Bella's POV.
Aku membuka mataku perlahan-lahan. Mataku memperhatikan sekeliling. Aku berada di kamar yang asing dan tidak pernah aku datangi. Tempatnya sangat nyaman. Suasana minimalis pun menyambutku.
Tunggu. Apa aku bilang? Aku tidak pernah di kamar ini? Ini sangat asing?!?
Aku langsung melebarkan mataku dan langsung mengubah posisi ku menjadi duduk di kasur.
Dimana aku? Aku mengecek pakaian ku di balik selimut. Masih utuh. Disebelah ku pun masih ada tas ku. Terakhir yang aku ingat saat di club, aku berbincang-bincang dengan seseorang yang sangat mirip dengan Niall Horan. Sebegitu mabukkah aku hingga wajah orang lain begitu tampak seperti wajahnya?
Aku segera turun dari tempat tidur. Kepala ku masih terasa berat dan pusing. Aku berjalan membuka pintu kamar dan memperhatikan sekeliling rumah. Terlihat sangat sepi.
Aku menuruni tangga saat aku menemukan foto seseorang yang selama ini aku kagumi. Foto Niall Horan terpajang di figura rapih di pajang di antara rak yang berisikan kumpulan cd album.
Apakah pemilik rumah ini directioner? Ada beberapa foto Niall horan. Di pojok dekat dapur, ada beberapa pajangan gitar yang di tempel di dinding dan ada drum elektrik.
Aku melihat-liat isi rumah ini sambil mencari pemiliknya. Aku ingin berterimakasih sekaligus berpamitan karena aku ada jam kuliah pagi ini.
"Kau sudah bangun?" Tanya seseorang yang baru masuk rumah dengan nada yang dingin. Dengan tampangnya yang terlihat lelah dan berkeringat seperti baru berolahraga. Nafasku tercekat ketika melihat sosok pria di depan ku ini.
Niall James Horan. Jadi? Semalam yang berbicara dengan ku itu benar-benar Niall?
"Kau tau? Semalam kau sangat menyusahkan ku. Kau pingsan di hadapan ku dan aku tidak tau di mana rumahmu. Jadi aku membawamu ke rumah ku." Tambahnya dengan nada ketus sambil meneguk air mineralnya di dapur.
"Uhh.. Ma-maafkan aku. D-dan, te-terimakasih. Eh.. A-aku harus pulang dulu. Eh.. Um.. Ada itu.. Eh.. Mata kuliah.. J-jadi aku pamit." Kata ku terbata-bata takut jika Niall akan semakin membenci ku.
Tapi Niall tidak menjawab ku. Dia malah berjalan ke arah ku dan semakin mendekat. Aku sangat gugup. Jantungku berdebar tak karuan.
Saat dia berada di depan ku persis, dia tampak diam sejenak dan berfikir.
"Aku tau kau directioner. So? Don't tell anybody about my house. Apalagi kepada directioners lainnya." Ucapnya kepadaku dengan tatapan tajamnya.
Astaga, dari jarak sedekat ini dengan tampang berkeringat seperti itu masih saja terlihat sexy. Rasanya aku ingin pingsan lagi saja.
"I won't tell anybody." Jawab ku padanya.
Dia hanya tidak menjawab lalu berbalik dan menjauh.
"You can go now." ucapnya singkat.
"Thank you." Aku langsung keluar dari rumah Niall. Saat aku berjalan keluar, aku baru menyadari sesuatu. Aku tidak tau aku ada di daerah mana. Aku di London baru tiga bulan dan aku belum hafal semua daerah di London. Dan disini tidak ada kendaraan umum. Ini lebih terlihat seperti kompleks perumahan tapi aku tidak tau namanya.
Aku mengeluarkan ponsel untuk mengecek google maps agar aku tau keberadaan ku sekarang ini, tapi ternyata lowbatt. Aku menggerutu dalam hati. Bodohnya aku.
Tiba-tiba ide gila muncul di kepalaku. Aku menggigit bibir bawah ku berfikir apakah aku berani melakukannya atau tidak. Tapi akhirnya aku memutuskan untuk melakukkannya. Dari pada aku tidak pulang.
Aku berbalik dan masuk lagi ke halaman rumah Niall. Aku mengetuk pintu depannya.
Tok.. Tok.. Tidak lama Niall membukakan pintu rumahnya. Ekspresinya tampak kaget saat melihat ku yang ada di depannya.
"Hai. Hehe." Sapa ku padanya canggung.
"Apalagi?" Tanyanya to the point.
"Uhh.. Begini, aku tidak tau ini daerah mana karena aku baru tiga bulan di London--"
"Jadi?" Sela nya memotong kalimatku.
"Emm.. Bisa kah kau mengantar ku sampair rumah? Sungguh aku tidak ada niat apapun. Aku tadi ingin mengecek google maps ku tapi ponsel ku lowbatt. Aku bingung aku ada di daerah mana dan harus kemana. Karena hanya kau satu-satunya orang yang aku tau, jadi ya... Aku minta tolong." Jawab ku menjelaskan panjang lebar karena aku tidak mau Niall salah paham.
Tapi Niall tidak menjawab dan hanya diam. Aku hanya menunduk menatap heels yang ku gunakan sekarang.
Dia benar-benar membenci ku. Aku malu dengan diri ku sendiri. Bagaimana tidak? Idola mu membencimu.
"Uhh.. Baiklah tak apa. Aku bisa pulang sendiri. Mungkin nanti ada orang lewat dan aku bisa bertanya. Hehe. Kau istirahat saja. Maaf mengganggu ya, Nee. Hehehehe." Kata ku parau sambil tersenyum seadanya kepada Niall. Aku segera berbalik berniat menjauh saat tiba-tiba tangannya menggenggam ku.
"Tunggu dulu. Akan aku antar." Ucapnya membuat ku kembali menatapnya dan tercengang.
Dia bilang apa? Ingin mengantarku? Kau tau? Rasanya aku ingin melompat ke langit ke tujuh. Sungguh aku senang sekali.
"Benar kah? Terimakasih Niall! Astaga aku tau kau memang baik! Tidak salah banyak yang mengidolakanmu--"
"Bisakah kau diam dan tidak cerewet? Aku tidak akan mengantar mu jika kau terus berbicara." Katanya membuat ku bungkam.
"Baiklah."
***
Niall's POV
Aku sudah dalam perjalanan pulang setelah mengantarkan Bella pulang. Haha. Ya, aku sekarang sudah tau namanya. Dia sangat lucu.
Melihat ekspresinya saat ketakutan, gugup, panik, tingkahnya yang seperti anak kecil, membuat ku ingin tertawa. Dia sangat cute. Ya. Aku kagum melihatnya. Entahlah. Walaupun aku selalu bersikap dingin kepadanya, itu karena aku gugup kalau aku berhadapan dengan perempuan yang aku suka.
Sebenarnya saat tadi dia meminta ku untuk mengantarnya pulang, aku sangat senang. Karena aku bisa tau di mana rumahnya. Hey, walau aku tidak punya nomor ponselnya, setidaknya aku tau rumahnya! Haha. Tapi aku hanya menampilkan wajah dingin ku. Sungguh, dia benar-benar lucu. Ah, berapa kali aku sudah mengatakan dia lucu?
Tiba-tiba ponsel ku berbunyi. Aku melihat ke layar.
Liam Payne is calling...
"Ya?" Sapa ku pada Liam.
"Bisa kau ke studio sekarang Niall?" Tanya Liam dengan nada panik,
"Ada apa?" Sepertinya ada yang tidak beres.
"Louis dan Zayn bertengkar. Cepatlah kesini."
"Ok. Im on the way now." Aku langsung mematikan ponselku.
Zayn, apa yang kau lakukan lagi setelah keluar dari band?
***
Hai^^ gimana sama ceritanya? Suka atau ngga?-_- kira-kira louis sama zayn kenapa ya? Vote / comment yaaa kalo sukaa. It means a lot for me. Hehehe. Makasih yang udah sempet bacaa xx
KAMU SEDANG MEMBACA
Fool's Gold [Niall Horan] ✔️
Romance"But I'm not done yet falling for you. Fool's Gold." Disaat hubungan antara One Direction dengan mantan personilnya Zayn Malik sedang merenggang karena keluarnya Zayn Malik dari band, Niall bertemu perempuan yang menurutnya cerewet dan menyebalkan y...