"Dunia ini ternyata sempit ya untuk kita yang baru tersadar akan sekitar"
_Nalatara_
Naladhipa pagi ini sudah rapi dengan seragam sekolah di tubuhnya. Ia duduk di bawah pohon tempat biasa ia duduki saat melihat Bumantara dulu sebelum mengetahui nama laki-laki yang mampu membuatnya kagum itu.
D
i kejauhan sana terlihat Bumantara yang baru saja turun dari taksi. Ah ternyata sudah dua hari tidak melihat wajah Bumantara.
"Hai Atara" sapa Naladhipa
"Nala"
"Lah kok tau" kaget Nala tersenyum.
Ternyata Bumantara cukup mengingat dirinya
"Tau dari wanginya" batin Bumantara
"Eh, kamu tadi manggil aku apa" tanya Bumantara
Sepertinya Bumantara tidak keliru, tadi gadis di hadapannya ini memanggilnya dengan nama 'Atara'
Naladhipa tersenyum menunduk menggaruk punggung kepalanya yang tidak gatal. Ia jadi malu mengingat itu nama panggilan sayang karangannya untuk Bumantara
"Eh itu aku boleh panggil kamu Atara aja gak? Perasaan kalau Bumantara agak kepanjangan gitu"
"Eem kayaknya jangan deh La, 'Atara' itu biasanya panggilan dari sahabat sama keluarga buat aku"
"Dan itu panggilan spesial dari temen kecilku" lanjut Bumantara dalam hati
"Bukan masalah sih tapi kayak gimana aja gitu kedengerannya soalnya gak biasa dipanggil deket gitu kecuali sama mereka"
Naladhipa mengangukan kepalanya mengerti dengan penolakan Bumantara
"Yaah samaan ternyata, pasaran bener karangan gue" kecewa Naladhipa dalam hati.
"Gini aja deh nanti kalo kita udah deket atau temenan lama mungkin kamu bisa panggil aku Bumantara" saran Bumantara.
Dia jadi tidak enakan kepada Naladhipa, bagaimanapun kan itu hanya sekedar panggilan
"Eh emang kamu ada niatan deket sama aku" tanya naladhipa dengan wajah yang sudah memerah
"Emang kamu enggak? Kan kita bakal deket nanti kayak aku sama bang Noel berhubung kamu juga kerja di sana aku rasa kita bakal lebih sering ketemu atau ngobrol bareng"
Oke, Naladhipa sudah salah paham dengan ucapan Bumantara ia kira dekat dalam artian PDKT
"Oh iya kamu udah lama disini, kok tau aku sekolah disini" tanya Bumantara.
Pasalnya dari kejauhan ia sudah mencium bau khas gadis yang sekarang berdiri didepannya ini.
"Aaa itu anu aku itu apa ya aku" jawab Naladhipa gelalapan
KAMU SEDANG MEMBACA
Payung Teduh: NALATARA
AcakSedang tahap revisi! Titipan Tuhan✯ Bumantara Nakshatra Naladhipa Kara Deepshika Kenaan Raja Thirtayasa Panca Bhumi Nabastala Arkana Sandykala Girogino Arsaka Sandykala Giorgino Viona Aquila Amerta Ellkia Fyneen Dineschara