Part 24: Home

6.4K 656 25
                                    

Bella's POV

Stadium tempat konser One Direction di California sudah terlihat. Aku semakin tidak sabar bertemu dengan Niall. Susasana di sekitar stadium sudah di penuhi oleh para directioners yang juga tidak sabar melihat idola mereka beraksi di atas panggung.

Aku dan Cindy mengantri untuk masuk ke dalam stadium.

"Bisa lihat tiket dan tanda pengenal kalian?" Tanya salah satu penjaga disana.

"Ini." Aku dan Cindy pun memberikan tiket dan tanda pengenal kami.

"Kau Bella Aleen? Apa ini teman mu yang bernama Cindy Handerson?" Tanya penjaga itu lagi.

"Yea. Memangnya ada apa?" Balas ku.

"Mari ikut saya. Tuan Niall menyuruh saya untuk mengantarkan anda dan teman anda ke tempat yang sudah dia siapkan." Jelasnya lalu menyuruh kami mengikutinya.

Kami pun mengikutinya dari belakang. Ternyata Niall telah menyiapkan aku dan Cindy di tempat VVIP. Sangat dekat dengan panggung. Hanya di batasi oleh pagar besi yang mengelilingi area panggung. Aku semakin tidak sabar melihat Niall tampil. Ini kedua kalinya aku menyaksikan konser mereka.

"Wajah mu terlihat bahagia sekali, Bell." Goda Cindy.

"Hahaha tentu saja! Aku tidak sabar melihat Niall nanti!" Balas ku semangat.

"Kau mencintainya, Bell."

"Maksudnya?" Aku bingung dengan ucapan Cindy.

"Yeaa, kau menyukainya melebihi dari seorang penggemar ke idolanya." Jelas Cindy. Wajah ku sedikit merona. Mungkin memang benar apa kata Cindy. Aku memang mencintainya. Tapi mustahil untuk meraihnya. Dia hanya menganggap ku sebagai fansnya dan temannya. Tidak lebih.

Dua jam berlalu akhirnya konser pun di mulai. Semua member One Direction pun keluar dan membawakan lagu pembukaan yang berjudul Clouds. Aku dan directioners lainnya bersorak menyambut mereka. Pandangan ku tidak bisa teralihkan dari Niall. Dia menggunakan pakaian serba hitam. Kaos hitam, celana hitam, dan sepatu nike hitam. Dia terlihat.........sangat tampan.

Niall memainkan gitarnya sambil bernyanyi. Aku mengikuti jalannya konser dengan semangat, juga menyanyikan setiap lagu yang sedang di bawakan oleh mereka.

Entah kenapa Niall begitu sangat mempesona. Aku bertemu dengannya beberapa kali, melihat video tentangnya berkali-kali, melihat fotonya berkali-kali, tapi rasa bosan tidak pernah datang pada ku. Aku semakin dan semakin jatuh cinta dengan Irish itu.

"Hey guys. How are you today?" Sapa Niall pada kami semua, directioners. Semua directioners di dalam stadium pun bersorak.

"Thank you for coming to our concert!" Ujar Liam pada kami. Sama seperti sebelumnya, semua directioners berteriak histeris.

"Shh. Calm down, babe!" Ucap Harry menenangkan riuhan kami.

"Niall, what's the next song?" Tanya Louis pada Niall sambil merangkul pundaknya.

"Ah! Aku akan memberitahu mu tapi...i will tell you something, guys." Jawab Niall pada kami semua. Membuat kami semua penasaran. Aku pun juga penasaran dengan apa yang akan di katakan Niall,

"Apa itu Niall? Jangan membuat kami penasaran." Ucap Harry.

"Yea! Jangan membuat kami semua disini mati penasaran." Sahut Liam.

"Umm.. Seseorang pernah berkata bahwa dia menyukai lagu ini. Dia bilang bahwa dimana pun kita berada, kita pasti akan selalu merindukan rumah kita dan berujung dengan kembali ke rumah kita. Jadi, kita tidak akan mungkin melupakan rumah kita." Jelas Niall yang membuat ku tercengang. Itu adalah kalimat yang aku katakan saat hari dimana aku membantu Niall mengemasi barang-barangnya untuk tour.

Fool's Gold [Niall Horan] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang