Mingyu membasuh tubuhnya sebentar dengan air hangat dari Seungcheol kemudian menggantinya dengan seragam sekolah yang bersih.Mingyu diam-diam melirik wajah Seungcheol yang tidak mengatakan sepatah kata pun daritadi tapi dia tetap membantunya. Mingyu merasa bahwa rumor masyarakat yang mengatakan bahwa Seungcheol adalah dewa pembunuh ada benarnya juga. Penampilan seungcheol sekarang terlihat berbeda.
"sudah lebih baik? Apa ada yang sakit Gyu?" Kata Seungcheol tiba-tiba, mengejutkan Mingyu yang tengah tenggelam dalam pikirannya sendiri.
"Ah aku baik-baik saja" Mingyu dengan panik menjawab pertanyaan seungcheol.
"Ikuti aku.” Seungcheol meraih pergelangan tangan Mingyu dan menariknya ke gedung pengajaran. Semakin banyak Mingyu berjalan, semakin dia merasa ada yang tidak beres, dia merasa ada aura pembunuh yang menyebar di sekitar Seungcheol.
Mingyu merasa bahwa dia tidak bisa membiarkan situasi ini berlanjut, jadi ketika mereka mencapai lantai dua, dia dengan cepat meraih tangan yang dipegang Seungcheol dan menariknya untuk berhenti.“Ada apa?” Seungcheol menoleh untuk melihat Mingyu, tapi Mingyu bisa merasakan seungcheol berusaha menekan amarahnya.
"Kalau kau ingin pergi setidaknya tidak sekarang, oke?” Mingyu merasa bahwa dia tidak pernah setulus ini.
"Kau takut?" Suara Seungcheol penuh tekanan.
"Tidak, bukan aku takut, aku hanya takut jika kemarahan mu ini akan menyebabkan permasalahan baru untuk kita berdua. Kita tidak akan baik baik saja nantinya"
Seungcheol menatap wajah Mingyu sebentar lalu menyeretnya ke lantai tiga terlepas dari perlawanan Mingyu.
Seungcheol langsung pergi ke kelas senior yang tidak naik kelas itu. Ini adalah jam pulang jadi ada beberapa siswa yang tersebar bebas.
Ketika mereka melihat Seungcheol menarik Mingyu, mereka semua langsung memberi jalan dan ada beberapa lainnya buru-buru berlari ke kelas senior itu, mungkin sebagai pelapor.
Sebelum ada yang bisa bereaksi, Seungcheol mendobrak pintu kelas itu, pelakunya kebetulan duduk di barisan terdepan dekat pintu.
Mingyu sangat bingung sehingga dia menggeser tubuhnya kesamping. Berbeda dengan Seungcheol yang bergegas masuk dan mengambil kursi di dekat pintu dan membantingnya di depan orang itu. Terdengar ledakan keras, dan seluruh orang dikelas terdiam.
Senior itu sangat ketakutan sehingga dia mencoba mundur untuk mencari tempat bersembunyi. Seungcheol mencibir ketika dia melihat tatapan pengecut dari pihak lain, dan mencengkeram kerah pria itu dengan satu tangan, mengangkatnya dari bangku, menyeretnya kedepannya, dan meludahinya.
"Bajingan! perhatikan baik-baik! Ingat siapa yang kau sakiti hari ini!"
Setelah berbicara, dia melemparkan pria itu kembali ke bangku, menepuk bahu Mingyu untuk memberi isyarat agar dia mengikuti, dan kemudian pergi.
"Kapan kita akan mengerjakan PR bersama lagi?"
Seungcheol membawa Mingyu kembali ke kelas dan duduk, lalu mengeluarkan buku dan PR dari tas sekolahnya dan meletakkannya di atas meja seperti orang normal.
Lain hal nya dengan Mingyu yang belum kembali dari jiwanya, dia duduk di kursi dan menatap Seungcheol lalu ke buku PR di atas meja, lalu perlahan mengeluarkan buku itu, membukanya dan meletakkannya di atas meja.
Dia merasa bahwa dia telah melalui banyak hal hari ini.Ia kembali sadar saat Seungcheol mencubit kedua pipinya dengan keras.
"Arghh Lepaskan! Ini sakit!" Mingyu berteriak karena Seungcheol mencubit terlalu keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
GYUCHEOL STORIES COLLECTION
RomanceKarna book gyucheol sangat sedikit didunia oren ini akhirnya terinsipirasi buat sebuah book koleksi biar ngeramein kapal gyucheol. Book ini isinya berbagai koleksi one/two/three shots dari couple Gyucheol. Isi dari book ini adalah story buatanku se...