Hilangnya Diyana

62 29 61
                                    

Part awal kita udah kenal sama Diana bukan? Nah sekarang kita kenalan dengan Diyana lagi. Diana dan Diyana berbeda yah, hanya cerita hidupnya aja yang sedikit sama.

Okee cuss baca aja.

⚠️ Hati-hati banyak typonya khihihi

.

.

.

Tangisan bayi dari salah satu ruangan terdengar di segala penjuru, tangisan yang begitu pilu seakan-akan menandakan jika kehidupannya tidak secerah yang di pikirkan.

Setelah di mandikan dan di beri asi oleh Ibunya sang bayi di ambil alih seorang lelaki paruh baya yang mungkin umurnya sudah begitu tua.

Ibu itu tampak tidak rela jika sang bayi di rebut paksa dari pelukannya. Ia hanya tidak ingin jika sesuatu yang telah lama terjadi akan terulang lagi.

Dia menangis tersedu-sedu, suaminya hanya mampu menangkan istrinya. Ia hanya tidak ingin menentang tradisi dari keluarga istrinya.

Melihat anaknya yang ingin menggapai bayi miliknya ini, lelaki paruh baya itu membawa sang bayi keluar dari ruang persalinan.

"KEMBALIKAN ANAKKU AYAH!" teriaknya.

Akan tetapi teriakannya tidak di hiraukan oleh sang Ayah.

"Kenapa kamu tidak menahan Ayah Mas? Apa kamu tidak peduli dengan anak kita? Apa kamu tidak menyayangi darah dagingmu?" tanya sang istri.

"Kau tau sayang. Kejadian tahun lalu sama seperti ini bukan? Bahkan Kakak saja tidak mampu menahan Ayah, tapi Kakak memaksa dia terus melawan namun pada akhirnya bayinya di bunuh kan?" tanya balik sang suami.

Istrinya tidak mampu mengeluarkan sedikitpun kata, ia tidak pernah membicarakan kepada siapapun tentang kehamilannya. Tapi kenapa Ayahnya tahu jika ia sedang hamil dan sudah melahirkan.

Tidak ada yang tahu kehamilannya kecuali pada pelayan dan bodyguard di rumahnya. Apakah ada yang mengadu pada sang Ayah?

Mungkin saja iya.

"Aku tahu kamu sangat sedih begipun aku. Orang tua mana yang tega melihat anaknya di bawa kabur setelah di lahirkan. Kita hanya bisa sabar sayang, entah kapan tradisi di dalam keluargamu hilang-" jeda sang suami.

"Tapi kamu tenang saja. Anak kita kehidupannya akan terjamin, aku sudah menyuruh bodyguard pribadiku mengikuti kemana Ayah pergi. Kita hanya perlu menunggu kabar dari bodyguardku," sambung sang suami.

"Kehidupannya emang terjamin Mas. Tapi dia tidak akan merasakan kasih sayang dari orang tuanya."

Tangisan sang istri mulai mereda setelah mendengar tutur kata suaminya, belum sepenuhnya reda masih ada isakan kecil terdengar.

Hari sudah semakin larut, waktu telah menunjukkan pukul 00.00 tetapi bodyguard kepercayaan mereka tidak kunjung memberikan kabar sedikitpun tentang anaknya.

Arthur dan Letta mulai cemas apakah ada sesuatu terjadi di luar sana, kenapa bodyguard mereka tidak kunjung menyampaikan pesan sedikitpun.

Yah nama kedua manusia itu Arthur dan Letta. Mereka memiliki dua orang anak laki-laki dan satu perempuan yang di bawa kabur oleh Ayahnya.

Dunia Apa Ini? : TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang