YNK 15

1.2K 76 4
                                    



Keduanya kini duduk di ruang tengah dan sedikit berbincang.

"Apa rencana mu selanjutnya Jen?"

"Rencana?" Bingungnya.

"Bukannya kau ingin menjadi dokter ahli bedah? dan itu membutuhkan waktu lagi kan?"

"Ahh itu.. Nee, aku berencana untuk melanjutkan kuliah ku di Harvard University of California."

"Berapa lama?"

"Sekitar 10 tahun"

"What!! Kenapa lama sekali.."

"Hissh bisa biasa saja tidak? kau mengejutkan ku tau!"

"Jawab dulu kenapa lama sekali!"

"Wae? apa kau tak bisa jauh dariku selama itu hah hah?" Jennie menaik turunkan alisnya menggoda Jisoo.

"A aniyo.. Mm Jika Rosé merindukanmu bagaimana?"

"Hmm anakmu kau jadikan alasan."

Jisoo hanya meringis.

"Jadi, 7 tahun untuk melanjutkan masa kuliah. Dan 3 tahun sisanya, aku ingin menguji coba keahlian ku di sana. Baru setelah itu, aku akan mengabdikan kemampuan ku di negara sendiri. Dan selama itupun, aku akan mengejar gelar Doktor." Ucap Jennie menjelaskan.

"Daebak.. kau memang hebat. Tak main-main dengan impian. Aku bangga padamu." Puji Jisoo

"Tak usah berlebihan begitu.. Kau juga hebat bisa menjadi desainer dan membangun butik yang sangat besar. Sudah ada dimana-mana pula"

"Hmm tumben kau ketika dipuji tak melangit. Justru balik memuji"

"Oke.. Aku memang hebat! Memang seharusnya kau bangga padaku. Itukan yang kau mau" Ucap Jennie sombong dengan bersedekap tangan.

"Hissh.. ya ya dokter Jen.. mm kau kapan berangkat?"

"Lusa aku berangkat. Irene dan eomma ku akan mengantar ke bandara."

"Eomma mu? kalau begitu aku ikut mengantar. Aku ingin bertemu eomma mu."

"Arraseo. Lusa kau akan aku jemput. Dan sekarang, aku pamit dulu. Banyak berkas-berkas yang belum ku siapkan untuk lusa."

"Begitu.. ya sudah ayo aku antar ke depan"

Jennie berpamitan pada Jisoo lalu memeluknya. Ia berniat untuk kembali ke rumah sakit.

"Oh ya chu, jika oce bangun, sampaikan salamku padanya. Ucapkan juga aku sangat menyayanginya."

"Baiklah akan ku sampaikan."

"Gomawo.. bye" Mereka berdua saling melambaikan tangan lalu Jennie meninggalkan kediaman Jisoo.

"Dia terlihat begitu menyayangi anakku. Jika anak orang saja dia sayangi, bagaimana dengan anaknya? Pasti dia lebih menyayanginya. Jen.. Aku berharap kau akan cepat dipertemukan kembali dengan buah hatimu.." Tutur batin Jisoo sampaikan kepada Jennie.
*
*
*
"Sudah siap semua sayang?" Tanya eomma Kim.

"Sudah eomma"

"Coba kau teliti lagi barangkali ada yang tertinggal" Tambah Irene.

"Ku rasa tidak. Aku sudah mengeceknya berulang kali"

"Mm apa kau tak ingin berpamitan pada appamu sayang?" Tanya eomma Kim yang membuat Jennie malas.

"Sampaikan saja salam ku padanya. Kurasa itu cukup"

"Ya sudah kajja kita berangkat. Pesawat akan take-off 2 jam lagi" Ajak Irene.

"Kita jemput Jisoo dan anaknya dulu eomma, mereka ingin ikut mengantar Jennie. Jisoo juga ingin bertemu eomma"
*
*
*
Tin tin

"Itu mereka sudah sampai, kajja sayang"

"Gendong" Pinta Rosé dengan senyum lebarnya.

"Apa kaki oce sakit hm?"

"Kenapa? mommy tak mau menggendong anak sendiri?!" Kesal Rosé.

"Hish bukan seperti itu.. Huft ya sudah sini mommy gendong. Kasihan mereka sudah menunggu"

Jisoo dan Rosé masuk ke mobil pribadi eomma Kim dan disambut hangat oleh orang yang berada di dalamnya.

"Anyeong eomma.." Sapa Jisoo pada eomma Kim dengan sedikit menundukkan kepalanya.

"Anyeong anak eomma.. dan ini.. ini anakmu kah?"

Eomma Kim menganggap sahabat-sahabat Jennie sudah seperti anak sendiri karena saking dekatnya mereka.

"Nee ini anakku eomma"

"Sayang.. coba perkenalkan dirimu pada halmeoni" Suruh Jisoo, tapi Rosé menggeleng kepalanya.

"Wae?"

"Aniyo mommy.." Rengek Rosé.

"Mianhae eomma, mungkin anakku sedang tidak mood. Sebab dia baru saja bangun tidur"

"Gwenchana Jisoo.. eomma mengerti, jadi? siapa namanya?"

"Namanya Kim Roséanne, eomma bisa memanggilnya Rosé atau oce"

"Ahh arraseo.. anyeong anak cantik.. Oce bisa memanggil eomma dengan sebutan eomma Kim nee" Ucap eomma Kim yang diangguki oleh Rosé.

"Mm oce.. jika aunty ingin memangku oce, apa oce mau? aunty akan pergi cukup lama. Mungkin aunty akan sangat merindukanmu" Pinta Jennie yang disetujui Rosé.

Kwang Soo selaku supir pribadi eomma Kim langsung menjalankan mobilnya menuju bandara Incheon.

**

Selama di perjalanan Rosé berada di pangkuan Jennie yang hanya terdiam. Dan Jisoo mengobrol asyik dengan eomma Kim. Irene? dia tengah disibukkan dengan handphone nya entah saling bertukar pesan dengan siapa.

Jennie yang melihat Irene tersenyum sendiri pun bingung.

"Siapa yang membuat mu senyum senyum tak jelas seperti itu?" Tanya Jennie.

"Kau tau kepo tidak? Jika tau, itu julukan yang pantas untukmu"

"Cih nyesal aku bertanya".

Apa sampai di situ? Tidak. Rasa ingin tau Jennie makin membara. Dia benar-benar ingin tau siapa yang sedang bertukar pesan dengan Irene. Satu kejahilan pun terlintas di pikiran Jennie. Ia menarik ponsel milik Irene secara tiba-tiba.

"Yakk Kucing! kembalikan ponselku!" Ucap Irene sembari menarik narik tangan Jennie.

"Wahh jadi kau sudah punya hubungan dengan Seulgi eonnie? Sejak kapan? Kau maupun Seulgi eonnie tak memberitahu ku" Celetuk Jennie ketika melihat isi pesan dari Irene dan Seulgi.

"Ihh jendeuk!! Kau bicara keras sekali!" Rengek Irene.

Eomma Kim dan Jisoo pun turut kaget mendengar penuturan Jennie. Dan sekarang mereka juga ikut meledek Irene. Irene tak peduli, dia melanjutkan saling bertukar pesan dengan Seulgi selaku kekasih barunya.



Next?

Hari ini gua lagi bahagia ☺


You Never Know S1-S2 (separated then together) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang