Am I Cute?

114 15 0
                                    

"Kim Taerae, mau taruhan basket denganku?" Gunwook yang tiba-tiba masuk ke dalam kelas Yejin tanpa basa-basi langsung menantang Taerae.

Taerae yang sedang sibuk menjelaskan kepada Yejin dan Ricky tentang rumus matematika tidak mereka mengerti mengangkat kepala, ia melepas kacamatanya sebelum menjawab pertanyaan Gunwook. Taerae menghembuskan napas lelah sambil menggelengkan kepalanya.

"Kenapa aku harus buang-buang waktu bertanding dengan kapten basket? Bukankah hasilnya sudah jelas? Tentu saja aku yang akan kalah."

"Jangan jadi pengecut, ayo kita coba dulu!" Gunwook tidak menyerah begitu saja.

"Hei, Park Gunwook, jangan ganggu kami dan pergi sana!" Usir Yejin yang merasa kesal dengan omong kosong yang Gunwook ucapkan.

"Tidak, jangan pergi. Sini, bergabung dengan kami, aku yakin kau juga tidak mengerti materi ini." Ricky memberi pendapat.

"Ricky benar, karna UAS sudah didepan mata, bukannya belajar lebih penting dari pada bertanding basket?" Taerae tersenyum miring, sengaja membuat Gunwook kesal.

Gunwook sedikit kesal tapi setelah berpikir kembali, Taerae dan Ricky ada benarnya jadi ia mengalah dan ikut belajar bersama dengan Yejin, Taerae dan Ricky.

Sejak malam mereka bermain bersama, Taerae dan Gunwook sering bersama karna keduanya hanya mengekor kemanapun Yejin pergi. Orang-orang mungkin melihat seakan-akan Yejin dijaga oleh dua pria perkasa tapi kenyataannya Yejin seperti mengasuh dua bocah yang kerjanya bertengkar terus. Mereka selalu berlomba untuk membuktikan siapa yang lebih unggul.

Awalnya Yejin merasa terhibur melihat pertengkaran kekanak-kanakan itu tapi semakin lama rasanya dia muak dan jadi kesal setiap kali mereka mulai bertengkar. Namun Yejin juga senang dan bersyukur melihat perkembangan hubungan Taerae dan Gunwook, dia benar-benar ingin sahabat dan orang yang ia sukai bisa berteman akrab.

Waktu berlalu dengan cepat, setiap hari hanya di isi dengan belajar, belajar dan belajar. Tidak ada yang ingin gagal di ujian kali ini karna peraturan untuk masuk perguruan tinggi yang semakin ketat setiap tahunnya.

Yejin memijat keningnya yang berdenyut, ia melirik jam di atas meja belajarnya. Sudah pukul dua malam, perutnya keroncongan, Yejin baru sadar ia belum makan apa-apa sejak siang tadi. Ia langsung lanjut belajar saat sampai di rumah sepulang dari sekolah. Dua hari sebelum ujian akhir semester, tidak boleh ada waktu yang terbuang sia-sia, bahkan untuk makan atau ke kamar mandi, begitu pikir Yejin. 

Yejin selalu keras pada dirinya setiap kali akan melaksanakan ujian.  Gunwook yang tau dengan kebiasaan Yejin tersebut menyuruh Yejin menelponnya saat ia selesai belajar.

Yejin meraih ponselnya dan menelpon Gunwook.

"Ya.. Siapa ini?"

"Ah, kau sudah tidur? Kalau begitu, selamat malam." Yejin ingin mematikan panggilan itu tapi Gunwook dengan cepat tersadar dari kantuknya.

"Sebentar!! Tunggu jangan dimatikan dulu!" Cegah Gunwook, Yejin menurut.

"Ah.. jam berapa ini? Jam satu?! Dan kau baru selesai belajar?!"

"Biasanya kan aku selesai jam 3 atau 4, ini sudah termasuk cepat, tahu."

"Okey, anggap itu kabar baik. Kau sudah belajar seharian di sekolah kenapa memaksa untuk belajar di rumah lagi? Jangan menyiksa dirimu seperti itu. Kau sudah makan?"

"Belum..."

"Wah.. Anh Yejin, kau benar-benar ingin tumbang di hari ujian ya?"

"Aku bukannya sengaja, hanya saya kalau sedang stress belajar seperti ini rasa lapar di tubuhku hilang begitu saja."

Sour Grapes | Kim Taerae ZB1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang