Ikhlaskan Aku Flora

68 19 1
                                    

Happy Reading

Yang suka boleh vote, yang gak suka di lirik aja gapapa

Aku gak bakal maksa karena di paksa itu ga enak

.

.

.

Tiada yang meminta seperti ini
Tapi menurutku Tuhan itu baik
Merangkai ceritaku sehebat ini
Tetap menunggu dengan hati yang lapang
Bertahan dalam macamnya alur hidup
Sampai bisa tiba bertemu cahaya

Suara lembut mengalun dengan merdunya. Lagu yang di nyanyikan oleh salah satu penyanyi yang amat di sukai seseorang, lagu yang menyimpan banyak sekali kenangan, lagu yang terakhir yang di nyanyikan oleh orang yang dia rindukan, dan lagu yang mempunyai banyak arti kehidupan.

Flora duduk di tepi taman seorang diri, ia memetik bunga daisy kesukaan orang yang amat ia rindukan. Ia akan menaruh bunga itu di atas kuburan Diana.

Flora berjalan ke rumah pohon di mana tempat ini sering di singgahi Diana. Awalnya ia memang tidak begitu akrab dengan Diana tapi dia sering memantau apapun itu yang Diana lakukan.

Flora menjadi saksi di mana Diana selalu di hina oleh teman-teman lainnya.

Flora tidak membela Diana karena pernah suatu hari Flora membantunya Diana menatap sinis ke arah Flora. Berulang kali Flora mengurungkan niatnya untuk membantu Diana.

Flora, Melisa, dan Arin tau Diana tidak bisu, Diana cuma trauma bicara karena perkataannya tidak pernah di anggap benar. Diana bukanlah anak pendiam, diamnya Diana dengan maksud memantau orang yang menghinanya sampai mereka sanggup.

Jujur dari hati yang paling dalam Flora belum bisa mengikhlaskan kepergian Diana.

"Flora!" teriak Arin.

"Mau kemana?" tanya Melisa.

"Mau jengukin Diana."

"Ayo bareng aja," ajak Melisa dan Arin.

Mereka bertiga berjalan menuju makam Diana.

Flora menyiram makam Diana dan menaburka bunga daisy kesukaan Diana.

"Yan lihat deh gue bawa bunga kesukaan lo nih. Gue walaupun dulu nggak deket sama lo gue selalu mantau lo Diana, gue sering lihat lo ke taman buat metik bunga ini, dan gue juga sering lihat lo duduk di rumah pohon," ujar Flora.

"Jujur bukan Flora aja. Bahkan gue juga sering mendengar suara nyanyian lo ketika lagi di kamar sendirian. Sejak saat itu gue nggak lagi ngomong lo bisu Diana. Maafin gue ya Diana," timpal Arin.

"Bahkan selain pandai menyanyi lo juga pandai bermain alat musik Yan. Gue pernah lihat lo main biola di ruang musik dan lo selalu nyanyiin lagu Halu. Ingin banget ya Yan ketemu sama ortu lo? Sama kita juga pengen banget Yan," sambung Melisa.

"Bahkan kematian kita gak bakal nyangka Yan. Baru aja kita deket eh lo udah pergi aja. Apa gak semenyenangkan itu berteman dengan kita Diana?" tanya Flora.

"Ah gue bodo banget deh Yan. Gue tau lo udah ga ada kenapa gue malah nanya-nanya, gu-gue belum ikhas Diana gue udah usaha tapi tetep gak biasa Yan," sambung Flora.

Dunia Apa Ini? : TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang