i─musashi

18 5 2
                                    


Takeru dipindahkan ke ruangan khusus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Takeru dipindahkan ke ruangan khusus. Ruangan yang sempit, dengan batang-batang besi sebagai pintunya, sehingga Takeru tidak bisa keluar.

Takeru meringkuk di ruangan itu, yang luasnya hanya satu tatami. Manusia-manusia itu melemparkan tubuh Takeru ke dalam ruangan itu begitu saja. Setelah menyita pisau peralatan miliknya.

Mereka kemudian pergi. Menghilang entah ke mana. Suasana menjadi sepi. Sangat sepi.

Takeru diberikan makanan dan minuman, tapi ia tidak menyentuhnya. Takeru duduk diam. Yang ada di kepalanya hanyalah Mako. Takeru menyesal tidak bisa menguburkan Kubo. Mungkin sekarang tubuhnya sudah mulai membusuk.

Menjelang malam, manusia yang berbahasa sama dengan Takeru datang berkunjung. Ia mengamati makanan yang tidak tersentuh itu.

Manusia itu lantas berjongkok, mendekati Takeru, tapi dibatasi pintu berupa batang-batang besi.

"Namaku Musashi. Siapa namamu?" Tanya manusia itu.

Takeru tidak menjawab.

"Makanlah. Kami tidak meracuni makanan itu. Airnya juga bersih. Kau pasti lapar."

Takeru masih bergeming. Manusia bernama Musashi itu melirik ke kiri dan ke kanan.

"Sebenarnya aku tidak tega melihatmu terkurung di penjara ini. Tapi apa boleh buat. Pemimpin pabrik ini memutuskan demikian. Beberapa hari ini, kejadian aneh terjadi." Musashi berbisik kepada Takeru.

"Orang-orang menghilang begitu saja. Tidak pernah kembali dan tidak pernah ditemukan." Lanjutnya.

Takeru masih membisu.

"Dan mereka mencurigai kau sebagai pelakunya." Lanjut Musashi.

"Aku hanya ingin Mako kembali." Takeru bersuara.

"Bisa jadi, penyebab hilangnya orang-orang itu sama dengan penyebab hilangnya adikmu." Musashi berujar.

Takeru tertegun sejenak. Apa yang sebenarnya terjadi?

Suara langkah kaki manusia terdengar dari kejauhan. Musashi segera bangkit.

"Aku tidak bisa berlama-lama di sini. Aku harus pergi."

Musashi langsung melangkah, lalu berlari, dan menghilang di balik dinding batu.

Rimba SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang