Sesuai janji tadi pagi ah lebih tepatanya beberapa menit tadi wanita itu memberinya pesan untuk mengingat ajakannya tadi.Saat ini Ghifar, berjalan melangkahkan kakinya santai, dengan wajah yang khas dinginya dan datar tanpa menoleh ke kanan kiri dan tangan kanannya berada di saku celananya.
Koridor menuju taman belakang cukup sunyi mengingat saat ini jam istirahat semua murid pasti berada di kantin atau seperti saat ini beberapa anggota Rezer berada di Warbes.
Bagaimana dengan gadis keras kepala itu. Saat drama tadi pagi gadis itu lebih banyak diam, seperti sekarang walaupun bersama temannya tetap saja dia dengan kediamannya.
Azella memasuki area kantin dan pandangan langsung tertuju ke meja pojok, matanya seperti mencari sesorang tapi nihil tidak ada kelihatan sedikit pun memperlihatkan batang hidung orang yang ia pikirkan
Genza yang notice kalau seorang gadis yang beberapa hari ini sering mereka bicarakan menatap ke arah mereka
"Azella, gabung sini!" ujar Genza sedikit berteriak melambaikan tangannya. Azella yang merasa terpanggil pun tersenyum ramah dan menggeleng sembari menunju meja kosong
"Yahh di tolak" cicit sedih Genza
"Sabar ya, lagian punya teman sendiri masa lo embat" celetuk Rayan
"Bukan gitu, biar kita makin dekat dengan calon mama baru kita" ujar Genza menaik turunkan alisnya sambil terkekeh dan di ikuti temannya tak mau kalah untuk tertawa
Dilain tempat Ghifar sudah sampai di taman belakang duduk dengan seorang gadis yang cantik dengan rambut panjang terurai
Ghifar mengeluarkan kotak rokok yang berada di saku samping celananya, mengeluarkan satu batang "Sorry" ucapnya memetikan pembakar rokok tersebut
Gadis itu tersenyum hangat sembari mengangguk pelan "Gapapa senyaman kamu aja" katanya
Ghifar hanya menatap datar "Mau bicara apa" tanyanya. Gadis itu terdiam beberapa saat, menari nafas pelan.
Ghifar menatap gadis tersebut. "Berat banget ya yang mau lo katakan?" tebak Ghifar melihat gelagat gadis di sampingnya
Gadis itu tertawa kecil menatap depannya. Ah tidak tawa yang Ghifar rindukan sepertinya. Melihat Ghifar saat ini membuang pandangannya ke arah lain
Gadis itu menoleh ke arah Ghifar. "Aku masih sayang sama kamu Ghi. Bahkan sampai detik ini" ujar gadis itu menatap senduh Ghifar
Ghifar tidak menatap gadis yang disampinya. "Cuma mau bilang itu?" tanyanya.
"Ga penting banget Qei bagi gue" sambungnya dan berdiri dari duduknya membuang rokoknya memijakanya dan hendak melangkah tetapi tangannya di tahan oleh gadis itu
"Ghii" ucapnya pelan
Qeiysa menarik nafas dalam "Maafin aku, itu semua ga seperti apa yang kamu pikirkan, itu semua bukan kemauan aku!, aku gatau apa apa, aku gatau harus apa!, Saat itu aku gabisa juga untuk ga tolak kemauan orang tua aku!" ujar Qeiysa dengan satu tarikan nafas dan kedua matanya sudah membendung air
Melihat tidak ada respon dari laki-laki di depannya, Qeiysa berdiri tepat berada di depannya "Maafin aku, maaf" katanya memeluk erat Ghifar yang hanya diam dengan wajah datar dan tak membalas pelukan itu
"Aku tau aku salah, ga kasih tau kejelasan apa pun sama kamu" ujarnya dengan isakan
Masih dengan pelukannya tanpa balasan Qeiysa membuka suara lagi. "Ghi, aku perempuan bodoh, yang gatau dengan pendiriannya harus apa, aku perempuan bodoh yang udah nyianyian cinta kamu. Aku bodoh Ghi, aku bo.." belum selesai wanita itu bicara, Ghifar melepas pelukan itu

KAMU SEDANG MEMBACA
DIA LANGITKU
Fiksi RemajaMemulai hal baru dengan seorang gadis cantik, yang jika bersamanya membuat hidup seorang laki laki ini lebih berwarna. Laki-laki yang terkenal badboy dengan wajah yang cool, datar, dan dingin, ditambah ia sebagai leader basket dan juga leader dari g...