Surat-DO

187 20 0
                                    

~~**~~

Hari ini hari seperti biasa yang dilakukan dan terjadi oleh seorang Ghifar apa lagi kalau bukan terlambat datang ke sekolah. Tiada hari tanpa kata terlambat dihidup seorang Ghifari, Anggaplah itu serapan hariannya.

Setelah menempuh panjatan dinding belakang sekolahnya dengan entengnya dia berjalan santai menuju koridor belakang sekolah untuk menuju kantin.

Tanpa rasa takut dan tanpa rasa bersalah ia duduk di salah satu bangku pojok yang ada di kantin tersebut, Dengan mulai menghidupkan pematik dan rokok yang sudah terapit di bibir pink miliknya

Tidak berapa lama suara pekikan terdengar, "Hey!" panggil seseorang tetapi di hiraukan Ghifar dan fokus pada ponselnya

"Hey! kamu!" panggil seseorang itu lagi dengan tegas dan sudah mendekat ke arahnya

Merasa orang itu berada di hadapannya, Ghifar menoleh menatap sang empu yang ternyata Buem guru BK yang menurutnya terlalu sayang padanya. Lihat saja dimana Ghifar ia selalu ada untuk menyamperinnya, menasehatinya. Apakah itu bentuk kasih sayang? menurutnya lebih dari kasih sayang. sedikit aneh tapi itulah Ghifar

"Saya" tanyanya sambil menunjuk dirinya dengan sela jari antara jari telunjuk dan jari tengah mengapit satu batang rokoknya tanpa rasa takut

Guru tersebut berdecak dan menarik nafasnya kasar. "Emang ada siapa lagi murid selain kamu disini" ketusnya

Ghifar menoleh ke seluruh penjuru di kantin itu, yang tentunya emang hanya dia sendiri murid yang berada disana, selain para penjualan yang sudah mulai menyusun jualan mereka

Ghifar menatap Buem setelahnya dia cengegesan "Jahat banget mereka ninggalin saya Bu" jawabnya karena yang seingatnya tadi ada juga beberapa orang duduk di kantin

"Ngaur kamu, cepat jalan ke lapangan tiang bendera" ucap Buem

Ghifar menghela nafas panjang dan menghisap rokoknya kembali "GHIFAR!!!" sentak Buem dengan apa yang dilakukan muridnya ini

"Kenapa lagi Bu, bentar saya habiskan dikit lagi nih" ucapnya santai dengan menghisap kembali rokok tersebut

"Astaga!!!, Ghifari Alfa Tezer!!!, Buang itu rokok kamu, enak aja kamu merokok di area sekolah gini" lanjut Buem dengan logat bataknya, dan menjewer telinga Ghifar menariknya agar keluar dari pekarangan kantin menuju ruang BK

Kali ini Buem cukup marah dengan Ghifar, tidak jadi untuk menghukum Ghifar berdiri di tiang bendera. Kali ini Ghifar harus mendapatkan surat panggilan, atau bahkan pikiran Buem sudah ingin membuat surat edaran DO padanya

Menurut Buem kali ini cukup stres untuk mengajarkan anak sepertinya, emang cukup pintar dengan segala hal akademik mau pun non akademik, tapi otaknya tidak pernah berfungsi dan tidak sinkron dengan perilakunya. menjengkelkan bukan?

Sepanjang perjalanan menuju ruang BK sudah pasti koridor cukup sunyi, tetapi lapangan barisan terlihat sangat tentram dikarena semua murid berbaris mendengarkan informasi, maka tak sedikit juga yang menoleh memperhatikan Ghifar yang terlihat memberontak akibat jeweran Buem.

"Dia lagi dia lagi, ga cape cape apa ya" gumam Azella yang melihat itu

"Namanya juga Ghifar, Zel" celetuk Salsa yang mendengar gumaman Azella

Azella menarik nafas pelan dan fokus kembali ke arah depan dimana Guru yang di notabe kan sebagai kepala Humas yang sedang memberi informasi

"Bocah anying sia goblok banget" celetuk Saka yang melihat Ghifar

"Tadi katanya ga masuk" sambung Rayan

"Goblok emang"

Rayan menoyor pelan kepala Saka, "Anying ketua lu" ucapnya

****

Baris berbaris sudah di bubarkan para murid berhamburan memasuki kelas mereka, tak banyak juga kelas yang sudah dihuni oleh guru yang masuk di les mata pelajaran pertama

Seperti saat ini kelas Azella sudah diisi dengan pelajaran matematika peminatan, lihatlah ada- ada saja bukan? untuk apa coba segala pakai embel-embel peminatan, Kalau bisa dilakukan jelas mereka semua yang ada di kelas itu tidak minat untuk mengikuti pelajaran saat ini, tapi apa daya yang ada mereka bisa tidak lulus jika tidak mengikutin mata pelajaran saat ini.

"Baik seperti yang sudah saya janjikan. Sekarang kumpul tugas yang sudah saya berikan" ucap Pak Mahen guru yang dinotabekan sebagai guru muda, tampan, cool dan tegas, tetapi ketegasan itu tidak membuat para kaum hawa takut padanya bahkan mereka tergila-gila padanya.

"Baik...Bapak!" seru para murid, lebih tepatnya para kaum hawa

Mereka berhamburan menuju meja depan yang saat ini di duduki oleh guru mereka tersebut, tetapi lebih dominan para kaum hawa dari pada kaum adam kebanyakan para kaum adam menitip kepada kaum hawa biarlah mereka juga mager untuk sekedar mengumpulkan kedepan

"Pak, harus 100 ya" ucap Linda centil

"Dihh, belum tentu bener, iyakan pak" jawab Fira tak kalah centil

Pak Mahen hanya tersenyum tipis, sudah biasa baginya melihat hal seperti ini bukan hanya di kelas ini melainkan kelas lain juga seperti ini

"Dasar cabe-cabean" celetuk Salsa yang saat ini ikut maju kedepan untuk mengumpulkan tugas

Bertanya Azella dimana?, Tentu saja berada di kursi paling pw nya, cukup males baginya untuk terlihat seperti mereka-mereka yang berada di depan itu. Tidak mau ambil pusing lebih baik nitip saja ke salsa karena saat ini pun salsa terpesona ke pada guru mereka itu, ingat cuma terpeson ya bukan tergila-gila, wajar saja Pak Mahen cukup tampan bukan.

"Sewot aja sih lo" ketus Linda

"Dasar jablay" balas Salsa berjalan santai mendahului Linda menuju mejanya

"Lu jablay, cabe-cabean" balasnya

"Bodo" balas Salsa sembari duduk

"Kurang ajar lu"

"Sudah sudah kembali kemeja masing-masing pelajaran akan saya mulai" tegas Pak Mahen

Azella hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah para teman-temannya ini, bisa- bisa nya hanya karena seorang guru menjadi seperti ini.

****

Diruangan yang cukup menyekamkan terlihat seorang laki-laki tampan yang terus mendengar suara yang cukup ia kenali dibalik ponsel genggam yang berada di meja depannya saat ini

"Baik, Terimakasih Pak. Saya menunggu kehadiran Bapak disini" ucap Buem dengan sopan

"Yah, Terimakasih" balas disebrang sana

"Udah kan Bu?" tanya Ghifar yang sudah bosan dengan semua ini, menurutnya membuang- buang waktu saja hanya masalah sepele seperti ini

"Sebaiknya kamu berubah Ghifar, Sayang kepintaran kamu sia-sia hanya karena kelakuan kamu seperti ini" jelas Pak Satya yang juga berada disana

"Sudahlah pak, yang jalani saya, yang tau hidup saya juga hanya saya, tapi Terimakasih atas masukannya, Saya izin keluar boleh?" jawabnya sopanya

Bu em, Pak Satya, dan Guru-guru yang berada disana hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Ghifar. Mereka menyayangkan sekali, mereka mau Ghifar itu tidak seperti saat ini kerena mereka tau Ghifar itu murid yang pintar hanya saja mungkin pergaulannya yang salah.

Mereka mengetahui geng motor yang saat ini diketuai oleh dirinya, maka dari situ mereka merasa Ghifar salah pergaulan.

Karena mendapat anggukan dari Buem. Ghifar berdiri dari duduknya, menyandang sebelah tas miliknya. "Permisi Bu, Pak" ucapnya

*****

Hallo semuanya, Aku kembali lagi setelah berbulan-bulan tidak muncul.
Pembaca aku masih sedikit, padahal partnya sudah banyak...
Tapi, Terimakasih banyak yaa yang sudah baca cerita aku, jangan bosan ya sama ceritanya

LOVEYOUU GUYSS MINTA JEJAKNYA YAA
⭐️⭐️⭐️

DIA LANGITKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang