“Apa salah raga ini hingga banyak yang melemparkan benci pada jiwa yang hanya bisa menanggung luka itu”
_Bumantara Nakshatra_
3 Minggu telah berlalu, hubungan pertemanan antara Bumantara dan Naladhipa juga terjalin dengan begitu baik, dua sejoli itu sudah sangat akrab seperti 2 orang yang sudah lama mengenal, Bumantara yang tidak banyak tingkah bergaul dengan Naladhipa yang selalu ramah.
Naladhipa selalu menjadi teman dalam keseharian Bumantara di cafe. Kehadiran Naladhipa, membuat Bumantara tidak terlalu kesepian, ada teman berbicara ketika kehabisan akal dalam menulis atau bosan mengerjakan tugas. Hingga pulang dengan berjalan-jalan malam bersama sekedar bertukar cerita.
"Atara" panggil Naladhipa
Panggilan khusus dari Naladhipa untuk Bumantara sama seperti Bunda dan sahabatnya. Bumantara juga sudah tidak keberatan Naladhipa memanggilnya dengan nama itu toh bagaimanapun ia sudah menganggap Naladhipa sebagai teman dekatnya hampir sama seperti Panca dan Raja.
"Kenapa" Tanya Bumantara heran dengan Naladhipa yang sudah kesekian kali memanggil nama Bumantara
Mereka sekarang sedang berjalan beriringan untuk pulang kerumah masing-masing. Mereka biasanya akan berpisah di halte tidak jauh dari cafe. Bumantara dijemput oleh sopir sedangkan Naladhipa naik angkot untuk pulang kerumah.
"Manggil aja" Jawab Naladhipa
Bumantara tersenyum sambil geleng-geleng kepala dengan kelakuan Naladhipa
"Ta temen kamu banyak gak sih, atau cuma aku aja" Tanya Naladhipa
Naladhipa memperhatikan Bumantara dari samping, tangannya memegang tas ransel Bumantara sekedar menuntun sekaligus menyamakan langkah kakinya dengan Bumantara.
"Ngawur kamu. Temanku banyak, malah di sekolah aja dari berbagai disabilitas"
Langkah Naladhipa berhenti, otomatis Bumantara juga ikut berhenti karena tasnya yang dipegang oleh gadis itu
"Kalau di luar sekolah"
"Kalo temen biasa sih banyak, tapi cuma kayak sekedar sapa gitu. Kalau yang deket gitu sih cuma 2 orang. Bisa dibilang mereka sahabatku" jelas Bumantara
Bumantara dan Naladhipa kembali melanjutkan langkah kaki yang sempat terhenti
"Kalo aku gimana, masuk kriteria yang mana"
Bumantara meletakan jari telunjuk di dagunya seolah berfikir
"Eeem, kita kan udah bestie hehe" ucap Bumantara lalu terkekeh
KAMU SEDANG MEMBACA
Payung Teduh: NALATARA
RandomSedang tahap revisi! Titipan Tuhan✯ Bumantara Nakshatra Naladhipa Kara Deepshika Kenaan Raja Thirtayasa Panca Bhumi Nabastala Arkana Sandykala Girogino Arsaka Sandykala Giorgino Viona Aquila Amerta Ellkia Fyneen Dineschara