Part.32

2 2 0
                                    

"kamu dirumah saja" dingin Dion pada Zia.

"Kenapa?! Kau pikir aku perempuan lemah gitu!? Apa karena aku punya trauma!?" Ucap Zia menaikkan nadanya sambil menghampiri Dion.

"Ada apa Zia?" Shock Dion.

"Kau selalu melindungi ku, menjagaku, merawat ku. Apa aku tidak bisa membalas semua perlakuan mu padaku!?"

"Yang aku lakukan padamu itu semua tulus dari hatiku. Kau satu-satunya kebahagiaan yang aku punya, aku tidak ingin kebahagiaan itu hilang" ucap Dion menggenggam tangan Zia.

"KAU JUGA KEBAHAGIAAN KU! HANYA KAU YANG TERSISA DI KEHIDUPAN KU!! AKU JUGA TIDAK INGIN KEHILANGANMU!! AKU TAHU PEKERJAAN MU SANGAT BERESIKO! TAPI... Tapi.. biarkan aku pergi dengan mu..." Zia menaikkan nada suaranya dan menangis hingga sesenggukan.

Author: (Cuman gak boleh ikut, drama bgt,hehe)

"Maaf... Tapi, kamu tetap tidak boleh ikut..." Ucap Dion sambil memeluk Zia.

Ziapun menundukkan kepalanya di dada Dion dan menahan emosionalnya.

"行ってきます (saya pergi)" ucap Dion melepaskan pelukannya saat Zia mulai tenang.

"Jangan menangis lagi, aku akan selalu bersamamu. Aku janji akan pulang segera 'Cup'" ucap Dion menghapus air mata Zia dan mengecup keningnya.

Dionpun pergi tanpa Zia, selama Dion pergi Zia hanya merenung di kamar sembari mendengar Alena dan Dewa berdebat ingin membuat Zia tidak mencemaskan Dion.

•••••

"Capek ya? Ayok istirahat dulu" ucap Zhuan melihat Rara menghela nafasnya.

Zhuan dan Rarapun beristirahat di toko ice cream.

"...."

"Ada yang mau kamu bicarakan?" Tanya Zhuan.

"Ah!? Ngggak..."

"Ngomong aja, aku ga bakal menyela omonganmu"

"Itu... Terimakasih banyak buat hari ini. Aku jadi ngerepotin kakak."

"Tidak apa-apa. Ohiya, selesai ulangan kapan?"

"Senin besok kak"

"Udah ada rencana belum buat liburan semester?"

"Belum sih, paling dirumah aja"

"Jangan bikin janji dulu ya"

"Kenapa?"

Zhuan tiba-tiba membersihkan bibir Rara yang belepotan Ice cream dengan tisu.

"Ada deh.."

Rara menjadi beku saat Zhuan mendekatkan wajahnya kepadanya.

•••••

Dion sampai di hotelnya dan menghadiri rapatnya.

"hello Dion, long time no see. You've grown up, how are you?"

"Hahaha, thank you Mr. The casino is also very advanced now. I hope there are no monopoly games here."

"Wow, your father and I have worked together for a very long time, and he has never been as arrogant as you."

"Yes, many say I look like my father, but I look more like my mother."

Dion tiba-tiba mengeluarkan pistol dan menaruhnya diatas mejanya. Dengan sigap semua bodyguard bersiap untuk menembak.

"How could your father leave this business to you?"

"I'm his son."

Dion langsung menembak asisten kasino dengan pistolnya dari meja. Direktur kasino yang sudah bersiap memegang pistolnya di bawah meja takut ia tertembak oleh Dion.

Romance Of Mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang