Happy reading 💐
♡(ӦvӦ。)♡(> ਊ <)♡(〃゚3゚〃)(~ ̄³ ̄)~ෆ╹ .̮ ╹ෆ_____
02.49
Naufal terbangun dari tidurnya karena merasa tenggorokannya kering. Naufal memutuskan untuk turun kebawah, untuk mengambil air.
Ketika melewati kamar Jian, Naufal mendengar suara isakan tangis.
"Ehh, tangisan?". Bingung Naufal, sembari memastikan lagi apa mungkin tadi salah dengar.
"Iya, ini suara tangisan". Ucap sambil memperhatikan sekeliling.
Ketika Naufal melihat sekeliling, Naufal tertuju ke salah satu kamar yaitu kamar Jian.
"Jian nangis?". Tanya pada dirinya.
"Biarin, paling cuma masalah sepele". Ucap Naufal dan melanjutkan turun kebawah.
Sesampainya Naufal dikamarnya, dia memutuskan untuk kembali melanjutkan tidurnya.
____
"Bunda?". Naufal ga salah liat kan.
"Naufal, kenapa kamu benci adek kamu?". Tanya bunda kepada Naufal.
"A-adek Naufal yang mana Bun?". Bukannya menjawab, Naufal malah melayangkan pertanyaan kepada bunda.
"Jian Naufal Jian, apa kamu benci karena bunda pergi karena melahirkan Jian? Itu bukan salah jian naufal, Jian juga ga mau ini terjadi, Jian juga ga tau kalo dengan kelahirannya bikin bunda pergi, tolong kasih Jian, kasih sayang ya nak, bunda mohon.. Jian sebenarnya udah pengen nyerah tapi dia ingat kalo punya abang yang harus dia jaga, jangan benci jian lagi ya sayang, semua itu udah takdir Naufal". Ucap bunda yang membuat Naufal menangis sesenggukan.
"Bunda maafin naufal, Naufal janji bakal sayang sama Jian, bunda jangan marah sama Naufal lagi ya bund". Sambil memeluk erat tubuh bunda.
"Iya Naufal, tolong ingat perkataan bunda ini". Setelah mengatakan kalimat ini bunda yang sedang dipeluk oleh naufal hilang seketika.
"BUNDAAA". Teriak Naufal.
____
"Woyy fal bangun, Lo kenapa nangis sambil manggil bunda?" Ucap Raden sambil menggoyangkan tubuh Naufal.
"BUNDA". Naufal terbangun dari tidurnya dalam keadaan sudah bercucuran air mata.
"Naufal". Ucap Raden.
"B-bang, ak-u ketemu b-un-da di m-mim-pi". Dengan masih sesenggukan Naufal mencoba menjelaskan.
"P-paling kamu terlalu mikirin bunda jadi kebawa mimpi, udah udah mendingan kamu mandi sekarang kan kamu sekolah pagi kan, itu Jovan udah siap". Setelah mengatakan kalimat ini, Raden langsung keluar dari kamar dan meninggalkan Naufal yang masih termenung.
"J-jian m-aafin Abang". Sesal Naufal.
Dimeja makan sudah ada Haidan yang sedang mengambilkan makanan untuk Cakra, Jovan yang sedang makan dan Raden yang baru turun dari tangga.
"Bang raden, bang Mahesa kemana?". Tanya Cakra.
"Bang Mahes, ke kantor ada meeting dadakan dek". Jawab Raden yang direspon oleh anggukan cakra.
Dikamar, Jian merasakan nyeri dibagian perutnya, Jian pun mengambil obat pereda nyeri yang sudah di anjurkan oleh dokter.
"Jian". Suara panggilan yang lembut, sontak membuat Jian yang sedang meminum obat langsung tersedak.
"I-iya, s-iapa?". Tanya Jian kepada orang yang memanggilnya tadi.
"Ini bang Naufal". Jawab Naufal, dan Jian langsung membuka pintu kamarnya.
"K-kenapa bang?". Tanya kembali jian.
"Nanti kalo mau berangkat sekolah makan dulu". Ucap Naufal yang membuat Jian terkejut.
"I-iya b-ang". Ucap Jian yang sedikit ragu.
Halo haloo😚, gimana kabar kalian hari ini?? Semoga baik ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Jian juga Ingin di sayang
De TodoSeseorang yang dibenci atas kesalahan yang bukan ia perbuat