Imbas dari perceraian orang tua, saudara kembar bernama Jenna dan Jenny pun hidup terpisah. Selagi Jenna hidup dengan penuh kesengsaraan karena tinggal bersama sang Ayah, Jenny hidup begitu mewah karena Ibunya menikah lagi dengan CEO mapan bernama J...
Ia meletakkan sepucuk surat di atas meja makan beserta ATM yang berisi banyak saldo itu tanpa ada yang tahu.
Dengan isak tangisnya, ia pun mulai melangkahkan kakinya pergi meninggalkan kediaman keluarga Lawrence. Langkahnya begitu cepat namun tak bersuara, ia juga hanya membawa sebuah tas ransel gunung yang memuat beberapa pakaian, ia selempangkan tas itu dipundaknya.
Krek.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ia membuka pintu utama, menutupnya kembali lalu melangkah lagi dengan langkah seikit lebih lambat dari tadi. "Terima kasih," ucapnya sambil menundukkan kepala beberapa detik dari arah pintu, lalu melanjutkan perjalanannya.
Di luar sana, awan masih begitu gelap namun langkahnya tegap, matanya lurus memandang jalanan di depan, tangisnya pun mulai terhenti usai melangkah sampai ke area luar perumahan. Di sepertiga perjalanan, ia menaiki ojek online yang mengantarkannya sampai dengan sebuah stasiun.
Teetttt.
Klakson kereta akhirnya membawa tubuhnya pergi, menghilang dari sebuah tempat yang sangat berarti di hatinya.
***
Untuk: Keluarga Lawrence
Dari: Jenna
Terima kasih, terima kasih atas kehangatan yang kalian berikan selama ini. Sebuah kehangatan yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya.
James, terima kasih sudah begitu baik. Meski baru bertemu beberapa saat, I know you are the best father in the world!
Mom, I love you! Melebihi apapun, you are always in my heart. Walau Mama bersikap dingin, Jenna tahu Mama tidak bermaksud seperti itu ke Jenna. Jadi jangan merasa bersalah ya, Jenna baik-baik aja kok. Btw, jangan kasih Papa Gerry duit lagi. Kalau diancam, laporin aja ke polisi biar kapok. Jenna nggak suka Mama ngasih Papa duit dan Jenna terus dijadikan alasan untuk hal itu. Please, ya?
Jenny, my prettiest sissy! I love you more than anything. Kejar cita-cita kamu, jangan pikirin aku. Aku juga sedang mengejar apa yang aku inginkan jadi memutuskan untuk pergi dari sana. Nanti kalau kamu sukses, aku bakal samperin kamu lagi. Jadi please, jangan nangis, jangan cengeng lagi! Oh iya, kalau ada yang ganggu kamu jangan lupa bilang Sebastian. Dia pasti belain kamu! Jangan dipendam sendiri! Ingat kan janji kamu?
Sebastian, how lucky I am to meet you! Btw, ini ATM aku yang selalu kamu kirimin uang. Uangnya nggak pernah aku pakai sama sekali, jadi kamu kasih aja buat orang-orang yang membutuhkan. PIN-nya 202020. Sebastian, jangan cari aku. Kamu sudah bilang kan, kamu akan selalu mendukung keputusan aku selagi itu tidak merugikan aku. Ya, ini keputusan aku pada akhirnya. Tolong hargai keputusan ini dengan cara tidak mencari keberadaan aku, aku janji akan baik-baik saja.
Oh iya, Mama, Papa James, dan Sebastian ... tolong jagain Jenny, pastikan Jenny baik-baik saja. Jangan sampai dia kaya kemarin-kemarin.
Maaf nulis perpisahannya pendek, keburu soalnya hehe. Maaf juga jika selama ini sudah membuat keributan atau masalah, sekali lagi maaf dan terima kasih. I love you! See you!