~*~
Disuatu kamar yang cukup besar dengan nuansa bertema abu muda dan abu tua, serta banyak poster tentang motor. Beberapa gambar yang cukup mendeskripsikan bahwa ia seorang Remaja yang suka akan dengan kebebasan, akan hal apa yang dilakukannya tetapi cukup wajar untuk dilakukan anak remaja seumurannya.
Seorang laki-laki dengan pakaian seragam sekolah, dua kancing atas bajunya terbuka menampakan kaos polos berwarna hitam. Rambut yang sedikit berantakan, dengan tubuh yang ideal dan bagus untuk anak seumuran dia. Berjalan melangkah menuruni tangga dengan santai menuju meja makan rumahnya
Ghifari Alfa Tazer. atau yang seringe dikenal dengan panggilan Ghifar, entahla belum ada yang pernah memanggil nama tengahnya. Seorang badboy, coolboy. leader ekskul basket. serta juga salah satu ketua dari geng motor REZER sebuah geng motor yang cukup di kenal di kalangan sekolahnya serta sekolah lain, termasuk kalangan sekolah yang ada di kota lain. Dia cukup terkenal dan di segani disekolahnya bahkan ia juga terkenal di luar sekolahnya, tak banyak juga yang kagum dengannya, Walaupun wajah yang selalu datar dan dingin. Orang tuanya juga salah satu donatur terbesar di sekolahnya saat ini. Ia juga menjadi murid yang pintar walaupun sering bolos jam pelajaran dan menjadi tamu tetapnya BK.
"Selamat pagi Abang aku yang paling tampan sedunia" sapa seorang gadis yang umurnya tidak jauh berbeda dengannya hanya selisih 3 tahun
Tanzania Alfia Tazer, Gadis yang cantik dengan rambut panjang yang dibiarkan terurai bebas. Gadis super duper manja dengan Ghifar, satu-satunya adik kesayangnya, tanpa Zania hidup Ghifar tidak berharga katanya.
Ghifar mencium puncak kepala adiknya. "Pagi sayang" balasnya
Ghifar melangkah kearah wanita paruh baya yang sedang asik menyiapkan Sandwich "Pagi Bun" sapanya sembari mencium pipinya
Wanita paruh baya itu tersenyum hangat mengelus lengannya. "Pagi Abang, tadi malam pulang jam berapa Bang, kok Bunda gak tau" tanya Lenni
Lenni Hamani Tazer. Wanita paruh baya yang kecantikannya tidak luntur walaupun sudah mempunyai dua anak. Muka awet mudanya masih jelas terlihat, seorang ibu rumah tangga juga seorang Dokter Spesialis di salah satu Rumah Sakit besar
Ghifar duduk di kursi dan mengambil sandwich yang berada di piring "Jam tiga, Bun" jawabnya seadanya dan memakan sandwich bauatan Bundanya itu
"Abang"
"Hm"
"Bunda ga pernah larang Abang main sama siapa aja atau geng-geng yang sering Abang katakan. Tapi Bunda minta Abang jangan sampai melampaui yang seharusnya tidak baik jadi baik menurut Abang ya. Bunda gasuka Bunda khawatir Abang kenapa-kenapa Bunda gamau Abang sakit atau apa pun itu" nasehat Lenni lembut
"Bunda kemarin dapat kabar dari Nia, abang minum Alkohol kan dikamar, iya nak?" tanya Bundanya
Yang di tanya bukan menjawab. Ia menatap kedepan yang terdapat gadis yang tak lain adiknya. Ia menatap tajam kepada adiknya, Sedangkan adiknya hanya menyengir menampakan gigi putih ratanya sembari mengangkat tanganya dan jemari telunjuk juga tengahnya membentuk angka dua.
"Kenapa Abang ada masalah, cerita sama Bunda nak, Abang udah gede kan nak, udah tau mana yang salah dan benar kan nak" sambungnya
Ghifar menghela nafas pelan dan menggeleng pelan "Abang gapapa bun, Abang berangkat ya Bun" ucapnya dan mencium pipi bundanya
"Assalamualaikum" sambungnya dan melangkahkan kakinya meniggalkan meja makan.
Baru beberapa langkah suara yang tegas terdengar di telinganya. Suara yang paling malas ia dengarkan. "Mau sampai kapan kamu seperti ini" ucap tegas pria yang tidak jauh berbeda usianya dengan Bundanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA LANGITKU
Teen FictionMemulai hal baru dengan seorang gadis cantik, yang jika bersamanya membuat hidup seorang laki laki ini lebih berwarna. Laki-laki yang terkenal badboy dengan wajah yang cool, datar, dan dingin, ditambah ia sebagai leader basket dan juga leader dari g...