Aneh...

462 22 9
                                    

Di dalam sebuah kamar bernuansa Abu, seorang lelaki tengah memejamkan matanya dengan lengan kiri ia letakkan di atas matanya.

Tiba-tiba saja dering telephon terdengar, lelaki itu pun mengangkat dan membuka suaranya yang serak karena sehabis bangun tidur.

"Hallo,"

"Kaitsar, kamu ke rumah tunanganmu sekarang."

Nampak helaan napas terdengar dari mulut Kaitsar, ia bangkit menjadi duduk bersandar di headboard ranjang.

"Buat apa si mi?" ujarnya agak kesal seraya meraup wajahnya yang masih sedikit mengantuk.

"Ya Allah, pake nanya... ya buat pendekatan lah nak."

"Cepat ya, umi masih ada urusan pesantren ini tak tutup dulu assalamualaikum,"

"Hm, wa'alaikumsalam."

Setelah menutup telephon seluler dari sang Umi, Kaitsar bangkit dari atas ranjang, menyambar handuknya dari lemari baju, lantas ia memasuki kamar mandi guna membersihkan diri.

Walaupun lelaki itu tinggal sendiri, namun tak membuat ia kesulitan.
Lihat saja seisi rumah tertata dengan rapi dan bersih, karena kebetulan Kaitsar sangat tidak bisa melihat lingkungan sekitarnya kotor dan berantakan.

Lima belas menit kemudian, Kaitsar keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya, menampilkan perut sixpack lelaki itu.

Setelah selesai dengan rutinitas mandinya, Kaitsar menuju lemari bajunya guna mengambil setelan yang akan ia pakai hari ini.

Jaket putih serta kaos yang senada juga dipadukan dengan celana bahan berwarna cokelat, outfit pilihan lelaki itu hari ini.

Ia menggulung sedikit lengan jaketnya, tak lupa memakai arloji di pergelangan kiri, tangannya terulur untuk menyisir rambut hitam legam yang telah ia hairdryer agar terlihat rapi.

Saat berada di pertengahan tangga, mata sipit lelaki itu melirik bak pakain yang belum ia jemur, seketika Kaitsar menepuk jidatnya pelan.

"Aduh... lupa," gumamnya pelan, segera ia berlari kecil ke arah mesin cuci berada dan membawa bak berisi
cucian bersih itu ke belakang rumah, yang terdapat jemuran baju.

Setelah selesai menjemur baju, Kaitsar pun kembali pada tujuan awalnya, ia menyambar kontak mobil yang tergeletak di ruang tamu kemudian berjalan santai menuju garasi.

***

Sekitar 30 puluh menitan kemudian, Kaitsar telah sampai di kediaman Yesha, tak lupa ia mengambil kue yang sempat ia beli tadi.

Dengan langkah lebarnya, Kaitsar memasuki gerbang rumah Yesha kemudian memencet bell dua kali.

Tak lama sang pemilik rumah muncul, wanita paruh baya itu tersenyum lembut menyambut kedatangan calon menantunya.

"Assalamualaikum Tante...." ujar Kaitsar seraya menyalimi tangan Fira.

"Wa'alaikumsalam, duh Kaitsar tampan sekali kamu nak." jawab Mama Yesha sembari mengusap pelan  rambut hitam Kaitsar yang tengah menunduk menyaliminya.

"Mari masuk," ajak Mama Yesha mempersilahkan lelaki itu masuk, serta mengantarnya ke ruang tamu.

"Silahkan duduk dulu ya Kai, Tante buatkan minuman sama mau manggil Yesha." ujar wanita berhijab hitam itu  tersenyum lembut.

"Eh Tan ini saya bawain kue," kata Kaitsar menyodorkan kue kering yang ia beli tadi, pada calon mertuanya.

"Ya Allah Kai.... nggak usah repot-repot loh," Kaitsar tersenyum manis menanggapi ucapan Fira.

KAITSAR ELGAMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang