Selamat Tinggal

75 29 1
                                    

Happy Reading

Don't forget to vote, comment and share

⚠️ Banyak typo guys

.

.

.

Dari sudut ruangan yang minim pencahayaan dua orang yang tidak di ketahui rupanya terlihat sedang merencanakan sesuatu.

Melihat ke kiri dan ke kanan memastikan agar tidak ada orang yang melihat ke arah mereka.

"Kita kenapa di suruh bunuh anak itu sih?" tanya si A.

"Gue juga gak tau," jawab si B.

"Sumpah gue gak tega banget. Tapi kalo gak gue ikutin tawaran uangnya gede banget rugi gue gak terima."

"Sama Mon. Kebetulan anak sama bini gue kagak makan beberapa hari."

Si A dan si B yang di ketahui bernama Patro dan Mondi.

"Tro cara kita bunuh tuh anak gimana?" tanya Mondi.

"Lo lihatkan lampu sorot yang berada tepat di atas kepala anak itu?" tanya balik Patro.

"Iya gue lihat." Patro menolehkan kepalanya ke arah lampu sorot.

"Nah, lo kan pandai bermain pisau. Nanti lo arahin ni pisau untuk mutusin ikatan di lampu itu."

"Oke gue paham. Tapi ini anak gak sudah-sudah ngomong dari tadi. Cape banget gue nunggu."

"Sabar Mon. Demi uang juga gini."

Kembali ke Diana.

Saat ini Diana masih berdiri di atas panggung. Banyak kata yang ia sampaikan mulai dari kesedihannya sampai hal yang membuatnya bahagia.

Pada bagian pojok ruangan salah seorang anak mengangkat tangannya.

Kak Handoko yang melihat hal itu berjalan ke arahnya dan bertanya, "Apa ada yang ingin kamu sampaikan pada Diana?"

"Tepatnya bukan mau menyampaikan sesuatu Kak. Saya hanya mau menyanyi bersama Diana, apa boleh?" tanyanya.

"Boleh banget dong. Kita akhiri acara malam hari ini dengan iringan lagu antara Diana dan Sonya. Diana mau kan?" tanya Kak Handoko.

Diana pun hanya menganggukkan kepalanya tandanya ia mau. Sonya melangkahkan kakinya ke panggung dan berdiri tepat di samping Diana.

"Mari kita saksikan tampilan terakhir dari Diana dan Sonya. Beri tepuk tangan untuk mereka berdua!" seru Kak Handoko.

Suara riuh tepuk tangan pun terdengar.

"Mau nyanyi lagu apa Son?" tanya Diana.

"Kamu hafal lagu Feby putri - Awal?" Sonya balik bertanya.

"Hafal kok."

"Kita nyanyi itu yah."

Diana menjawab dengan menganggukkan kepalanya.

Song by Feby Putri - Awal

(Diana)
Jatuh penggalan dari cerita langkah awal
Yang wajar adanya yang kerap gagal

(Sonya)
Tiada tanding sebagaimana diri sendiri
Tak mesti perankan raga yang lain
Kedepankan inginmu

Suara Diana dan Sonya mengalun dengan lembut, semua orang menutup mata menikmati lagu yang mereka nyanyikan.

Dunia Apa Ini? : TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang