Clea sedang duduk bersila di atas kasur, hari ini adalah hari libur nasional yang dinanti-nantikan oleh seluruh mahasiswa di berbagai universitas biasanya, termasuk dirinya.Clea memanfaatkan waktu liburnya untuk bermalas-malasan di rumah, seperti sekarang, dia sedang asik menonton film bergenre thriller yang kemarin direkomendasikan oleh abangnya-devan.
baru juga dibahas, cowok bertubuh tegap itu sudah ikut terduduk disofa tepat sebelah Clea, yang lebih menyebalkan lagi dia merebut cemilan keripik singkong yang sedang Clea nikmati.
" tumben gak keluar? " tegur Clea agak sebal, sambil terus mengunyah makanan ringan didepannya.
" ngusir? " balas Devan dengan tatapan menyipit kearah Clea.
Clea merotasi kan bola matanya, " bagus deh peka. " jawab Clea sekenanya.
Devan sontak mengacak rambut adik perempuannya itu dengan gemas, yang membuat Clea seketika mendecak, " dasar adik durhaka! " gerutu Devan mencibir, namun sebenarnya dia tidak marah sungguhan.
Clea kembali menata rambutnya yang kini sudah berantakan karna ulah abangnya itu, " biarin! " sahut Clea dongkol.
Devan hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku adik perempuan satu-satunya itu, " mama kemana? " tanya Devan sambil celingak-celinguk kearah dapur dan kamar untuk mencari sosok wanita paruh baya yang dikenalnya dengan sangat baik, malaikat tanpa sayapnya.
" ke minimarket, belanja. " jawab Clea tanpa menoleh kearahnya, dia masih nampak sibuk menatap layar LED dihadapannya.
" papa? " tanya Devan lagi, dengan kedua alis yang mengernyit.
" ke kantor. " balas Clea lagi.
Devan menatapnya tidak percaya, " ini kan hari minggu? " tanya pria berwajah tampan itu dengan ekspresi heran.
Clea mendecak, ikut kesal. " gak tau, tadi katanya ada meeting sama client! kayak gak tau papa aja, semua hari kan sama aja bagi papa, mau itu hari weekend atau gak. " desis Clea tajam, papanya itu memang sangat sibuk dan jarang sekali memiliki waktu untuk keluarga, bahkan bagi Clea dia gak punya waktu untuk dirinya sendiri.
Devan hanya manggut-manggut sambil tersenyum kecut, " btw, OSPEK Lo kemaren gimana? sadis gak? " tanya Devan kepo.
Clea mencibir, dia malas sekali mengingat-ingat masa OSPEK yang sangat menyebalkan baginya, " ck! gila banget tuh kampus. " maki Clea sarkastik, dia gondok setengah mati kalau harus memutar memorinya saat masa OSPEK.
Devan terkikik geli, gak salah kalau kampus itu menekankan kesan senioritas yang tinggi, " I know, apalagi kampus Lo terkenal sama senioritas mahasiswa-nya, anyway untungnya universitas Lo gak ada aksi bullying, beda sama kampus gue. " balas Devan sambil memasukkan potongan brownies cokelat kedalam mulutnya.
Clea mengernyit, " tau darimana? " tanya Clea heran, kenapa abangnya justru tau lebih banyak tentang kampusnya?
Devan seolah berpikir, " dari gue barusan! " balas Devan asal.
Clea melotot, dia mencubit perut Devan cukup keras yang membuatnya meringis kesakitan.
" gue serius! " ancam Clea tajam.
Devan mengelus-elus bekas cubitan Clea, " punya adek hobi banget nyiksa abangnya! " gumam Devan sambil meringis kecil.
Clea pura-pura ngambek, " siapa suruh ngeselin! " jawab Clea kalem dengan wajah tak berdosa, membuat Devan harus mengelus dadanya sabar menghadapi adik semata wayangnya itu, " jawab gak!? " tuntut Clea meminta jawaban.

KAMU SEDANG MEMBACA
OSPEK
Genç Kurgupernah dengar istilah OSPEK? Yap! OSPEK singkatan dari Orientasi Siswa dan pengenalan Kampus, sama halnya dengan MOS dan MPLS di SMA, bertujuan untuk mengenalkan dan memberikan arahan kepada para mahasiswa baru mengenai kehidupan kampus. Pasti yang...