Part 18: It Hurts

5.8K 634 24
                                    

Bella's POV

"Preparing for landing"

Aku terbangun saat mendengar pilot di pesawat ini memberi tau bahwa akan segera landing. Itu artinya sudah hampir sampai di Italy.

Setelah lima belas menit, akhirnya aku pun sudah sampai di bandara Roma, Italy. Aku mencari taksi dan menuju ke hotel yang di pesankan Niall untuk ku. Kata Niall, hotel itu adalah hotel yang sama dengan hotel yang di tempati Zayn.

Ngomong-ngomong soal Niall, aku lupa mengabarinya bahwa aku sudah sampai. Aku langsung mengambil ponsel ku dan mengirimkannya pesan singkat.

To: Niall J. Horan

Aku sudah sampai di Italy, Nee. Italy sangat indah! Aku semakin tidak sabar memberikan Zayn kejutan. Btw, i wish you were here :D

Tidak lupa juga aku mengirimkan pesan singkat pada Zayn.

To: Zayn <3

Zayn, where are you? I miss you. A lot. I'm sorry, Zayn. x

Tidak ada balasan dari keduanya. Mungkin Niall dan Zayn sedang sibuk.

Aku menyandarkan tubuh ku pada jok mobil taksi itu sambil memandang sekeliling Italy. Sangat indah. Tiba-tiba aku melihat toko kue tidak jauh dari pandangan ku.

"Sir, tolong berhenti sebentar. Aku ingin membeli kue." Ucap ku pada supir taksi tersebut dan di balas dengan anggukan lalu memberhentikan ku tepat di depan toko kue tersebut.

Aku tersenyum dengan ide konyol ku. Aku akan membeli kue, lalu mengetuk pintu kamar hotel Zayn dan saat dia membukanya, akan ada aku di hadapannya sedang membawa kue nya lalu mengucapkan maaf dan sekalian merayakan hari jadi kami yang ke dua bulan. Zayn pasti akan senang dan akhirnya kami baikan.

Langkah kaki ku berjalan memasuki toko kue saat tiba-tiba aku melihat pemandangan yang membuat kaki ku melemas seketika. Hati ku terasa sakit. Nafas ku pun menjadi sesegukan karena tanpa ku sadari aku menangis.

Zayn dan Perrie. Sedang duduk bersama. Bercanda bersama. Berpelukan bersama. Bahkan, mereka sempat berciuman begitu mesranya. Aku memandang mereka kelu.

Tiba-tiba Zayn pun melihat ke arah ku.

Wajahnya sangat kaget melihat kehadiran ku. Aku yang masih menangis pun segera berlari dan Zayn menyusul ku. Zayn menggenggam tangan ku dan menghentikan langkah ku.

"Apa yang kau lakukan disini, Bell? Sedang apa kau di Italy? Yang kau lihat itu bukan lah seperti dugaan mu." Ujar Zayn berusaha menjelaskan semuanya pada ku.

"Bullshit." Jawab ku singkat melepaskan genggaman tangannya kasar dan menuju taksi yang tadi ku naiki. Aku segera menuju hotel ku dan check in ke dalam kamar ku. Aku pun menangis sejadi-jadinya.

Aku mengambil ponsel ku dan melihat ada beberapa pesan masuk. Salah satunya dari Zayn dan Niall.

From: Zayn <3

Where are you babe?

Cih. Aku langsung mengganti nama kontak Zayn. Dari 'Zayn <3' menjadi hanya 'Zayn Malik'. Aku tidak percaya dengan apa yang dia lakukan. Jadi, dia ke Italy untuk Perrie?

Aku membaca pesan masuk dari Niall.

From: Niall J. Horan

Apa rencana kejutan mu pada Zayn? I wish i was there too. x

Aku tidak membalas pesan dari keduanya. Aku hanya ingin beristirahat. Mata ku mulai sembab. Padahal aku baru menangis beberapa menit.

Tiba-tiba ponsel ku berdering.

Niall J. Horan is calling...

Aku menekan tombol reject. Aku tidak ingin Niall tau bahwa aku sedang menangis. Aku tidak mau dia menganggap ku lemah.

Ponsel ku lagi-lagi berbunyi tapi kali ini menandakan pesan singkat masuk.

From: Niall J. Horan

Kenapa kau tidak menerima panggilan ku? What's wrong? I'll be there as soon as possible

Aku mengerut kan dahi ku. Apa dia menyusul ke Italy sekarang? Tidak mungkin. Mana mungkin dia menyusul sekarang juga. Aku mematikan ponsel ku dan meletakkannya di meja dekat kasur ku.

Ting-tong..

Bell pintu kamar hotel ku berbunyi. Aku berfikir itu adalah petugas hotel yang ingin menawarkan ku makan siang. Aku segera membukanya.

Aku membeku saat menyadari siapa yang datang. Zayn.

Dia melangkah maju masuk ke kamar ku membuat ku melangkah mundur. Dia menutup pintu Kamar ku. Dia masih maju mendekatkan wajah nya ke arah ku tapi aku tetap mundur hingga aku menabrak dinding.

Zayn mengunci tubuh ku dengan kedua tangannya hingga nafasnya bisa terasa di wajahku.

"Zayn, apa yang kau lakukan? Minggir!" Kata ku kasar sambil berusaha keluar darinya. Zayn hanya menyeringai licik.

"Kau tau? Sebenarnya aku tidak mencintai mu. Aku menjadikan mu pacar ku untuk memancing Perrie agar mau kembali pada ku. Kau begitu polos dan lugu. Hmm.. Kau fikir, aku tidak tau tentang masa lalu mu?"

Aku tercekat saat mendengar ucapan Zayn. Aku masih mencerna kalimat yang baru saja di lontarkannya. Tanpa sadar aku meneteskan air mata ku lagi.

"Aw.. Jangan menangis, babe. Kau sudah cantik kok. Teman SMP mu, ternyata fans ku, dia tau bahwa kau pacar ku, lalu dia memberitahukan ku semua nya. Uh, anak yang malang. Gendut, jelek dan di bully. Tapi, serius kau sekarang cantik. Mungkin, aku bisa menyentuh mu." Ucap nya sambil mengelus pipi ku.

Aku menepis tangannya dengan kasar sambil menangis. Lagi-lagi dia menyeringai licik. Aku benci tatapan itu.

"Jangan kasar jadi perempuan, Bells. Kau pacar ku, aku boleh menyentuh mu kan? Atau, kau menunggu pangeran mu yang selalu berusaha melindungi mu? Siapa namanya? Oh.. Niall Horan."

Aku benar-benar bisu, tidak bisa menjawab apapun yang di lontarkan oleh Zayn. Dan apa maksudnya dengan Niall yang selalu melindungi ku?

"Kau pasti bingung ya dengan kalimat ku, hm? Kau tidak tau ya? Niall pernah berkelahi dengan ku, hingga dia babak belur hanya karena dia ingin melindungi mu dan tidak ingin aku menyakiti mu? Kalian berdua sangat lemah sekali."

Tanpa aba-aba atau apapun, Zayn langsung melumat bibir ku dengan kasar. Dia juga mulai meraba-raba pinggang ku dan ingin membuka kaos yang sedang aku gunakan tapi langsung aku cegah.

"Zayn.. Stop.. Please!" Ucap ku berteriak tanpa harapan. Aku benar-benar ketakutan dengan apa yang di lakukan Zayn terhadap ku.

"Apa kata mu? Stop? Tidak akan!" Katanya lagi sambil berusaha mencium ku kembali namun aku menjauhkan wajahnya terus menerus. Mata ku terus menerus mengeluarkan air mata.

"Jangan menangis sayang, aku akan membawa mu kedalam kenikmatan." Ucapan Zayn benar-benar membuat ku merinding.

"Zayn! Please stop!! Please!! Somebody help me!!" Teriak ku pasrah.

"Aku sudah lama mengingin kan ini dari mu, Bell."

Niall.. I really wish you were here.

BRAK!!

Tiba-tiba seseorang mendobrak pintu kamar hotel ku dan berlari ke arah ku.

"Brengsek! Dia bilang berhenti!"

***

Holaa ketemu lagi! Kali ini updatenya cepet dan lumayan panjang! Hehe. Btw, siapa yaa yang ngedobrak pintunyaa? Terus, kira-kira apa yang bakal terjadi selanjutnya? Heuheheheh.

Makasih makasih makasih makasihhh banyaaak sebanyak-banyaknyaa buat kalian yang udah ngevote dan komen. Thankss a lot astaga gak tau lg harus bilang apa hehehehe xxx

Please vote + komen untuk kritik dan saran kalau gak suka sama ceritanya hehe.

- all the fucking love as always! x

Fool's Gold [Niall Horan] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang