Typo bertebaran.......
.
Pintu kamar kembali terbuka, memperlihatkan Karina yang baru saja kembali dari dapur. Tadinya sih dia ingin memakan sesuatu tapi tidak jadi karena Karina mengingat gadisnya yang tergeletak lemas di tempat tidur dengan suhu ruangan dingin, Karina sangat yakin gadis kecilnya pasti sudah merasa kedinginan, Sebenarnya Karina juga tahu betul kalau gadis kesayangannya itu tidak tahan dengan udara dingin dan dengan bodohnya dia melakukan hal setega itu pada Winter.
Dan benar saja, baru juga di tinggal beberapa menit yang lalu si gadis musim dingin sudah menggigil, Karina menggelengkan kepalanya lalu segera melangkahkan kedua kakinya berjalan mendekat ke ranjang yang di atasnya ada tubuh Winter yang sedang terbaring dengan posisi terikat dan telanjang.
Karina bisa melihat kedua mata gadisnya yang terpejam dan bibirnya yang bergetar sudah cukup membuktikan jika Winter merasa kedinginan. Karina pun mengulurkan satu tangannya mengambil remot Ac dan segera mematikan alat pendingin ruangan itu, di gantikan dengan mengaktifkan alat untuk membuat suhu ruangan menjadi hangat.
Setelah itu, Karina naik keatas tempat tidur, duduk tepat di sebelah tubuh Winter yang terikat. Karina sedikit menyunggingkan senyumannya lalu menundukan kepalanya untuk meraup bibir Winter yang masih bergetar.
" sshhhh " Karina menghentikan kegiatannya, lalu membuka ikatan tali yang menjerat pergelangan tangan Winter.
" maaaf " Winter hanya melirikan matanya sejenak kearah Karina yang sedang membuka untaian tali yang melilit pergelangan tangan dan kakinya. "aku membencimu" ujar Winter sembari memutar kepalanya dengan pelan, Karina yang mendengarnya pun hanya tersenyum tipis sambil berkata "iya, aku juga mencintaimu" dengan begitu mudahnya Karina mengucapkan kalimat itu, Winter hanya menggelengkan kepalanya, dia begitu kesal dengan sikap Karina yang seperti ini.
"Pergilah..." setelah ikatan pada tangan dan kakinya terbuka, Winter langsung menyuruh Karina untuk pergi dari sini. "Dih gak mau" bukan Karina kalo gak ngebantah perkataan Winter, buktinya sekarang Karina malah membaringkan tubuhnya di samping Winter.
"Mau ngapain lagi sih" tanya Winter dengan nada bicara yang tidak bersahabat. "Belum puas kamu nyakiti aku hah" ujar Winter kembali, gadis mungil itu sekuat tenaga mendorong tubuh ramping Karina menjauh dari samping tubuhnya.
Karina yang mendengar penuturan Winter pun hanya bisa terdiam, merenung dan memikirkan segala perbuatan yang telah dirinya lakukan pada gadis yang sangat ia cintai.
" Win....." belum sempat Karina melanjutkan ucapannya, Winter terlebih dulu membalikan tubuhnya menyamping kearah lain, tidak lupa dengan selimut tebal yang menutupi seluruh tubuh Winter. Karina yang melihatnya pun hanya bisa menghembuskan nafas kasar, entah kenapa perkataan terakhir yang Winter ucapan kan kepadanya berhasil menyentil sedikit nurani Karina, hal itu membuat Karina sedikit merasa bersalah. Padahal, seingatnya Karina tidak pernah menyesali perbuatan kejam yang telah dia lakukan pada Winter. biasanya Karina akan merasa bahagia bisa melihat Winter berada di bawah kendalinya, dirinya juga tidak pernah menghiraukan segala makian dan permohonan Winter terhadapnya. Tapi sekarang, Karina tidak berkutik atas kalimat terakhir yang Winter layangkan kepadanya. Apakah Karina akan membebaskan Winter, jawabannya tentu saja tidak.
"good night" ucap Karina melihat Winter yang sudah berada dalam selimut, Karina mendekat lalu menyingkapkan sedikit selimut yang menutupi kepala Winter.