"Kenapa mereka terus mengerubungi Taerae?" Gumam Yejin kesal.
"Memangnya Taerae selebriti? Dasar cewek-cewek norak!" Yejin lanjut mengomel.
"Kau ngomongin orang sama tembok?"
"Akh!" Yejin terkejut karna Ricky yang muncul entah dari mana berbisik di telinganya.
"Kau gila ya?" Marah Yejin mencoba menahan suaranya, dia tidak ingin ketahuan oleh Taerae.
"Kau yang gila. Gelagatmu aneh sekali. Apa yang kau lakukan mengintip kedalam kelas di lorong yang banyak orang ini? Apa kau penguntit?" Tanya Ricky tak habis pikir. "Siapa sih yang kau liat?" Ricky melihat kedalam kelas, sekarang dia paham kenapa Yejin misuh-misuh dengan tembok.
Taerae duduk disudut kelas dengan teman-teman barunya. Dia populer sejak bernyanyi di festival sekolah tiga hari lalu. Dan kebanyakan dari mereka adalah perempuan.
Tanpa sadar Ricky ikut memasang posisi untuk mengintip Taerae. Sekarang mereka jadi dua orang aneh yang melebarkan kaki di lorong sekolah agar tidak ketahuan mengintip dari jendela oleh Taerae.
"Kenapa kau mengintipnya begini? Kau kan bisa bicara langsung padanya." Bisik Ricky masih memperhatikan gerak-gerik Taerae.
"Aku ingin tapi aku tidak bisa." Yejin balas berbisik seakan-akan Taerae akan mendengar mereka.
"Kenapa?"
"Aku melanggar janjiku sendiri untuk menonton penampilannya saat festival sekolah kemarin, Gunwook tiba-tiba menarikku pergi padahal Taerae baru saja mulai bernyanyi." Yejin membalikkan badan dan bersandar lesu pada tembok kelas. "Aku paling benci jika seseorang melanggar janji, tapi aku malah melakukannya dan sekarang aku nggak tau harus berbuat apa." Yejin menghela napas lesu.
Pasalnya Taerae tidak menghubunginya sama sekali, tidak ada pesan atau panggilan darinya, dia juga tidak bisa ditemukan kemanapun Yejin mencarinya. Yejin takut Taerae marah dan tidak ingin bicara dengannya lagi.
"Kenapa kau tidak bicara langsung padanya?" Ricky kembali berdiri normal.
"Aku tidak tau harus bilang apa dan aku juga takut dia bakal marah." Yejin menatap Ricky sedih.
"Kumpulkan keberanianmu dan bicara dengannya. Mungkin dia ingin kau yang bicara duluan." Ricky menggoyangkan bahu Yejin untuk memberi semangat.
~••°°••~
Kegalauan Yejin ternyata berlanjut lebih lama. Seharian ini dia berusaha mengumpulkan keberanian tapi menatap Taerae saja dia tidak berani, Yejin berakhir di bilik toilet sekolah meruntuki diri sendiri.
"Kenapa susah sekali?" Rengek Yejin menghentakkan kakinya. Dia sudah duduk diatas toilet selama 30 menit tapi masih tidak tau apa yang harus ia lakukan.
"Aku pikir aku menyukai Kim Taerae."
Telinga Yejin berdiri saat mendengar nama Taerae disebut oleh gadis yang baru saja masuk kedalam kamar mandi.
"Tiba-tiba? Kau suka cowok populer, ya? Haha.."
"Tidak, aku sudah memperhatikannya dari lama tapi tidak yakin dengan perasaanku, saat melihatnya tampil kemarin aku jadi yakin dengan perasaanku."
Kenapa mereka bergosip tanpa melihat sekitar, sih? Aku akan jadi orang aneh kalau ketahuan mendengar mereka. Batin Yejin.
"Kim Taerae itu tampan, dia juga manis dan ramah."

KAMU SEDANG MEMBACA
Sour Grapes | Kim Taerae ZB1
Teen FictionAku yang menyukaimu dengan mudah dan kamu yang menyukaiku lebih dulu, bukankah kisah ini sempurna? Aku harap kisah kita akan berjalan indah, seindah suaramu saat bernyanyi untukku. •semi baku ⚠️HISTUS⚠️