Part 2: Flashback.

7.9K 800 54
                                    

Niall's POV.

"Hey, Niall! Kau masih marah dengan kita karena kejadian kemarin?" Tanya Louis usil sambil tersenyum puas. Anggota lainnya pun sama, bukannya membantu ku, malah membantu Louis mengerjaiku saat di bandara kemarin.

Ya, kemarin saat di bandara Detroit, mereka tega meninggalkan ku sendirian. Sehingga aku terpaksa membeli tiket pesawat sendirian dan pulang sendirian.

"Maafkan kami, Niall. Hahaha." Kata Liam sambil menepuk pundak ku. Aku masih menampakkan ekspresi kesal ku.

"Kau tau? Aku jadi sendirian, belum lagi saat di pesawat aku duduk di sebelah perempuan yang super duper cerewet dan membuat ku tidak bisa tidur. Dia tidak berhenti berbicara hingga aku terpaksa meneriakinya. Sungguh membuatku muak!" Jawab ku panjang lebar dengan penuh amarah.

"Hahahhahaha. Kau meneriakinya? Tega sekali kau? Hahaha. Memangnya apa yang dia katakan sehingga membuat mu muak? Hahahah." Tanya Louis sambil terbahak-bahak. Sungguh, aku sangat ingin mencekiknya sekarang.

"Dia Directioners. Biasalah, hanya ingin tau tentang kita." jawab ku pada louis.

"Hey! Kau tega sekali meneriaki directioner itu! Dia adalah fans kita! Seandainya ada aku di sana, mungkin aku bisa memeluknya dan menenangkannya." Sahut Harry sedikit ngelantur.

Sejujurnya, memang awalnya aku kesal dengan wanita itu. Tapi aku jadi berfikir sebaliknya.

*Flashback on*

Saat aku sedang pura-pura tertidur agar dia tidak berbicara lagi, dia malah meminta selimut ke pramugari dan menyelimuti tubuhku yang memang sedang kedinginan. Membuat tubuhku hangat.

Dan yang anehnya, dia bergumam sendiri. Dia mengatakan bahwa aku telah membuatnya berubah. Sesungguhnya aku sangat penasaran. Dia juga mengungkit tentang masa lalunya. Dari yang aku dengar, sepertinya itu sangat pahit.

Saat dia tertidur di pesawat, aku bangun dan melihat ponsel yang dia pegang. Aku sedikit penasaran. Akhirnya aku mengambil ponselnya dan menyalakan ponselnya, dan aku sangat kaget saat melihat wallpapernya adalah foto ku saat sedang tampil bersama the boys dan aku sedang memainkan gitar ku. Tanpa sengaja aku menggeser layarnya dan ternyata tidak di kunci.

Aku membuka galeri fotonya, aku lagi-lagi terkaget saat melihat banyak fotoku dan the boys, tapi lebih banyak foto ku. Akhirnya aku membuka aplikasi musik di ponselnya. Percayalah, lagu-lagu dari album boyband ku benar-benar lengkap. Dari album pertama kita semua debut hingga sekarang. Dia benar-benar directioner.

Aku mengembalikan ponselnya ke posisi semula. Sebenarnya dia manis, cantik, dan terlihat lugu. Tapi sikap cerewetnya yang membuat ku kesal.

Beberapa jam kemudian akhirnya pesawat yang ku tumpangi sampai juga di bandara London.

Aku menengok ke perempuan di sebelahku ini yang belum ku ketahui namanya. Dia masih tertidur pulas. Tiba-tiba ada pramugari yang menghampiri kursi kami untuk membangunkan perempuan disebelah ku ini.

"Excuse me, Sir. Saya ingin membangunkan wanita di sebelah anda." Katanya Lembut.

"Uh, can you help me?" Tanya ku pada pramugari itu.

"Kita semua akan sangat senang membantu anda. Apa yang bisa kami bantu?" Tawarnya.

"I need a paper and a pen." Jawab ku singkat.

*Flashback off*

"Niall? Apa kau melamun?" Tanya Liam yang melambaikan tangannya di depan mataku agar aku tersadar. Astaga, aku memikirkan perempuan itu?

"Tidak."

"Baiklah. Apa kalian semua mau ikut ke party salah satu temannya Sophia? Dia mengundang kita semua. Bagaimana? Kalian mau?" Jelas Liam pada kami semua.

"IM COMING!" Kata Louis dan Harry serentak bersama dan bersemangat. "Siapa tau nanti ada wanita yang hot. Haha." Tambah Louis. Mereka memang gila party. Kalau aku lebih baik menyaksikan pertandingan golf.

"Niall? Apa kau ikut?" Tanya Liam memastikan.

Aku diam masih berfikir.

"Hey ayolah ikut saja kita bersenang-senang." Celetuk Harry seakan tau pikiranku.

"Hmm.. Baiklah." Akhirnya aku menyetujuinya. Tidak ada salahnya kan sedikit bersenang-senang?

Fool's Gold [Niall Horan] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang