4. Tidak Sengaja Bertemu

14 3 0
                                    

"Tuhan Punya Alasan Kenapa Aku Dilahirkan Seperti Ini"

_Bumantara Nakshatra_




Hujan deras dengan cahaya guntur yang saling bersautan malam ini begitu menggema ditambah terpaan angin yang menyapa membuat siapa saja enggan untuk keluar dan lebih memilih berdiam diri dirumah, sama halnya dengan keluarga di kediaman Chandra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan deras dengan cahaya guntur yang saling bersautan malam ini begitu menggema ditambah terpaan angin yang menyapa membuat siapa saja enggan untuk keluar dan lebih memilih berdiam diri dirumah, sama halnya dengan keluarga di kediaman Chandra.

Bumantara duduk di meja belajar dengan headphone melekat di telinganya. Matanya terpejam mendengar alunan suara yang keluar dari headphone tersebut

Ceklek

Pintu kamar Bumantara terbuka

Bumantara yang memang masih bisa mendengarkan sedikit bunyi pintu terbuka langsung menoleh karena Headphone yang ia gunakan tidak terlalu kencang sehingga ia masih bisa mendengar suara di sekitar.

"Bang lo lagi ngapain"

Arka berjalan kearah Bumantara. Mendengat suara Arka, Bumantara melepaskan Headphone yang sebelumnya ia gunakan.

"Lagi denger alunan Piano." Tanya Arka yang di balas anggukan oleh Bumantara.

"Diajak mama turun, kita lagi kumpul diruangan keluarga. Ngumpung papa libur kerja jadi kita ngobrol bareng sambil nonton tv"

Mendengar ajakan dari adiknya Bumantara hanya diam seolah enggan untuk pergi.

"Gausah Abang dikamar aja" tolaknya

"Ayolah bang" Arka menggoyangkan tangan Bumantara seperti anak kecil.

Satu hal yang orang-orang tidak tahu mengenai Arsa dan Arka. Mereka sangat manja seperti anak kecil jika berhadapan dengan Bumantara, sekaligus juga akan menjadi benteng perlindungan garda terdepan untuk Bumantara.

"Abang gak mau ngerusak suasana nanti kalau ada abang, papa malah gak nyaman. Kan jarang papa ada waktu untuk keluarga"

"Maka karna papa jarang ada waktu makanya ini udah ada waktu kita ngumpul-ngumpul. Bang lo itu juga keluarga kita. Kita keluarga" bujuk Arka masih belum menyerah.

"Ayo ayoo" Arka menarik tangan Bumantara lalu menuntunnya untuk pergi ke ruangan keluarga.

Dari kejauhan melihat kehadiran Bumantara membuat Chandra tadinya tertawa langsung berganti raut menjadi beringas menatap tajam kearah putra sulungnya tersebut.

"Kenapa kamu kesini kamu gak liat saya dan keluarga saya sedang kumpul keluarga mau, menghancurkan suasana" Chandra berucap menatap Bumantara tajam.

"Oh iya saya lupa kamu kan buta" sinisnya

Payung Teduh: NALATARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang