Bab 9

2.9K 250 21
                                    

Senyum dulu doonggg




Putri Celine tersenyum saat melihat Putri Innesa dan Putri Keynes di aula tempat dimana seleksi calon selir akan dilaksanakan. Ada sekitar sepuluh gadis dari kalangan bangsawan yang datang. Karena ia tidak begitu mengenalnya, Putri Celine memutuskan untuk membaur bersama Putri Innesa dan Keynes. Kedua temannya yang hingga kini belum kunjung menikah.

Tampaknya masing-masing gadis yang hadir sangat menyiapkan diri sebaik mungkin. Terlihat dengan gaun yang digunakan sangat mewah dengan pernak-pernik perhiasan.

"Putri Celine?" sapa Putri Inessa yang berjalan mendekat dan memeluk dengan akrab. "Hei, kemarilah," panggilnya kepada Putri Keynes yang hanya bergeming. "Bagaimanapun kita ini teman."

Mau tidak mau Putri Keynes turut mendekat, tetapi hanya menyapa berupa senyum tipis. "Aku tidak tahu kau akan kembali ke lingkungan istana dengan cara seperti ini, Putri Celine. Kupikir kau tidak terlalu berminat."

Putri Celine tersenyum tipis. Putri Innesa yang harus berada di dua sisi berdehem canggung. "Siapa saja punya kesempatan untuk ini. Begitupun denganku, denganmu, dan Putri Celine. Benar bukan?"

Putri Innesa menyenggol lengan Putri Keynes pelan. Bibirnya mengkerut bergerak-gerak seakan menyampaikan suatu isyarat. "Apa?" tanya Putri Keynes tidak mengerti. Mereka tidak harus berbaik hati dan mencari muka terhadap Putri Celine karena posisi mereka sama saat ini.

Putri Innesa mencondongkan badannya. "Kau ini tidak paham situasi atau bagaimana? Dia pernah lolos seleksi jadi pasti tahu bagaimana caranya. Kita perlu mencontoh atau bila perlu bersikap lebih baik darinya. Tetapi untuk sekarang, kita harus tahu terlebih dulu bagaimana cara melalui seleksi ini dengan baik."

Setelah pesan dengan baik tersampaikan, Putri Keynes yang segera sadar diri berdehem. Kakinya bergerak gelisah, takut tidak bisa meraup informasi dari Putri Celine. "Aku tidak bermaksud begitu. Hanya penasaran saja," katanya sedikit berkilah. "Tetapi, bagaimana persiapanmu tentang ini, Putri Celine?"

"Ya?" Putri Celine kikuk ketika mendapat pertanyaan begitu mendadak. "Aku hanya bersiap seadanya. Kupikir seleksi ini tidak jauh berbeda dengan yang pernah kita ikuti dulu."

"Waah ... jadi kau masih mengingatnya, ya? Kupikir kau lupa. Lucu juga harus melalui seleksi seperti ini lagi tetapi dengan calon pasangan yang berbeda," ceplos Putri Keynes terkekeh geli. Ucapan tersebut membuat Putri Innesa tertawa kikuk sambil melirik raut wajah Putri Celine yang mendatar.

Putri Celine masih terdiam. Sejujurnya ada sedikit rasa malu yang menjalari hatinya. Ia sendiri kebingungan untuk menerjemahkan kondisinya. Di satu sisi, rasa malu dan sungkan masih meluap-luap di dada, tetapi di sisi lain, ia tidak bisa melewatkan kesempatan ini. Kesempatan yang tidak tahu akan datang lagi atau tidak. Kesempatan untuk kembali memulai dan memiliki seseorang di sampingnya. Kesempatan untuk kembali bersama pria yang dulu ... dulu sekali ... pernah punya kisah dengannya.


*****


Permasalahan pengiriman senjata yang mengalami kendala ternyata tidak sesederhana itu. Kondisi ini belum menemukan titik temu dikarenakan pegawai yang menemui Kenard kala itu tidak ditemukan keberadaannya. Memandang hal ini cukup serius, Kenard meminta secara khusus agar diadakan pertemuan antara dirinya, para pengawal kiriman Tuan Herwyn yang kini membantunya, juga Brianna sebagai orang yang kali pertama menyadari kejanggalan ini.

Kenard menutup ruangannya kala semua orang yang ia pinta telah hadir. Ia bahkan harus meminta Catrionna untuk keluar ruangan------mengusir----- agar memudahkan diskusi di antara mereka. Catrionna yang sehari-hari membuntutinya pun tidak keberatan karena ia juga turut menyadari seberapa penting masalah ini lewat keluhan Kenard sepanjang malam di depannya.

Queen of ArtantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang