Part nineteen

423 21 3
                                    

Clea merebahkan tubuhnya diranjang kesayangannya, entah kenapa hari ini terasa melelahkan baginya, ya memang dia agak hectic hari ini, sebab sepanjang sore clea mengikuti kelas fotografi. Apalagi dia terus-terusan kepikiran tentang kasus pengeroyokan Hans, dia sangat was-was karena pelakunya belum tertangkap.

Clea mengambil ponselnya, jari-jarinya bergerak diatas keyword membentuk kata per kata menjadi sebuah kalimat singkat.

udah sampe rumah?

Setelah mengetik pesan itu, clea menekan tombol send yang terletak di sisi kanan kolom pesan, dia baru saja mengirimkan chat ke Hans, dia menanyai itu sebab Hans lah yang mengantarnya pulang, entah kebetulan atau memang takdir tapi mendadak hari ini jam pulang mereka bisa sama, boleh gak si clea ge-er berpikir kalau Hans sengaja menunggunya untuk pulang bersama? mungkin aja kan, tidak ada yang mustahil di universe ini.

Clea memandang ponselnya lama, menunggu Hans membalas chat darinya, sedetik kemudian dia menghela nafas gusar karena tak kunjung mendapatkan balasan, mungkin hans masih dijalan pikirnya, dia melempar pelan ponselnya ke kasur, lalu bangkit dari posisi tidurnya.

Clea menyambar handuk yg masih terlipat rapi di lemari_berniat untuk mandi, berharap setelah selesai mandi akan ada chat masuk dari Hans.

Selang satu jam dia kembali dengan bath robes yang membalut tubuhnya, tak lupa handuk yang dia lilitkan di rambutnya. Clea mengambil kembali ponselnya, menyalakan layar ponselnya namun terlihat masih belum ada tanda-tanda notifikasi dari Hans, clea menggulir layar kunci pada ponselnya, membuka app chat untuk memastikan notifikasinya masih berfungsi dengan baik, siapa tau saja notifikasinya tidak muncul namun hans sudah membalas, kemungkinan seperti itu bisa saja terjadi kan?

Clea memejamkan matanya sekilas, ternyata hans memang belum membalas pesannya juga, padahal sudah 2 jam yang lalu, lagipun perjalanan pulang ke rumahnya tidak sampai memakan waktu dua jam, paling lama cuma setengah jam, kenapa Hans belum juga membalas pesannya? lebih tepatnya belum membuka hpnya, karena memang Hans sedang offline, terlihat dari chat yang dikirimkan clea masih centang satu.

Clea lagi-lagi mendengus, kenapa sih suka banget ngilang tiba-tiba, " ni anak kemana si? " gerutunya sebal, gak mungkin kan kalau dia kehabisan kuota, apalagi dirumahnya juga ada wifi.

Clea mencoba menelponnya, mungkin saja dengan begitu hans akan mengangkat telpon darinya.

nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi.

Terdengar suara operator yang menyahut, clea semakin khawatir mengetahui ponsel hans tidak aktif, dengan cepat dia berlari menuju lemari, mengambil pakaiannya dan pergi ke kamar mandi, dia harus bersiap-siap untuk kerumah Hans, dia ingin memastikan hans baik-baik saja, dia takut terjadi sesuatu padanya.

Clea memutuskan untuk naik taksi, sesekali dia mengecek kembali handphonenya, berharap Hans sudah membalas pesannya, namun lagi-lagi nihil, clea mengalihkan pandangannya keluar kaca mobil, pikirannya mulai kalut.

Tanpa sadar clea meneteskan air matanya, situasi ini terasa dejavu untuknya, dia takut kalau harus kembali melihat Hans terluka, dia takut kejadian yang sama terulang kembali, dia teringat lagi peristiwa hari itu, seperti clip video horror yang terputar memperlihatkan setiap detik kejadian yang terekam dengan jelas.

Clea menyeka air matanya, memandangi ponselnya penuh harap, " please... jangan lagi. " lirihnya.

◽️◽️◽️

OSPEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang