17. UAS

14 3 0
                                    

Oh iya ders, author sengaja kasih tau di awal soalnya kalau di akhir bakal ga kalian baca

Jadi nanti kalau ceritanya udah hampir abis author bakal bikin vidio setiap bab ny gitu, sebenernya vidiony udah ada, cuma hp author memony penuh, so ga bisa posting dulu maksud hati mau sambil promosi ceritanya.

Doain aja lah semoga semuanya lancar jadi author bisa luncur  juga upnya

_Kesah end_

Hari Senin adalah hari yang paling dibenci oleh kebanyakan siswa/siswi pada umumnya karena mengakhiri liburan dan mengawali rutinitas full belajar, apalagi ditambah upacara yang harus berdiri dan berjemur dibawah matahari pagi yang lama kelamaan a...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari Senin adalah hari yang paling dibenci oleh kebanyakan siswa/siswi pada umumnya karena mengakhiri liburan dan mengawali rutinitas full belajar, apalagi ditambah upacara yang harus berdiri dan berjemur dibawah matahari pagi yang lama kelamaan akan menyengat.

Hal ini juga berlaku di sekolah luar biasa sekarang Bumantara berdiri tepat berhadapan dengan bendera. Wajah putihnya sudah merah padahal baru berjemur. Apalagi hari ini juga merupakan hari mulainya Ujian Akhir Semester yang merupakan ujian kenaikan kelas.

Seluruh sekolah yang dinaungi pemerintah maupun swasta serentak melaksanakan UAS yang dimulai hari ini. Setelah selesai upacara semua siswa masuk keruang masing-masing bersiap untuk ujian.

Setelah selesai ujian Bumantara tanpa pikir panjang langsung melangkahkan kakinya ke cafe Cempaka sekedar bermain atau cuci otak menulis novel miliknya sebentar, lalu setelah itu ia harus kembali ke apartemen untuk belajar. Bumantara juga sudah mulai menetap di apartemen miliknya.

Naladhipa, entah gadis itu tidak ada saat ini. kelihatannya hari ini ia tidak akan bertemu dengan Naladhipa karena Naladhipa baru masuk jam 3 sedangkan Bumantara akan pulang sekitaran jam 1 siang nanti karena ia harus belajar berhubung ini ujian kenaikan kelas.

Bau harum jeruk mulai memasuki indera penciuman Bumantara pertanda Naladhipa ada di dekatnya.

Penciuman dan pendengaran Bumantara sedikit lebih tajam dibandingkan orang yang bisa melihat karena ia mengandalkan kedua indera tersebut untuk bertaut dengan lingkungan di sekitarnya

"Jeruk kecil" sebutnya dalam hati

"Nala Lo disini"

Naladhipa yang barusan berdiri memperhatikan Bumantara terkejut karena Bumantara yang mengetahui bahwa dia ada di dekat lelaki itu

"Eh kok tau sih" tanyanya penasaran

Naladhipa lalu duduk dengan membawa jus jeruk ditangannya. Gadis ini memang sangat menyukai sesuatu yang berkaitan dengan jeruk baik itu nuansa kamar, makanan, minuman bahkan parfum miliknya.

"Iya gue denger nafas Lo" dusta Bumantara

"Masak iya. Emang gue nafas gede ya" ucap Naladhipa lalu mendengarkan nafasnya sendiri

Payung Teduh: NALATARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang