..
Winter sudah kembali pulang ke rumahnya setelah menghilang selama dua mingguan, atau lebih tepatnya setelah membuat perjanjian dengan sahabatnya Karina. Sudah lima hari Winter berada lagi di rumahnya, terlepas dari jeratan kasar yang sungguh membuat tubuh kecilnya menjadi lelah. Winter berdiri memandangi tubuh bagian depannya yang terdapat tiga ukiran nama sahabatnya yang melekat kuat pada atas payudara kanan, bawah payudara kiri dan di bawah pusar. Tidak terasa cairan bening kembali keluar membasahi wajah cantiknya, Winter masih tidak menyangka jika sahabat yang begitu dia sayangi tega melakukan hal sebejat itu pada tubuhnya.
" Winterr sayang...."
Winter langsung menghapus tetesan airmata yang membasahi kedua pipinya dengan cara membasuh wajahnya.
" Winterr......." Ternyata itu adalah suara ibunya, yang memanggil namanya dari luar pintu kamar. Posisi Winter sekarang sedang berada di dalam kamar mandi.
" ada Karina....."
Degh........
Satu nama yang baru saja di sebut oleh sang ibu membuat detak jantung Winter berdetak tidak karuan, Winter merasa takut untuk bertemu dengan sahabat baiknya itu.
" ibu, suruh Karina masuk ke kamar kamu ya" Winter menutup matanya beberapa detik, lalu membuka kembali dan langsung menyambar handuk putih yang mengait di belakang pintu kamar mandi.
Winter keluar dari dalam kamar mandi bersamaan dengan Karina yang baru saja masuk ke dalam kamarnya. Karina tersenyum simpul melihat Winter yang hanya berbalut handuk berwarna putih yang menutup tubuhnya. berbanding terbalik dengan Winter yang langsung beranjak pergi meninggalkan Karina, Winter berjalan menuju lemari pakaian miliknya, Winter harus segera mengamankan tubuhnya dari pandangan mata Karina yang begitu menyeramkan.
Karina tersenyum smrik sembari menggelengkan kepalanya pelan, Karina mulai melangkahkan kakinya untuk menghampiri Winter yang tengah memilih pakaian.
Grep......
Karina langsung memeluk tubuh Winter dari belakang, menumpukan dagunya pada bahu Winter, Winter terdiam tegang merasakan kedua tangan Karina yang melingkar erat pada perut ratanya.
" ganti baju disini saja " ucap Karina lalu mengarahkan wajahnya ke leher jenjang Winter, Karina mulai mengendus harum aroma tubuh Winter yang sudah menjadi candu untuknya. "tidak mau" ujar Winter menolak perkataan yang di inginkan sahabatnya, Karina mendengus sebal lalu menjulurkan lidahnya untuk menjilati leher Winter.
" biasanya juga kamu sering berganti pakaian di depan ku " Karina kembali mengeluarkan suaranya di sela kegiatannya yang sedang menjilat serta menggigit kecil kulit leher gadisnya yang begitu membuat dirinya mabuk akan aroma harum yang meruak dari tubuh Winter.
" itu sebelum aku mengetahui tentang kelainan seksual mu Karina "
" Aaahhhkkkk..!"
Tiba-tiba saja Winter memekik kencang atas perlakuan dua jari Karina yang begitu mudahnya menerobos masuk ke dalam inti tubuhnya, Winter begitu meruntuki dirinya yang tidak menyempatkan diri untuk memakai celana dalam sebelum dia keluar dari kamar mandi.
" biar aku perjelas bagaimana kelainan seksual yang kamu ucapkan tadi "
Karina langsung mengunci pergerakan dari gadisnya, dengan keadaan berdiri seperti ini membuat Karina lebih mudah mengendalikan tubuh Winter, contohnya seperti yang Karina lakukan sekarang. dengan sebelah kaki kanannya Karina berhasil membuat kedua kaki Winter mengangkang, cara itu mempermudah gerakan jemari nya yang sudah berada di dalam vagina Winter. satu tangannya yang menganggur Karina gunakan untuk meremas gunung kembar Winter secara bergantian. Winter tidak bisa berkilah sedikitpun, Winter juga tidak tahu sejak kapan kedua tangannya sudah terikat ke belakang seperti ini. Karina kembali memulai aksinya.
