19. pendonor untuk Cakra 🍂

1.6K 155 41
                                    

Kini sudah menunjukkan pukul 22.56, dokter masih menunggu Jian siuman dari pingsannya, hingga dokter tertidur di samping Jian.

Jian sudah siuman. Ia sedikit kaget melihat dokter yang sudah tertidur di samping nya.

Jian hanya bisa membangunkan dokter dengan tangannya. Tidak butuh waktu lama untuk Jian membangunkan dokter.

"Jian.. yang sakit di sebelah mana?". Kalimat pertama setelah dokter terbangun.

Jian hanya menggeleng kecil.

"Kamu istirahat saja, dokter disini jagain kamu".

Setelah mendengar perkataan dokter, Jian kembali memejamkan matanya. Dokter juga kembali melanjutkan tidurnya.

Pukul 07.45

Jian terbangun dari tidurnya, badan Jian terasa pegal karena kemarin seharian ia terbaring di atas ranjangnya. Jian sudah tidak melihat keberadaan dokter. Mungkin sudah kembali bekerja.

"Permisi..."

"M-masuk". Ucap Jian mempersilahkan.

Suster pun langsung masuk ke kamar rawat Jian.

"Selamat pagi Jian". Sapa suster itu.

Jian menganggukkan kepala kecil dan tersenyum tipis ke suster.

"Jian ini sarapan paginya ya, dokter bilang ke suster jangan lupa diminum obatnya, sebisa mungkin makanya dihabisin, kan dari kemarin belum makan ya Jian, hari ini dokter Bayu ga bisa ngurusin Jian dulu, tapi masih ada suster disini..".

"I-iya sus".

"Makannya mau di suapin sama suster atau makan sendiri?". Tanyanya.

"Aku bisa sendiri kok sus, makasih". Jawab Jian.

" Ya sudah kalo gitu, suster pergi dulu ya, kalo ada apa apa tinggal tekan tombol itu". Sambil menunjuk ke arah samping ranjang Jian sebelah kiri atas".

"Iya sus".

Suster keluar dari kamar rawat Jian. Kini Jian mulai memakan bubur yang dibawa oleh suster dan ada beberapa buah buahan yang juga di bawa suster tadi.

"Gue kepikiran bang Cakra terus, apa gue ke rumah sakit tempat bang Cakra dirawat?".

Jian mempunyai niat untuk pergi RS tempat dimana cakra dirawat.

"Gue bakal kesana". Keputusan Jian sudah bulat.

Jian menyelesaikan makannya.

Pukul 09.00 Jian sudah bersiap untuk pergi dari rumah sakit ini dan akan pergi ke rumah sakit tujuannya, tanpa seizin dokter atau suster.

Jian melepaskan infus yang tertancap ditangannya, walaupun rasanya sedikit ngilu, Jian mengganti pakaiannya yang sebelumnya pakaian khusus untuk pasien yang berwarna biru muda berganti dengan baju milik nya.

Dengan hati hati Jian keluar dari kamar rawatnya takutnya ada suster yang tadi.

Ketika Jian sedang mengendap-endap dan berjalan dengan menundukkan kepalanya, tanpa sengaja Jian bertabrakan dengan seseorang.

Bruk..

"Aduh". Rintih Jian yang sudah terjatuh kelantai.

"Ehhh maaf.. loh JIAN??".

Tenyata pemuda yang tertabrak oleh Jian mengenalnya.

"Paji?".

"Iya ini gue, lo udah sembuh?". Tanyanya sambil membantunya berdiri.

Jian juga Ingin di sayang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang