7

4.1K 222 70
                                    

Selamat malam

Typo bertebaran.....













.

.










.









.








































"apakah hanya perasaaan ku saja atau memang kamu sedikit berubah..?" Mendengar penuturan dari tunangannya, Winter menutup matanya sejenak. Sedikit berpikir apakah Jaemin sudah mulai merasakan perubahannya. Aaah Winter merasa sedih dan tidak enak akan hal ini, tapi mau bagaimana lagi. Winter sedang mencoba untuk mempertahankan hubungannya dengan Jaemin, karena sumpah demi apapun Winter sangat menyesal bisa-bisanya dia terjebak dalam permainan Karina yang membuat dirinya terpojok seperti sekarang.

"Win......" panggil Jaemin kemudian. Winter menolehkan kepalanya kearah Jaemin berada, menatap sejenak wajah Jaemin dari arah samping. "Kenapa..?" Jawab Winter setelahnya kembali menghadapkan pandangan matanya kearah depan.

"katakan padaku, apa yang membuat dirimu seperti sekarang?" tanya Jaemin kembali tanpa menolehkan kepalanya, laki-laki itu masih terfokus dengan jalanan di hadapannya.

" aku tidak apa-apa "

" semuanya baik-baik saja, itu hanya perasaanmu saja....aku benaran baik-baik saja, sayang gak perlu mencemaskan hal itu, tidak ada yang berubah..kamu percaya padaku kan..?" Winter mencoba untuk menjelaskan pada tunangannya jika dirinya dalam kondisi baik-baik saja, Winter raih tangan kanan Jaemin yang terbebas dari kemudi mobil. Winter bawa telapak tangan lebar Jaemin lalu mengecup punggung tangan itu beberapa kali.

Jaemin membuang nafasnya, merasa tidak puas dengan jawaban dari wanitanya. Entah kenapa dirinya begitu yakin jika ada sesuatu hal yang sedang di sembunyikan oleh Winternya.

"Sejak saat itu..." gumam Jaemin menarik pelan tangan kanannya yang berada da genggaman kekasihnya. Winter mengerjapkan kelopak matanya beberapa kali, sedang mencerna gumaman Jaemin yang masih terdengar jelas oleh indra pendengarnya.

"Saat itu...." ulang Winter dengan nada suara yang begitu pelan. Jaemin membuang nafas kasarnya, mencengkram erat kemudi mobilnya mencoba meredam emosinya yang ingin memberontak keluar. Dengan sekuat tenaga Jaemin menahan amarahnya, dirinya tidak mau kelepasan meninggikan nada bicaranya pada Winter.

" Jaem........" panggil Winter kemudian, Winter ingin mengusap belakang kepala Jaemin namun kalah cepat karena Jaemin menghindar mengelakan kepalanya dari usapan lembut Winter.

Jaemin menepikan sejenak mobilnya di pinggiran jalan, ia tidak mau mengemudikan mobil dalam kondisi amarah yang belum bisa dia kendalikan. Winter terdiam dengan pikiran, sedangkan Jaemin terlihat beberapa kali mengatur nafasnya yang memburu. Berusaha mengatur emosinya yang tiba-tiba saja muncul.

" sejak saat itu...." Jaemin kembali mengulangi perkataannya, Winter langsung menyeritkan kulit keningnya tidak paham akan pernyataan Jaemin barusan. "Maksudmu?" Ucap Winter dengan nada pelan tidak ingin membuat Jaemin semakin terpancing emosi.

" sejak saat kamu menghilang dan memutuskan tinggal bersama dengan sahabatmu, kamu berubah Win, kamu berubah tidak seperti dulu lagi, aku bisa merasakan adanya jarak tidak kasat mata yang membatasi mu dengan ku" ungkup Jaemin kemudian, Winter ingin mengatakan sesuatu tapi terhenti karena Jaemin yang kembali menyurukan isi hatinya.

" kamu berubah, menjaga jarak dengan tunangan mu sendiri... apakah, apakah kamu sudah tidak mencintaiku lagi...? Jika memang iya, katakan padaku bagaimana caranya agar kamu bisa mencintaiku lagi...."

OBSSESION (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang