9. Crush?

10 3 0
                                    

“Jangan bagi rasa itu kalau kamu hanya punya secuil tempat untung menampungnya”

_Keenan Raja Tirtayasa_

Jalanan siang menjelang sore hari ini ramai dengan siswa siswi dari berbagai sekolah, Jam seperti ini memang sudah waktunya sekolah selesai, jadi tidak heran jalanan padat dengan para siswa/i yang pulang kerumah masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jalanan siang menjelang sore hari ini ramai dengan siswa siswi dari berbagai sekolah, Jam seperti ini memang sudah waktunya sekolah selesai, jadi tidak heran jalanan padat dengan para siswa/i yang pulang kerumah masing-masing

"Nala" teriak seorang gadis setelah mendapati wajah Naladhipa tidak jauh dari tempatnya berdiri

Mendengar namanya dipanggil reflek membuat Naladhipa menoleh pada sumber suara.

"Sini" ucap Viona sambil mengisyaratkan tangan agar Naladhipa menghampirinya

"Gak usah teriak-teriak kali na, heboh bener"

"Yeee kalau gak teriak gimana Lo bisa tau gue manggil Lo" protes Viona

"Kenapa kesini, kurang kerjaan aja. Sekolahan lo kan jauh dari sini, Lo bolos lagi ya" tuduh Naladhipa

Bukan tanpa sebab Naladhipa menuduh sahabatnya, ini karena beberapa waktu lalu saat Viona menemuinya pasti saat jam sekolah telah usai, artinya anak ini sedang bolos jam pelajaran terakhir. Sekolah mereka lumayan berjauhan dan membutuhkan waktu lama untuk sampai. Dan jika sudah seperti ini sudah dipastikan kalau Viona membolos seperti sebelum-sebelumnya.

"Mana ada gue bolos. Tadi sekolah cepet dibubar karna guru ada rapat, ngumpung cepet pulang gue samperin aja Lo kesini, sekalian nunggu Lo pulang" jelasnya

"Terus ngapain kesini" tanya Naladhipa

"Ya gue masih khawatir sama kondisi lo" ucap Viona merangkul pundak Naladhipa

"Berapa hari ini emang Lo kemana aja, sibuk bener kayaknya. Lagi banyak tugas ya" tanya Naladhipa

Biasanya Viona akan menempel tiap hari dengannya berbeda belakangan ini Viona jarang untuk menemuinya. Viona hanya terlihat kemarin saat menemuinya dirumah saat traumanya muncul.

Mereka berdua terus berjalan beriringan samping jalan yang ditumbuhi pohon-pohon rindang khusus pejalan kaki.

"Iya lagi banyak tugas. Makanya gue belain ketemu lo. Khawatir sekaligus kangen ngejudge gue nya"

"Ya kan bisa chat gue atau telponan"

Viona menghentikan langkahnya, kedua tangannya langsung berkacak di pinggangnya.

"Heh, gaya bener omong Lo chat gue aja dibalas berabad-abad, ini apalagi Lo sibuk kerja jadi pemakaman chat gue yang ada" ucapnya sengit

Mendengar penuturan sang sahabat, Naladhipa hanya tersenyum. Memang hanya Viona yang memahaminya.

Payung Teduh: NALATARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang