The Boxing Champion (Last)

469 41 13
                                    

"Seungcheol !!!"

"Seungcheol!"

Suara itu, suara yang ingin dia dengarkan jika memang ini akan menjadi hari terakhirnya. Ia merasa tenang walaupun ia tidak tau suara itu ilusi atau bukan.

Tapi Seungcheol akan menerima takdirnya. Tapi hatinya menyangkal bahwa itu hanya sebuah suara semata. Seungcheol berusaha mengedarkan netranya yang sudah mulai kabur karena darah yang mengalir melalui matanya. Apakah ini hanya ilusi belaka?

Hatinya yakin ini bukan ilusinya semata karena ia melihat sosok yang ia rindukan kehadirannya berlari tergesa-gesa ke arahnya. Para penjahat tadi pun melepaskan cengkraman mereka pada kerah baju seungcheol dan menghempaskannya ke tembok sekali lagi.

Sosok itu terus mendekat dan terlihat semakin nyata. Membawanya ke dalam pelukan hangat. Ia tidak peduli dengan rasa sakitnya. Dia membalas pelukan mingyu sangat erat sambil terus terisak menangisi kerinduannya. Seungcheol merasa hidup kembali karena pelukan mingyu seperti obat baginya.

"Ouh kau si kim mingyu? Jagoan tinju yang memenangkan st.justin award itu?" Tanya salah satu dari mereka. Mingyu tidak menjawab dia memilih untuk melepaskan jaketnya untuk dipakaikan pada seungcheol.

"Kau kekasih dari si sampah seungcheol?" Mingyu yang mendengar ini segera berdiri dan mengepalkan tangannya dengan kemarahan yang menyeruak keluar dalam dirinya.

"Ya, dia kekasihku. Dan camkan ini, dia bukan sampah! Dia mutiara paling berharga bagiku!" Mingyu bergerak maju dan meninju wajah salah satu dari mereka dalam hitungan dua detik.

Bahkan pukulan mingyu mengakibatkan hidungnya patah. Kemudian kedua penjahat yang lain ikut menyerang mingyu. Tapi mingyu tidak menyerah, dia mundur ke belakang dan mengambil tong sampah dan melemparkannya pada mereka dan melawan mereka bertiga tanpa rasa takut.

Mingyu tanpa belas kasihan terus memukul ketiga orang itu. Mingyu menendang salah satu wajah mereka mengakibatkan wajahnya tidak lagi terlihat jelas. Mingyu menyerang yang lain dan menendangnya diperut berkali-kali sampai orang kedua itu jatuh tersungkur berlumuran darah.

Tersisa satu orang lagi, Mingyu menantang dia untuk maju. Dia ingat orang itu yang waktu itu mengejar mereka dan meneriakkan nama seungcheol dengan berbagai hinaan. Mingyu membabi buta memukul wajah itu dan setelah itu mingyu menghindar sebentar, dia bergerak ke samping di belakang pria itu, menarik kepala pria itu, dan membantingnya ke dinding.

Seungcheol menutup matanya saat mendengar suara retakan dari penjahat yang mingyu pukul. Mingyu membalikkan pria itu dan melihat bahwa wajah pria itu tidak lagi terlihat jelas bentuknya, noda darah di wajah membuatnya tidak bisa mengenali fitur wajah. Mingyu masih marah, dan meninju wajah pria itu beberapa kali lagi. Mingyu mundur melihat ketiga orang itu berlumuran darah.

"Mingyu... peluk aku..."

Suara lemah seungcheol segera memanggil mingyu untuk datang. Mingyu buru-buru mengelap tangannya ke belakang bajunya. Dia berjalan cepat kearah seungcheol dan memeluk seungcheol erat. Jantungnya berdegup sangat kencang. Mungkin karena kemarahan yang memenuhi kepalanya barusan atau karena dia memeluk kekasihnya yang hilang dan ditemukan kembali. Mingyu memeluk seungcheol lebih erat lagi seolah-olah kekasihnya akan pergi jika ia tidak memeluknya erat.

"Gyu, kamu tau katanya jika dua orang kekasih berpelukan selama lebih dari 30 detik, detak jantung mereka akan sama" Ucap seungcheol dengan sedikit tawa diakhir.

"Jadi mari kita berpelukan sedikit lebih lama ... sedikit lebih lama ..." Mingyu memeluknya terlalu erat, Seungcheol sedikit merasakan sesak. Tapi seungcheol tidak mau pergi dari pelukan hangat ini. Dia menepuk punggung mingyu dengan ringan dan tertawa terbahak-bahak.

"Haha Mingyu ternyata jantung kita berdetak dengan kecepatan yang sama. Aku curiga kamu sangat mencintaiku kan?" Tanya seungcheol dengan tertawa kecil lagi.

GYUCHEOL STORIES COLLECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang