The Boxing Champion (6)

288 33 6
                                    


Di ruang tunggu...

Hari ini adalah hari pertama pertandingan regional yang diikuti seungcheol.

Seungcheol membenamkan dirinya dalam pelukan mingyu. Tapi mingyu melepaskan pelukan seungcheol dan mingyu menggantungkan tubuhnya di badan seungcheol. Ini terlihat seperti gantungan anjing. Seungcheol tersenyum lalu mendorong mingyu untuk berdiri tegak.

“Apa ini warming-up terbaru, berdiri tegak dengan menahan beban?”

“Aku sangat lelah kemarin Seungcheol~~” Mingyu menempel pada Seungcheol lagi. Bertingkah seperti anak manja.

"Berdirilah dengan benar." Seungcheol terkikik geli, mendorong Mingyu lagi. Mingyu benar-benar seperti bayi besar.

“Aku akan bermain sebentar lagi. Dan kita belum persiapan."

"Benar! Aku baru ingat" Mingyu tiba-tiba tersadar, berdiri dan berlari untuk mengambil perban dan pelindung mulut di tasnya.

  'Bip——'

Suara peluit menjadi tanda pertandingan akan dimulai. Mingyu berdiri di kursi pelatih dan bersorak keras, sementara Seungcheol penuh energi di atas panggung, matanya dengan tajam menatap lawan seperti cheetah yang tengah berburu.

Sebelum pertandingan dimulai, Mingyu berkata pada seungcheol kalau lawannya kali ini tidak terlalu kuat, tetapi Seungcheol tidak bisa meremehkannya. Karena si lawan sering menggunakan beberapa  pukulan gabungan tidak terduga.
Seungcheol dapat menilai sekilas memang benar lawannya kali ini tidak terlalu kuat.

Tidak seperti saat ia berlatih dengan mingyu, ia selalu kalah melawan Mingyu.
Seungcheol dengan mudah menghindari tiga serangan beruntun lawan, dan akhirnya melakukan pukulan atas secara tak terduga memberikan pukulan telak kepada lawan.

Mingyu juga mengatakan padanya jika dalam sebuah pertandingan ia harus mampu menganalisis dengan cepat kelemahan lawan dan menggunakannya sebagai tameng agar dia bisa menang. Ini adalah taktik psikologis untuk menggagalkan kepercayaan diri dan harga diri lawan, dan membuatnya lengah.

Cedera tidak dapat dihindari dalam sebuah permainan. Meskipun Seungcheol dan Mingyu telah mempelajari taktik dan gaya permainan.

Jadi saat seungcheol tidak menyadari lawan yang menyerangnya dari sudut yang tak terduga mengakibatkan luka di pelipisnya. Seungcheol melihat sekilas ke arah mingyu. Mingyu mengangkat kepalan tangannya menandakan seungcheol harus tetap semangat dan jangan menyerah.

Tepat saat lawan mengira seungcheol akan menyerah karena pukulan berat ini. Seungcheol memperlambat langkah kemudian bergerak maju dengan cepat dan meninju dua kali dengan tangan kiri dan kanannya dalam kecepatan kurang dari satu detik.

Kemudian ketika lawan mengira seungcheol akan terus memukulnya. Seungcheol  mundur sedikit dan bergerak ke kanan bawah lalu tiba-tiba melompat dan memukul kepala lawan dengan sekuat tenaga.

Mingyu tercengang di antara penonton. Ini berbeda dari gerakan yang mereka pelajari sebelumnya. Sepertinya seungcheol menggabungkan gerakan yang dia tahu dengan gerakan lawan barusan untuk menciptakan gaya permainan yang benar-benar baru. Lawan yang sama sekali tidak bereaksi langsung terdiam. Melihat situasinya tidak baik, pelatih lawan segera meminta istirahat dan babak pertama selesai.

Mingyu pun berlari ke sisi panggung.  Babak pertama pertandingan tinju selalu singkat dan intens, agar emosi petinju tidak mereda, pelatih akan selalu berteriak keras untuk menunjuk dan menyemangati petinju.

Seungcheol keluar ring dan berjalan keluar dari panggung . Ia melepas pelindung mulut.  Mingyu mengeluarkan handuk dan kain kasa untuk menyeka darah di wajah seungcheol lalu dia menyemprotkan obat pada luka di tulang alis. Setelah selesai mingyu memegang kedua bahu seungcheol dan berkata dengan penuh bangga.

GYUCHEOL STORIES COLLECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang