Part twenty

250 11 0
                                    

Sesuai rencana mereka berlima akan hangout ke tempat karaoke, tentunya mereka sudah memilih salah satu tempat yang cukup oke untuk dikunjungi dari sekian banyaknya rekomendasi, tempat karaoke ini terkenal dengan koleksi lagu lengkap dan fasilitas nyaman, apalagi desain ruangannya modern dan estetik, dilengkapi peralatan sound system canggih dan teknologi layar sentuh yang memudahkan pelanggan.

" abang pilih yang mana~ perawatan atau janda~ "

" perawan memang menawan~ janda lebih menggoda~ "

Hans berdecak menatap ketiga teman Clea yang sedang bernyanyi ria, satu diantaranya adalah patricia, dan dua lainnya Hans tidak begitu mengenalnya, dia hanya sempat bertemu beberapa kali.

By the way, Ini mereka gak salah pilih lagu? mahasiswa sekarang emang lagi demam dangdut atau gimana?

Hans mendesis tajam, " katanya gak dangdutan? " sindir Hans, dia sangat amat mengingat ucapan Clea yang bersikeras mengatakan mereka tidak akan dangdutan, nyatanya semua itu hanya fiktif belaka.

Clea yang duduk disampingnya meringis pelan, " gue baru inget mereka biduan kelas! " jawab Clea terkekeh pelan.

Hans hanya manggut-manggut pasrah, mencoba memaklumi tingkah absurd mereka, " Pantesan! "

lirik demi lirik yang terdengar membuat Hans bergidik ngeri, dia sekarang jadi agak menyesal ikut bergabung, mendadak dia berharap dianugerahi kekuatan menghilang, sanking putus asanya.

Clea tersenyum jail," abang pilih yang mana? perawan atau janda? " Clea ikutan menyanyi, namun sengaja memandang kearah Hans, seolah-olah lirik itu adalah pertanyaan untuknya.

Hans mendelik, " Janda! " balasnya asal.

Daebak!

Clea membekap mulutnya sendiri, jawaban Hans benar-benar diluar nalar, ini dia cuma asal jawab aja kan? " Jadi ini alasan Lo nolak cewek-cewek? karena mereka bukan janda? " sahut Clea mendramatisir.

Hans tertawa pelan, " ngarang banget! "

Clea mencibir, " oke berarti gue bukan tipe Lo! "

Hans menoleh, dia meletakkan jari telunjuknya ke dagu seakan sedang berpikir, ekspresinya sangat jelas menggoda Clea, gak apa kan kalau memancing keributan sedikit? sedetik kemudian Hans memasang wajah menantang seolah mengibarkan bendera perang, " bukan! " jawabnya enteng tanpa dosa.

Clea sedikit ternganga mendengarnya, " Lo ngajak ribut? " tuding Clea

Hans lantas tertawa renyah, puas rasanya melihat wajah bete Clea, " kan Lo nanya! "

Clea cemberut, " gue kurang cantik? " tanyanya sebal, jadi barusan secara terang-terangan dia menyebut Clea bukan tipenya gitu? padahal kan Clea pacarnya, meskipun status mereka emang gak jelas sih, tapi tetap aja Clea gak terima.

" Lo cantik! " puji Hans.

Clea agak tersipu, namun sebisa mungkin mencoba menahannya, dia gak akan termakan gombalan Hans kali ini, setidaknya tidak untuk hari ini. " terus kenapa gue bukan tipe Lo? "

" bukan aja! "

Clea Pout, " awas aja! " ancam Clea

Hans yang gemas melihatnya langsung mencubit hidungnya, " gue bercanda kali! "

" gak tau ah males! " sungut Clea

OSPEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang