"Gimana kal?" tanya Arseno ketika Haikal masuk ke dalam kelas.
"Komputernya udah dibetulin, tapi engga bisa masuk aksesnya" jawab Haikal sembari menyender pada kursi.
"Udah ketemu pelakunya?" kali ini Chandra yang bertanya.
"Belum, karena cctv di perpustakaan juga dimatiin sama pelaku" jawab Haikal lagi.
"Udah gege kayaknya deh pelakunya" ucap Renjana "tapi gimana dia bisa masuk sekolah, orang asing engga bakal gampang dapat izin satpam" lanjutnya.
"Gue, Heli, sama Mahesa tadi udah ke pos satpam buat lihat cctv dan engga ada orang asing nyelinap. Jadi kita duga kalau yang lakuin ya anak dari sekolah kita" jelas Haikal.
"Anak sekolah kita?" tanya Renjana terkejut.
"Iya, Pak Bambang juga sejak pagi jaga di gerbang katanya engga ada yang aneh" lanjut Haikal
"Kayanya kita beneran harus selidiki" usul Arseno
"Biar pihak sekolah aja, kita engga boleh ikut campur" jawab Haikal.
"Iya sih, tapi gue jadi penasaran. Kenapa tiba-tiba ngerusak komputer perpustakaan" ucap Renjana.
"Engga tau, katanya nanti pulang sekolah Mahesa sama Heli bakal nyari tau lagi"
"Lo juga?"
"Gue engga, gantian"
"Tapi kenapa sama Heli?" tanya Chandra
"Heli kan wakil osis, lo lupa?" Jawab Renjana
"Oh iya?" tanya Chandra seolah baru mendengar hal tersebut
"Kan udah ganti jabatan dodol, sekarang ketosnya Mahesa, Heli wakil" ucap Renjana menjelaskan, sedangkan Chandra hanya cengengesan mendengar penjelasan Renjana
"Emang pikun" ujar Arseno
"Lo ngatain gue?"
"Engga ngatain, tapi fakta"
"Sini lo" ucap Chandra hendak memukul Arseno yang duduk di depannya, namun Arseno memundurkan diri jadi Chandra tak bisa meraihnya.
"Malah berantem kalian sih" ucap Haikal agak kesal, badannya terasa lelah dan pikirannya kacau memikirkan sekolah. Belum juga tentang orang yang menganggu adiknya. Saat ini ia hanya ingin ketenangan.
"Sorry" ucap ketiganya bersamaan merasa bersalah.
•••
Pulang sekolah
Bel berdering menandakan jam pulang telah tiba. Setelah sang guru meninggalkan kelas, Haikal bergegas keluar tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada teman-temannya.
"Kal.." panggil Renjana namun tak ada sahutan sedikitpun. Haikal terus berjalan keluar tanpa menghiraukan panggilan itu.
"Udah biarin aja dulu. Kayanya dia lagi ngga mau diganggu" tutur Arseno
"Ya udah kita pulang juga yuk, besok baru kita tanyain. Sekarang biarin dia sama pikirannya" usul Chandra membuat Arseno dan Renjana mengeryitkan dahinya.
"Lo kesambet apaan?" tanya Renjana lalu meletakkan telapak tangannya di dahi Chandra. "Engga panas"
"Lo pikir gue kesurupan gitu Ren?" tanya Chandra tak terima.
"Habisan lo beda banget, engga kaya biasanya"
"Lihat sikon lah Ren"
"Ahahah.. iya iyaa"
"Ren, ayok pulang" ajak Giselle kepada Renjana. Karena hari ini mereka memang berangkat bersama menggunakan mobil milik Giselle.
"Ya udah gue duluan ya" pamit Renjana pada Arseno dan Chandra.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sadewa (END)
Novela JuvenilSadewa Chandra Mahendra pria yang tak pernah bisa menjalani kehidupan dengan tenang, bertemu dengan seorang gadis yang membuatnya jatuh hati. Namun, karenanya gadis itu justru mengalami teror dari musuhnya. Bagaimanakah Chandra melindungi sang gadis...