Mereka berdua pun pergi ke restoran yang terkenal disana, Clea daritadi hanya menekuk wajahnya sambil melihat kearah luar melalui kaca mobil, Hans yang juga tidak mempunyai topik pembicaraan hanya bisa diam mengikuti alur keheningan yang menerka, tidak sampai sepuluh menit akhirnya mereka sampai ke tempat tujuan mereka.
Hans menghentikan mobilnya tepat didepan restoran, mereka berdua langsung turun dan masuk kedalam restoran itu, Clea mengernyit, ini kenapa restorannya sepi banget kayak kuburan, tumben banget! selama Dia mengenal tempat ini pengunjungnya gak pernah sepi, tapi ini kenapa cuma mereka berdua aja yang kesana? Sulit dipercaya, restoran bintang lima mendadak gak ada pelanggan.
Seakan tau yang ada dipikiran Clea, Hans langsung tersenyum kecil, " restoran ini udah gue booking. " ucap Hans yang membuat Clea langsung menoleh kearahnya.
" Booking? kapan? " tanya Clea shocked, perasaan daritadi Hans sibuk banget sama ponselnya.
" baru aja! " balas Hans kalem, benar-benar gak disangka ternyata selain Dia suka muncul tiba-tiba, Dia juga magician.
" Lo serius? " tanya Clea memastikan untuk kedua kalinya, masih tidak percaya dengan yang Hans bilang, sehingga saat ini expresinya gimana gitu.
" dua rius " balas Hans menanggapi nya santai.
" caranya? " tanya Clea dengan alis terangkat sebelah.
" orang suruhan gue banyak, kalau cuma soal beginian, gak susah buat gue! " ucap Hans membanggakan diri, Clea yang mendengar jawabannya langsung mencibir, jawaban macam apa itu! bilang aja Dia mau pamer.
" serah Lo deh. " balas Clea gak mau pusing, kalau terus-terusan debat sama Dia pasti gak akan ada ujungnya.
Hans langsung membawa Clea ke ruang outdoor dan mencari tempat duduk yang pas untuk mereka berdua, ruang outdoor itu gak kalah bagus dari ruang indoor-nya, dan tentunya bisa jadi spot selfie yang menarik untuk pengunjung disana, angin sepoi-sepoi membuat rambut Clea yang tergerai indah nan panjang itu sedikit berantakan, apalagi Clea tidak membawa ikat rambut atau semacamnya.
" Lo mau makan apa'? " tanya Hans sambil melirik sekilas kearah Clea, kemudian kembali menatap buku menu dihadapannya.
" apa aja! " balas Clea singkat, Hans tidak menjawab lagi, kemudian Dia langsung memanggil Waiters yang ada disana lalu memesan beberapa makanan dan Softdrink.
Sambil menunggu pesanan sampai, Hans memutuskan untuk membuka pembicaraan, tapi tunggu! Dia aja gak tau mau ngomong apa, " tadi Lo ke toko buku mau beli buku? " tanya Hans sambil menggaruk tengkuk lehernya, pertanyaan macam apa itu! yang namanya ke toko buku tujuannya buat beli buku lah, sumpah itu pertanyaan yang paling bego banget, ini kenapa Dia jadi salting gini sih?
Clea mengernyit heran, " Lo nanya apaan sih? namanya juga toko buku, ya gue kesana mau beli buku lah. " jawab Clea sekenanya, aneh banget.
" I know, maksud gue itu Lo mau beli buku apa? " balas Hans mencari alasan yang tepat, lebih tepatnya ngeles.
Clea menatapnya ragu, " buku tentang ilmu hukum. " jawab Clea yang membuat Hans manggut-manggut seolah paham, sebenarnya Clea juga udah tau kalau Hans mengambil jurusan yang sama dengannya.
" Lo mau ngambil kegiatan ekstra apa? " tanya Hans sambil mengangkat sebelah alisnya.
" rencananya mau fotografi. " jawab Clea mulai respect.
" oh! " balas Hans kalem.
" Lo ikut UKM apa? " tanya Clea balik bertanya.
" basket! " jawab Hans tiba-tiba datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
OSPEK
Teen Fictionpernah dengar istilah OSPEK? Yap! OSPEK singkatan dari Orientasi Siswa dan pengenalan Kampus, sama halnya dengan MOS dan MPLS di SMA, bertujuan untuk mengenalkan dan memberikan arahan kepada para mahasiswa baru mengenai kehidupan kampus. Pasti yang...