Clea memutuskan untuk ke ruangan CCTV, dia ingin meminta rekaman di area loker, dia ingin mengetahui siapa yang melakukan hal sekejam itu pada Hans, bahkan hingga sekarat. sekaligus sebagai barang bukti untuk menyerahkan kasus kriminal itu ke pihak berwajib." permisi! " Clea mengetuk pintu ruangan untuk meminta izin agar diperbolehkan masuk.
" iya silahkan masuk! " sahut sang pengawas CCTV.
" perkenalkan saya Clea, kemarin teman saya habis dikeroyok sama beberapa orang di area loker! kalau boleh saya bisa lihat rekamannya pak? " tanya Clea sopan.
Pria setengah baya itu mengangguk, " kejadiannya jam berapa ya, dik? " tanya penjaga itu ramah.
Clea nampak berpikir sebentar, " jam enam sore pak! "
terlihat bapak itu mengangguk dan mulai mengotak-atik alat digital didepannya, tiba-tiba raut wajahnya berubah gelisah.
" kenapa rekamannya error ya? " tanya bapak penjaga itu panik.
" hah? error? " tanya Clea ikutan panik.
bapak itu mengangguk, kemudian menunjukkan rekaman yang hanya menampilkan layar hitam putih, pasti rekamannya sengaja dirusak oleh seseorang.
Clea menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, dia harus gimana? cuma itu satu-satunya bukti agar bisa menangkap pelakunya.
" kalau gitu saya pamit dulu pak, kalau sekiranya rekaman CCTV nya udah bisa, tolong kabari saya ya pak! " pinta Clea memohon.
Penjaga CCTV itu mengangguk, " baik, dik! " balasnya.
Clea mengusap wajahnya frustasi, dengan amat terpaksa dia meninggalkan ruangan CCTV itu.
tiba-tiba Clea teringat sesuatu, senjata yang mereka gunakan itu tongkat kasti kan? mereka gak mungkin bawa sendiri dari rumah, pasti punya kampus.
Clea berlari ke ruang olahraga, memeriksa sejumlah tongkat kasti yang ada disana, tiba-tiba matanya tertuju pada sekumpulan tongkat kasti yang diletakkan terpisah, dia memeriksa tongkat kasti itu satu persatu.
saat sedang mengecek tongkat kasti terakhir, dia melebarkan matanya, terdapat noda darah di ujung tongkat tersebut, meskipun hanya bercak yang mulai memudar, tapi dia yakin kalau itu noda darah.
" Clea? " panggil seseorang dari belakang punggungnya.
Clea terperanjat kaget, " kak Gavin? " tanya Clea masih terkejut.
Gavin berjalan menghampirinya, " gue ngagetin ya? "
Clea tersenyum kikuk, " sedikit! "
" btw, kenapa disini? " tanya Gavin ramah.
Clea gelagapan, mencoba mencari alasan yang pas agar Gavin tidak curiga, " hari ini jatah piket gue, jadi disuruh bersihin tempat ini. " jawab Clea agak gugup.
Gavin menunjuk tongkat kasti berbahan dasar kayu yang berada di genggaman Clea, " itu buat apa? " tanya Gavin dengan tatapan mengintimidasi.
" oh ini, gue cuma mau rapihin aja! ini siapa sih yang minjem gak ditaruh lagi, Lo tau gak siapa? " alibi Clea dibalik pertanyaannya yang terselubung.
Gavin menatapnya curiga, dia tau ada yang aneh dari cewek didepannya itu, Gavin mengangkat bahunya, " gue kurang tau! "
Clea agak kecewa, oh iya dia baru ingat sesuatu, " Lo kemaren pulang jam berapa? " tanya Clea menatap Gavin serius, pasalnya sesudah ekskul dia melihat Gavin tidak langsung pulang.
Gavin menatapnya tak suka, " kenapa? " tanya Gavin agak ketus.
Clea menyadari adanya perubahan sikap dari Gavin, " soalnya gue kemarin ngeliat Lo belum pulang, Lo masih ada urusan ya dikampus? "

KAMU SEDANG MEMBACA
OSPEK
Teen Fictionpernah dengar istilah OSPEK? Yap! OSPEK singkatan dari Orientasi Siswa dan pengenalan Kampus, sama halnya dengan MOS dan MPLS di SMA, bertujuan untuk mengenalkan dan memberikan arahan kepada para mahasiswa baru mengenai kehidupan kampus. Pasti yang...