13. Permintaan Chaeryeong pada Yuna

23 4 1
                                    

HAPPY READING;⁠)

{+×+&Itzy}✓



B

y. SuciSalsabillah5


*****

Tak sama seperti lainnya yang sedang berduka. Yuna malah tersenyum senang sambil menatap langit malam yang hari ini nampak sangat indah dengan ditemani sang bulan dan berjuta bintang yang menyala- nyala di angkasa.

Eits...jangan salah paham dulu.
Yuna sama sekali tak tahu tentang kejadian yang menimpa Chaeryeong.

Memang dari kemarin sore ia sudah tak berada di Indonesia melainkan dia sekarang ada di Kanada.

Yuna kesana karena ikut ortunya yang kebetulan ada pekerjaan di perusahaan yang ada di Kanada.

Yuna juga belum sempat mengabari teman- temannya karena tiba- tiba handphone miliknya hilang entah kemana. Sudah dicari kemana- mana namun tak kunjung ketemu juga.

Mau mengabari melalui handphone yang lain tapi ia tak hafal barang satu nomer temannya sendiri.

Baiklah setelah ini tolong ingatkan Yuna untuk membuat buku catatan nomor telpon secepatnya.

Setelah puas memandangi langit malam, Yuna berjalan menuju ayunan dibawah pohon belakang rumahnya tak lupa mengeratkan jaket musim dinginnya karena kebetulan malam ini turun salju.

Tidak banyak sih namun suhu di sana memang sangat dingin sangat berbeda dengan suhu indonesia. Nampaknya ia perlu beradaptasi terlebih dahulu mengingat sudah 10 tahun lamanya ia tak berkunjung kesini.

Duduk di ayunan kayu itu yang anehnya sudah lama namun masih tetap kokoh dengan sesekali mengayunkannya ringan.

Di tengah- tengah asiknya berayun. Tiba- tiba ada suara perempuan yang memanggil namanya dari arah belakang yang membuatnya seketika menoleh.

"Chaeryeong!!!" pekik Yuna kaget.

" Lo kok ada disini? lagi ada urusan juga di kanada? tapi kok lo tau sih gue disini?" tanya nya bertubi- tubi sembari turun dari ayunan. Karena seingatnya ia tak pernah ada cerita mengenai rumahnya yang ada di kanada pada teman- temannya.

" eh tunggu- tunggu! ini gue nggak mimpikan? atau gue lagi berkhayal? chaer ini beneran lo kan?" tanyanya kembali sambil berjalan mendekati chaeryeong karena dari posisinya saat ini ia tak bisa melihat Chaeryeong secara jelas akibat pencahayaan yang redup.

" Chaer—Lo ke-—kenapa?" tanya Yuna sedikit tercekat setelah dapat melihat kondisi Chaeryeong saat ini. Tak ada balasan apapun Chaeryeong hanya diam sambil menatap Yuna dengan kedua maniknya yang sendu.

" Chaer! Lo — sakit? Kenapa keadaan lo kayak gini? I—ini bukan bercak da—darah kan?" ucapnya kembali sambil menggerakkan tangannya berniat memegang baju Chaeryeong yang terdapat bercak merah di sana. Tapi aneh, ini kok tembus??

Seketika wajah Yuna berubah pucat. Dan sedetik kemudian Yuna tertawa kecil.

" Gue mengkhayal ternyata, mana mungkin coba Chaeryeong sampek sini ada- ada aja emang. huh! ayo Yun! cepet sadar astaga!!" monolognya sendiri sambil memukul- mukul kecil kepalanya.

" Yun! ini nyata bukan khayalan Lo!"

Yuna, dia sebenarnya adalah seorang anak indigo. Mengingat itu wajah Yuna berubah pucat pasi.

Nggak!! nggak mungkin ini arawah!! berulang kali ia berusaha keras menyakinkan dirinya sendiri bahwa apa yang ia lihat ini adalah khayalan belaka.

Seketika ia menyesal mengenai kenyataan bahwa dirinya adalah seorang indigo. Dan tanpa aba- aba cairan bening berhasil lolos dari kedua mata indahnya.

" Lo nyata?? Oke gu—gue terima itu, pliss Chaer ja—ngan bercanda, ini bener- bener nggak lucu" ujar Yuna agak tercekat karena berusaha untuk menahan tangisnya.

" Gue nggak bercanda Yun" ucap sosok itu sambil menatap manik Yuna sendu.

" Apaan sih Lo!! Akting lo kurang tau nggak!! Gue tau Lo bercanda, udahlah ngaku aja!!" kali ini Yuna berkata sambil membelakangi sosok Chaeryeong karena berusa untuk tidak beradu tatap dengan manik sendunya, yang sialnya mengapa tadi dia tak melihat adanya kebohongan di mata Chaeryeong.

".........."

Hening tak ada jawaban apapun dari sang lawan bicara. Membuat Yuna memantapkan diri untuk berbalik badan.

" Chaer! pliss! berhenti bercanda, hallowen masih lama, cepet ganti baju sana! kostum Lo jelek, gue nggak suka. Kostum Lo— terlalu nyata!" ucap Yuna yang kini mulai berkaca- kaca.

" Yun maaf!"

Seketika itu Yuna tak bisa menahan air matanya lagi. Pertahanannya telah runtuh. Cairan bening itu jatuh begitu deras melewati pipinya.

" Nggak!! Nggak mungkin!!" ucapnya yang kini sudah dalam posisi terduduk di tanah. Agaknya kakinya benar- benar lemas sekarang ini.

" Yun maafin gue"

"Siapa?? siapa yang udah bikin Lo kayak gini Chaer? bilang ke gue!!! Akan gue bales dia demi Lo, cepet bilang ke Gue!!"

sosok itu hanya menggeleng lemah
"Nggak! Lo nggak usah bales dendam gitu Yun, jangan! gue nggak suka!"

" Tapi Chaer-"

" Gue—gue cuma mau minta tolong ke Lo Yun, cuma Lo satu- satunya harapan gue, pertemanan kita nggak dalam ke adaan baik- baik aja, bakal ada badai yang menerjang. Tolong bela Yeji percaya sama dia apapun keadaan nya. Dan juga cegah Ryujin, Soobin dan Kai biar badai itu nggak jadi datang!

" Pertemanan kita??" tanya Yuna yang masih tak paham apa yang di katakan Chaeryeong.

" Iya! gue harap Lo bisa Yun!! Maaf gue nggak bisa lama- lama di sini, gue pamit ya!"

Mendengar itu tangisan Yuna pun semakin kencang.

" Nggak! Lo nggak boleh!" raungnya.

" Ini udah takdir Yun! Atas ke matian gue ini jangan salahin siapapun oke! dan jangan merasa bersalah!"

" Gue nggak mau lo pergi!" raungnya kembali sambil berusaha memeluk arwah Chaeryeong, ya meskipun ujung- ujungnya tembus.

" Yun pliis ikhlasin gue! kalau gini gue bakal berat banget!! Gue pergi sekarang ya! jika yang di atas berkehendak gue harap kita bakal ketemu lagi suatu saat nanti."

Lalu setelahnya arwah Chaeryeong memudar dan menghilang dari pandangan.

"CHAERYEONG!!" Raungnya keras sambil menangis kencang. Menangisi sang sahabat bahkan yang sudah ia anggap keluarga sendiri.

Tak menyangka bahwa ia akan kehilangan secepat ini dan dengan cara seperti ini. Di samping itu benaknya juga masih memikirkan sebenarnya apa yang dimaksud Chaeryeong tadi soal pertemanan mereka.

Apa yang sudah terjadi sebenarnya? Hal apa yang sudah ia lewatkan? Tidak! ia benar- benar harus segera pulang ke Indonesia untuk menemukan jawabannya.

TBC........








Votenya guys ~
Oke makasih ;⁠)

Btw  ada yang masih baca book ini nggak?

Revenge|| TXTITZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang