Happy reading
⚠️ Hati-hati banyak typo
.
.
.
Arthur dan Letta telah berdiri di depan pintu mereka mengetuk pintu tersebut dan langsung dibuka oleh Ayah mereka. Letta yang masih mengingat kejadian saat dia berada di rumah sakitpun enggan menatap Ayahnya.
Tapi Ayahnya tetap bertahan dengan kepribadian cueknya. Tapi tak ayal dia pun berkata. "Sudah pulang kau rupanya. Selamat atas kelahiran mu."
"Melahirkan?" tanya Ibunya Letta.
"Iya. Anakmu ini baru saja melahirkan, kau tau selama ini ia merahasiakan tentang kehamilannya dan satu hal lagi dia sudah tau jika anaknya perempuan," jelas Ayahnya.
"Kenapa Letta!? Kenapa kau merahasiakan kehamilanmu apalagi anakmu perempuan?" tanya Ibunya.
"Kalian keluarga biadab. Kalian hanya mementingkan bayi laki-laki, kenapa bayi perempuan kalian anggap sebagai pembawa sial. Bukankah aku dan Ibu serta Kakak adalah perempuan? Kenapa tidak kau bunuh kami Ayah!?" tanya Letta sedikit berteriak.
"Bukankah aku sudah jelaskan padamu berkali-kali Letta. Apa kau tidak memahami sedikitpun apa yang aku katakan?" Ayahnya balik bertanya.
"Hahaha untuk apa aku memahami perkataan tidak jelas mu itu Tuan Bruner!"
"Sayang sudah. Jangan teriak di depan Ayahmu," ujar sang suami.
"DIAM MAS. KAU SAMA SAJA DENGAN AYAH, KAU BAHKAN TIDAK TAMPAK SEPERTI ORANG KHAWATIR SAAT ANAKMU HILANG. AKU TIDAK MENGERTI DENGAN KALIAN," teriak Letta semakin menjadi.
"Itu bearti suamimu berpihak padaku, bukan begitu Arthur?" tanya ayahnya dengan menaik-turunkan alisnya.
Setelah Ayahnya mengatakan hal tersebut Letta meninggalkan Ayah, Ibu, dan Suaminya. Ia segera berlari menuju kamarnya.
"Aku berpihak padamu? Sangat mustahil sekali Ayah. Sampai kapan pun aku tidak akan berpihak padamu."
"Hahaha aku sangat beruntung memiliki menantu berkepribadian lembut seperti mu Arthur, kau sama sekali tidak pernah membantah perkataan ku. Aku tau kau tidak menyayangi bayimu bukan? Oleh karena itu kau tidak khawatir sedikitpun, apa aku benar?"
"Kau salah Ayah. Aku tentu saja khawatir, tapi saat aku mengetahui sebuah fakta jika bayiku masih hidup dan di jaga oleh orang-orang kepercayaan ku rasa khawatirku berhenti seketika."
"Jangan membual kau Arthur bayimu sudah ku buang, mungkin sekarang dia sudah mati di makan binatang buas."
"Tidak ku sangka kau sangat bodoh sekarang Ayah. Bagaimana bisa kau meletakkan anakku di semak-semak halaman belakang rumah orang? Tidak akan ada binatang buas di sana bukan?" tanya Arthur.
"Tidak! Aku tidak menaruhnya di sana. Aku menaruhnya di hutan kalau kau tau itu. Aku tau kau stres dengan kematian anakmu, makanya kau semakin membual."
"Selain bodoh kau juga buta yah Ayah. Mimpi apa aku punya mertua seperti dirimu."
Tidak ada lagi percakapan setelahnya. Bruner bertanya-tanya apakah benar ia meletakkan bayi itu di balik semak-semak yang terletak di belakang rumah orang. Bukankah pada malam itu ia berada di hutan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Apa Ini? : Transmigrasi
De TodoHIATUS SEMENTARA Ini hanya sebuah kisah yang menceritakan tentang seorang perempuan yang tidak mengetahui siapa orang tuanya. Ia punya satu impian yaitu ingin bertemu dengan orang tua kandungnya. Namun sangat di sayangkan sebelum keinginannya terca...