Selamat makan siangg.... Dan selamat menikmati hidangan bacaan yang membuat kalian...?
Typo bertebaran.....
.
.
.
"bu.... Aku mau jenguk Karina dulu" Winter berjalan menuju ibunya yang tengah memotong sayuran di dapur. Perempuan paruh baya itu menoleh kearah sumber suara dan melihat Winter yang sedang berjalan kearahnya. "Iya Win... gimana kondisi Karina sekarang?" Tanya ibu Winter kemudian.
Winter menggelengkan kepala setelah dia mencium tangan ibunya untuk berpamitan. "Belum ada bu, masih sama seperti pertama kali dia masuk rumah sakit" ibunya Winter ikut merasa sedih mendengar kondisi sahabat putrinya itu. "Kamu yang sabar ya, ibu yakin jika sudah waktunya tiba Karina akan kembali sadar dari tidur panjangnya" Winter menganggukan kepala lesu menjawab perkataan dari ibunya.
"Kalo begitu Winter pergi dulu bu...."
"Iya nak, hati-hati dijalan..." Winter kembali menganggukan kepalanya. "Salam buat Karina" Winter tersenyum mendengar ibunya yang tidak pernah melupakan menitip salam pada Karina jika dia akan pergi berkunjung menemui Karina yang sedang menjalani pengobatan di rumah sakit tempatnya bekerja.
Winter melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, membelah jalanan kota yang lumayan padat karena ini merupakan jam makan siang. Pada siang hari ini, Winter akan menjenguk dan menemani sahabatnya Karina yang masih dalam masa koma setelah kecelakaan mengerikan itu terjadi.
Hanya membutuhkan waktu tiga puluh menit saja Winter sudah sampai di perkarangan rumah sakit yang cukup luas. Si gadis mungil memutuskan untuk memarkirkan mobilnya dibawah pohon besar nan rimbun yang tidak terlalu jauh dari lobi rumah sakit.
"Siang dokter Winter" ucap salah satu perawat yang bertugas di tempat registrasi ruangan ICU. sedangkan satu perawat lagi hanya tersenyum kearah Winter.
"Selamat siang kembali twins suster" jawab Winter dengan menampilkan senyuman manis yang mampu membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona. Winter begitu menyukai kakak beradik mempunyai cita-cita yang sama, si kembar alena dan alana. "dokter Winter mau jenguk sahabatnya lagi yaaa?" Tanya alana berseru setelah tadi dia hanya memamerkan senyumnya saja. Winter menganggukan kepala.
"Sepuluh menit yang lalu dokter Jaemin baru keluar dari ruangan Karina" ucap si imut alena memberitahu Winter jika Jaemin baru saja selesai memeriksa kondisi dari sahabatnya itu. "Oh iya, dokter Jaemin memang ada jadwal cek keadaan Karina siang ini" kedua perawat itu menganggukan kepala paham akan jawaban yang berikan oleh dokter muda yang cantik dan baik hati itu.
"Saya permisi masuk ruangan Karina dulu" pamit Winter pada si kembar alena dan alana. Mereka berdua pun berdiri lalu tersenyum kearah Winter yang mulai meninggalkan tempat tugas mereka.
"Kasihan ya dokter Winter, di hari spesialnya dokter Winter harus mendapat kabar jika sahabatnya mengalami kecelakaan saat pergi ke acara pernikahannya" ucap alana memelankan nada bicaranya merasa tidak enak jika dokter muda itu mendengar perkataannya. "Iya, kasihan... takdir memang kejam, tapi aku salut sama dokter Winter yang tetap tegar menjalani semuanya"
.
.
Suasana ruangan putih, bau obat-obatan yang di iringi suara dari mesin pendeteksi jantung yang sudah menjadi makanan sehari-hari seseorang yang baru saja masuk kedalam kamar inap seorang gadis yang masih enggan untuk membuka kedua matanya. Winter mulai melangkah kedua kakinya menuju ranjang yang beberapa hari ini menjadi penopang tubuh sahabatnya. Winter menyimpan tas selempang dan sebotol air mineral di atas lemari kecil samping tempat tidur Karina, Winter menarik lalu mendaratkan bokongnya untuk duduk pada kursi yang sudah disediakan.