanpa menunggu waktu lama, Jovan langsung menghubungi paji.

Panggilan terhubung.

Jian juga Ingin di sayang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang