part three

3.4K 134 5
                                    

kekaguman para mahasiswa baru terhadap senior selama OSPEK menjadi kesempatan bagi sejumlah senior untuk menampilkan image forming mereka, tapi itu sama sekali tidak berlaku untuk Clea.

Clea melangkahkan kakinya ke koridor sambil merengut, kenapa sih universitas aja harus ada Ospek? menyebalkan, Clea menghentikan langkahnya saat melihat ke tiga dewan mahasiswa yang merupakan sahabat Hans sedang menatap kearahnya, Mereka adalah Azriel, Maxen dan Alvaro. Clea berbalik menatap Mereka namun hanya sedetik, karna sedetik kemudian dia mengalihkan tatapannya kearah lain. atau dia yang kepedean? tapi kenapa Mereka semua ngelihat kearah Clea? apa ada yang aneh? perasaan gak.

“ Lo yang disana! kesini bentar! ” panggil Alvaro sambil menunjuk Clea menggunakan dagunya, dia manggil siapa? Clea?

Clea menunjuk wajahnya sendiri, “ saya kak? ” tanya Clea memastikan, jangan bilang dia mau dikerjain.

Alvaro menatapnya malas, “ emang ada orang lain selain Lo? ” balas Alvaro mencibir, Azriel dan Maxen yang mendengarnya hanya cengengesan, emang ya mereka semua itu sama kayak Hans, sama-sama nyebelin pakai banget.

“ kita belum kenalan secara resmi, ya'? ” tanya Alvaro sambil tersenyum simpul, Clea hanya membalas nya dengan senyuman tipis, kenapa sifat mereka jadi sok akrab gini? perasaan kemarin mereka semua dingin banget, mencurigakan.

“ nama gue Alvaro! ” ucap Alvaro sambil mengulurkan tangannya, Clea menatap uluran tangan Alvaro ragu namun dia membalas uluran tangannya.

“ Clearesta Guidea, biasa dipanggil Clea. ” balas Clea gantian memperkenalkan diri, ini sebenarnya tujuan mereka apa sih? perasaan Clea gak bikin masalah deh, sepertinya ada yang tidak benar.

Alvaro memasukkan tangannya kedalam saku celananya, “ ini kan masa Ospek, dan gue wajib nentuin apa aja yang harus dilakuin maba, So... gue mau Lo lakuin perintah gue, gak ada penolakan. ” ucap Alvaro yang membuat Clea mendesis, ternyata dugaanya 100% tepat, pasti dia minta permintaan yang aneh-aneh.

“ asalkan gak aneh-aneh aja. ” balas Clea agak keki.

“ permintaan gue simple, gue mau Lo nembak Hans. ” titah Alvaro yang langsung mendapatkan pelototan dari Clea, ha? nembak Hans? gak mungkin, dia niat banget ngerjain Clea sepertinya, lagian dimana-mana cowok yang nembak cewek.

“ apa!!? ” respon Clea shocked.

“ Lo cuma gue suruh nembak Hans, bukan cium dia, jadi bisa gak, gak pakai teriak!? ” protes Alvaro kesal yang membuat Clea mencibir, gak akan Clea nuruti maunya dia kali ini.

“ saya gak mau kak! ” tolak Clea langsung, ini masalahnya bukan cuma dia pembina ospek atau bukan, tapi ini masalah harga diri.

" ini perintah! " peringat Alvaro.

" itu diluar tugas ospek kak! saya gak wajib lakuin! " balas Clea logis.

Azriel dan Maxen yang mendengarnya langsung terkesiap, nyalinya gede juga nih maba.

Alvaro menyeringai, dia suka yang agak membangkang gini, " perintah gue adalah tugas buat Lo! sekalipun gue suruh bersihin lapangan, itu tetep tugas! "

" maklumin ya, dia emang agak ekstrem kalo ngasih tugas! " Maxen yang daritadi menyimak akhirnya angkat bicara, sementara Azriel hanya geleng-geleng kepala melihat mereka berdua yang tiada henti mengerjai para maba.

Clea menghela nafas gusar, bisa gak sih mereka biarin clea tenang satu hari saja!?

“ jadi gimana? kalau Lo nolak, gue pastiin Lo gak akan lulus Ospek! ” tegas Alvaro sambil mengangkat bahunya Cuek, Clea melebarkan matanya, apa katanya? gak lulus Ospek? bisa-bisa dia dapat ceramah selama dua jam dari papanya, ini gak bisa dibiarin, tapi nanti kalau dia iyain aja masa dia harus nembak Hans sih? si pembina ospek nyebelin itu.

OSPEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang