3 Peraturan Panti Asuhan

124 46 69
                                    

Hallow happy reading guys

⚠️ Hati-hati banyak typo

.

.

.

Jam sudah menunjukkan pukul 18.00, azan magrib berkumandang. Langit yang semulanya cerah mulai menampakkan sinar jingganya

Anak-anak panti segera mengambil wudhu dan bergegas untuk melaksanakan shalat berjamaah. Panti yang begitu bagus selain taman-taman, rumah pohon, kolam renang, ada juga mushola yang cukup luas di dalamnya

Bu Iyem mendirikan ini dengan hasil kerja kerasnya sendiri.

Bukan karena ingin di puji ia mendirikan panti ini, tapi ia pernah bukan hanya
pernah tapi sering melihat beberapa anak yang terlantar di tepi jalan maupun di kolong jembatan.

Ia yang tidak tega melihat hal tersebut mempunyai ide untuk mendirikan panti yangsekarang sudah sejak lama berdiri.

Tidak terasa anak-anak dan pengurus panti lainnya telah selesai melaksanakan shalat magrib. Sekarang mereka menuju ruang makan.

Semua anak memiliki teman akrab masing-masing kecuali Diana, ia lebih suka menyendiri dari pada bergabung dengan orang lain.

Introvert sekali Diana ini.

Banyak makanan yang di sajikan semuanya terasa begitu lezat. Mereka semua makan dengan lahap sudah terlihat seperti sangat kelaparan padahal di beri makan terus.

Saat Diana menyendokkan nasinya ke dalam mulut salah satu anak panti berkata, "Eh Diana bisa makan juga yah? Kirain gak bisa, tau sendiri kan kata kalian Diana itu bisu enggan sekali membuka mulut."

Sebut saja namanya Gina, Gina ini anak panti yang baru. Ia di temukan oleh Bu Iyem saat sendang menjual koran di lampu merah.

"Ekhem," tegur Ibu Iyem. "Gina! Apa kamu tidak membaca peraturan yang sudah Bunda terapkan di pintu masuk panti ini?"

"Su-sudah Bunda. Gina sudah membacanya, apa ada yang salah?" tanya Gina gugup.

"Tentu saja. Kamu sudah membuat kesalahan Gina," ujar Bu Iyem.

"A-apa i-itu Bu-Bunda?" tanya Gina gugup.

"Di peraturan no 3 di jelaskann jika ketika kita sedang makan tidak ada satupun yang boleh bicara apalagi kamu berbicara yang mungkin menyakitkan hati Diana. Bunda mau kalian itu akur bukan saling menjelekkan satu sama lain. Semua orang pasti punya masalah hidup masing-masing bukan? Diana tidak mau berbicara pasti ada rahasia yang ia simpan dan mungkin itu privasi bagi dia."

"Bunda ingatkan pada kalian untuk yang terakhir kalinya. Tidak ada yang boleh menjelekkan satu sama lain, jika pun ada Bunda tidak segan-segan untuk menghukum kalian. Di sini kalian di didik untuk menjadi anak yang baik bukan yang sudah di lakukan oleh Gina tadi. Bunda tahu bukan cuma Gina bahkan yang lainnya juga pernah."

"Benar begitu bukan? Apa kalian semua paham?" tanya Bu Iyem.

"Paham Bunda," jawab mereka serentak.

"Lanjutkan makan kalian tanpa ada suara sedikit pun. Diana lanjutkan saja makannya tidak usah hiraukan perkataan temanmu."

Diana hanya menganggung pelan.

Mereka di Panti ini bukan hanya diam saja tapi ada sebuah ruangan khusus mereka belajar. Guru-gurunya sudah di tentukan semua oleh Bu Iyem.

Selesai makan Bu Iyem menyuruh mereka untuk berkumpul di aula panti ada hal yang ingin dia katakan pada anak-anak panti.

Semua anak panti sudah berkumpul di dalem ruangan. Semuanya berebut untuk duduk paling depan hanya Diana yang duduk di pojok kanan paling belakang.

Melihat keributan hanya karena permasalahan tempat duduk pun Bu Iyem membuka suaranya.

"Untuk kalian yang berebut untuk duduk di bagian depan mohon diam. Di bangku masing-masing sudah Bunda tuliskan absen kalian, silahkan cari dan duduk di tempat kalian masing-masing mulai dari sekarang!"

"kenapa harus di atur-atur sih Bunda," kesal Arin.

"Bunda tidak menerima bantahan Arin, silahkan cari kursimu dan duduk lah."

Diana kebingungan mencari tempat duduknya ada di mana. Ia melihat seseorang melambaikan tangan kepadanya dan berkata. "Diana sini kamu duduknya di sebelah aku."

Diana segera turun dari pojok sana dan duduk di samping anak perempuan bermata sipit itu.

"Apa semuanya sudah mendapatkan tempat duduk masing-masing?" tanya Bu Iyem.

"Sudah Bunda."

"Baiklah. Di di sini Bunda hanya ingin kembali mengingatkan peraturan yang ada di panti asuhan kasih sayang ini.
Peraturan pertama ada yang masih ingat?"

Semuanya diam, tapi ada satu anak yang mengetahuinya tapi ia memilih diam saja. Siapa lagi jika bukan Diana.

"Sepertinya pada lupa. Kembali Bunda ingatkan. Peraturan pertama yaitu ketika azan berkumandang kalian harus segera mengambil wudhu dan melaksanakan sholat, tinggalkan semua aktivitas kalian. Bagi yang berhalangan atau non Islam kalian boleh diam di manapun tapi tidak boleh mengganggu anak-anak yang sedang sholat."

"Peraturan kedua yaitu kalian harus menghormati orang yang lebih tua dari kalian. Tidak boleh angkuh dan sombong, ingat gunakan budaya 5s (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun)."

"Peraturan Ketiga ini yang wajib kalian ketahui dan letak di kepala kalian seperti yang Bunda katakan tadi kalian di larang untuk berbicara ketika sedang makan dan di larang untuk menjelekkan sesama. Bunda harap kalian jangan melalaikan lagi peraturan ini."

"Mungkin hanya itu yang Bunda bisa sampaikan dan yah satu lagi. Dua hari lagi panti asuhan kita akan mengadakan festival seni, kalian bisa menampilkan keterampilan kalian bebas apa saja itu. Kalian yang bisa menari silahkan menari, bernyanyi, bermain alat musik, dan satu lagi menyanyikan lagu lalu dari satu persatu lirik kalian gambarkan sesuatu serta jelaskan makna dari sesuatu yang kalian gambarkan itu baik yang berkaitan dengan hidup kalian maupun yang lainnya. Setiap 1 kamar wajib mengikuti 2 perlombaan, untuk lomba yang terakhir perkamar wajib ikut."

"Silahkan tampilkan penampilan terbaik kalian, bukan hanya Bunda dan pengurus panti yang melihatnya tapi Bunda juga mengundang para donatur panti ini juga. Bahkan teman-teman Bunda juga ikut merayakan."

"Silahkan kembali ke kamar kalian masing-masing dan tidak ada yang boleh berkeliaran kemanapun."

Semua yang ada di dalam aula bergegas keluar. Hanya ada Diana dan Bu Iyem di dalam aula yang cukup luas ini.

"Ada apa Diana kenapa kamu belum kembali ke kamarmu?" tanya Bu Iyem.

"Emm apa Diana boleh berbicara dengan Bunda?" tanya Diana sedikit ragu.

"Wah akhirnya Diana mulai mengeluarkan suaranya, hem Diana mau bicara apa Bunda pasti dengar. Masuk telinga kanan tidak akan keluar lagi dari telinga kiri khehehe," jawabnya dengan kekehan di akhir.

Diana hanya tersenyum mendengar jawaban Bu Iyem.

***

Hum kira-kira Diana ingin mengatakan apa yah? Ada yang tau? Ga ada pasti hanya saya yang tau wkwkwk.

See you next part

Dunia Apa Ini? : TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang