part sixteen

1.8K 104 12
                                    


Hans terbengong menatap peserta UKM wanita yang hampir memenuhi aula, bukan hanya tercengang dengan jumlah mereka yang terbilang tidak sedikit, tapi juga adanya penambahan basket putri yang membuatnya heran.

Hans baru semester ini masuk ke UKM basket, dan sejauh yang dia tau kalau UKM basket putri dari tahun-tahun sebelumnya tidak pernah ada, dikarenakan salah satu alasannya banyak mahasiswa yang tidak berminat.

Hans yang baru memasuki aula disoraki dengan suara riuh dari peserta, mereka berteriak histeris menyaksikan pria blasteran surga itu berjalan dengan gaya angkuh yang sudah menjadi ciri khasnya, disana sudah berdiri kesepuluh anggota tim basketnya, berikut juga dengan dewan ekskul.

Hans menghampiri dewan ekskul yang kebetulan ada disana, “ ada penambahan UKM basket putri? ” tanya Hans datar kepada seniornya itu.

cowok bernama Dhika itu mengangguk, dia senior dari angkatan semester 6, “ iya! baru tahun ini banyak Maba yang berminat masuk UKM basket putri, sebelumnya gak pernah ada yang mau! ” jawabnya.

Hans diam tampak berpikir, “ apa yang beda? ”

dewan ekskul yang terdiri dari dua orang itu juga ikutan merenung, sedetik kemudian Dhika beralih menatap kearah Hans dengan wajah serius, begitu juga dengan partner wanitanya.

Hans mengernyit, “ kenapa natap gue? ”

Sisil si partner wanita tersenyum, “ karna tahun ini ada Lo! ” jawabnya menerka-nerka, Hans memang baru tahun ini masuk UKM basket, tapi berhubung dia memiliki skill yang bagus makannya dia langsung diangkat jadi ketua UKM basket.

Hans menunjuk wajahnya sendiri, “ gue? ” tanyanya masih tidak mengerti.

Dhika mengangguk, “ maba cewek tertarik karna tau Lo ketuanya! Lo pikir mereka disini karna apa kalau bukan karna Lo!? ”

Hans berdecak, dia paling malas dalam urusan penggemar, kepopulerannya sudah cukup membuatnya tidak nyaman, siapapun pasti tau kalau dia tipe yang introvert.

Hans menatap seluruh peserta yang baru dia sadari memandang dirinya terkagum-kagum sejak tadi, dan itu justru bagaikan mimpi buruk untuknya.

Hans berbisik disamping Dhika, “ bukannya penambahan UKM cuma bikin jadwal kita padat aja? gue cuma takut gak bisa handle semuanya. ”

“ soal jadwal ngajar, Lo sama anggota tim basket yang lain bisa gantian! terus keputusan masalah penambahan basket putri kan bisa dijadiin akses peningkatan prestasi non akademik di kampus kita! gue personally sih setuju-setuju aja. ” jelasnya.

Hans diam menyimak, kemudian menunjuk seluruh peserta menggunakan isyarat matanya, “ bukannya kuota kita terbatas!? ”

Dhika manggut-manggut, “ gue tau caranya biar jumlah pesertanya berkurang! ”

Hans mengangkat sebelah alisnya, “ gimana? ”

Dhika bersiap ke tengah-tengah podium untuk menyita perhatian semua mahasiswa baru, “ perhatian semua!! ” teriaknya lantang.

lantas semua peserta menghadap ke depan, “ silahkan angkat kaki buat kalian semua yang mau ikut gabung cuma karna senior cowok!! saya gak mau kalian jadiin UKM basket sebagai ajang pendekatan kalian! ”

semua peserta nampak saling pandang satu sama lain, kemudian beranjak bangkit untuk meninggalkan tempat itu, Dhika dan senior yang lain terkejut bukan main karena peserta yang tetap duduk diposisinya hanya tersisa 4 orang dari 50 orang, WHAT THE HELL.

jadi benar, alasan mereka semua ikut UKM basket karna ada Hans? sungguh luar biasa pesona seorang Hans.

“ eh tunggu!! ” cegat Dhika.

OSPEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang